4; Who is Your Heart For?

587 93 14
                                    

Jatuh cinta itu rumit, memusingkan, apalagi bagi orang yang malah dapat jatuhnya doang, cintanya enggak.

Hari ini aku sudah berangkat sekolah, setelah dua hari absen karena tidak dibolehkan berangkat oleh bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini aku sudah berangkat sekolah, setelah dua hari absen karena tidak dibolehkan berangkat oleh bunda.

Jungwon sekarang sedang berjalan di sampingku, aku dan dia berangkat bersama. Seperti biasanya. Sekolah juga sedikit sepi karena masih pagi.

"Yakin mau sekolah?" Tanyanya, sebuah pertanyaan yang dari kemarin ia tanyakan berulang kali.

"Kamu udah tanya itu puluhan kali, lagian sudah di sekolahan juga. Masa iya mau pulang?"

"Jangan makan makanan sembarangan dulu. Bawa bekal dari bunda kan?"

"Iya, bawa."

Aku sampai di depan kelasku, tepat di depan pintu aku menatapnya.

"Sudah sampai."

"Ya sudah masuk," dia tersenyum. Sebuah senyuman yang kuharap bisa kumasukan dalam saku seragamku untuk kupajang di dinding kamar.

Dia mengusap pelan pucuk kepalaku, dia manis, masih seperti biasanya. Biasanya seperti ini, aku juga seharusnya biasa saja, tapi tidak dengan detak jantungku yang sudah tidak biasa lagi. Aku takut sampai dia mendengar karena saking kerasnya berdetak.

Aku mengambil tangannya yang masih berada di atas kepalaku.

"Ga boleh gitu, nanti Wonyoung cemburu."

Dia sedikit tersentak ucapanku, tapi tak urung dia tersenyum lagi. "Biasanya juga gini."

Iya, biasanya juga seperti ini. Tapi hatiku sudah tidak seperti biasanya lagi.

"Aku pergi." Pamitnya, aku hanya mengangguk sebagai balasan dan melihat dia mulai berjalan menuju kelasnya. Di persimpangan koridor, Won-young datang dan langsung memeluk tangan Jungwon.

Kulihat mereka berdua sama-sama tersenyum lebar, laki-laki itu mencubit pelan pipi Won-young dan mengacak gemas rambutnya. Mereka berdua terlihat berbicara, tapi aku tak bisa mendengarnya karena sudah terlalu jauh.

Sampai kedua tubuh itu menghilang di belokan menuju kelas mereka. Aku tersenyum sendu, sepertinya memang benar bahwa tidak ada sebuah persahabatan yang benar-benar persahabatan antara perempuan dan laki-laki, salah satunya pasti punya perasaan yang lebih.

Dan disini, aku yang berperan menjadi seorang sahabat yang punya perasaan lebih pada sahabatnya.

-

You're Missing [Re-upload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang