Tekan bintang di pojok kiri bawah untuk mendapatkan Sunghoon. (Bagi dua sama saya HAHA)
*****
Desember selalu saja dingin, payah. Dan dari semua musim, salju adalah cuaca yang paling Sunghoon benci. Alasannya sederhana, karena Sunghoon sudah kehilangan kehangatan di akhir tahun. Tidak ada lagi kopi hangat di malam hari dan percakapan sederhana paling menyenangkan, walaupun menyenangkannya hanya bisa terasa sekarang. Wajar kan? Manusia memang begitu, suka menyesal.
Gelanggang es sekarang tak bisa membuat ia sebahagia dulu, menyapa sepatu skating juga tak semenyenangkan dulu. Karena hal-hal baik yang terlalu indah dulu, berubah biasa saja sekarang. Bukan karena perasaanya berubah, tapi karena mengingat-ingat adalah pekerjaan paling melelahkan, padahal yang di ingat-ingat adalah hal yang indah, ya karena itu, melelahkan karena yang indah hanya bisa diingat, bukan diulang.
Sunghoon mendongak, membiarkan buliran salju putih menjamah wajah sesukanya. Rasa dingin menjalar dari mana-mana, karena kehangatan yang laki-laki itu harapkan tak kunjung datang.
Ngomong-ngomong tentang musim dan cuaca. Sepertinya musim gugur lebih cocok untuk Sunghoon. Musim gugur yang lalu, yang mampu membuat ia jatuh cinta padanya. Musim gugur yang mengingatkannya pada gadis penyuka es krim mintchoco. Yang namanya juga berarti musim gugur, katanya, karena dia membuat ibunya gugur sebelum bersemi.
Akhir-akhir ini Sunghoon sadar, tidak semua bunga mekar di musim semi. Bunga Cosmos misalnya, Bunga Cosmos hanya mekar di musim gugur, biasanya baru mulai mekar saat memasuki bulan Oktober. Mungkin saja Ibu Gaeul bunga Cosmos, jadi perumpaman Gaeul salah.
Hoodie laki-laki itu berselimut salju putih, tiap nafas yang ia tarik terlihat, udara saja sampai membeku, bagaimana kabar hatinya?
Jalan trotoar Seoul di malam hari tidak pernah sepi. Payung-payung bersentuhan ketika manusia jalan bersimpangan. Dari banyaknya payung dan mereka yang sibuk menghindari salju, Sunghoon memilih duduk di kursi yang berada di bawah pohon maple. Menghela nafas dan memperhatikan nafasnya membeku di udara.
"Gaeul, Desember sekarang menyebalkan."
Seorang gadis dengan dress putih tipis ikut duduk di samping Sunghoon. Tangannya menangkap buliran salju, yang saat hinggap langsung mencair di buatnya. Coba tebak siapa ia?
"Kabarku baik, bagaimana kabarmu?" Sang gadis bertanya, salju putih mampir di rambut panjangnya yang terlihat mengkilap diterpa kemuning lampu jalan.
Sunghoon membeku, lalu sepersekian detik setelahnya ia tersenyum. Tersenyum dengan sangat hangat. Senyuman yang akhir-akhir ini hilang.
"Kabarku buruk, sepertinya selamanya akan begitu."
"Selamanya akan buruk?"
Sunghoon mengangguk. Memperhatikan uap panas segelas kopi di dalam cafe yang terlihat dari balik jendela besar. Juga sepasang kekasih yang mungkin sedang dimabuk asmara, terlihat dari bagaimana mereka berdua berbagi pandang.
"Selamanya itu lama banget, tau." Sang gadis berbicara lagi, sementara sang laki-laki sibuk dengan tebakan di dalam kepalanya sendiri.
"Bagaimana disana?" Tanya Sunghoon kemudian. Ia termenung, memperhatikan buliran salju yang semakin lama menumpuk di jalan.
"Indah, menyenangkan, ngga ada apapun yang bisa melukaiku. Aku bertemu ayah dan ibu." Suara ceria yang Sunghoon dengar justru membuatnya ingin menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Missing [Re-upload]
Fiksi PenggemarMenghilang atau kehilangan, menyakiti atau disakiti, kamu pilih yang mana?