Chapter 31

1.3K 191 6
                                    


Demi apa dari tadi Isa kgk ada bukan wp eh pas buka keinget blm update :v

Btw lagi seneng banget njir di folbek ama author fanfic bnha terkenal terhura aku huhuhuu

ok sekian bacotan Isa langsung ae selamat membaca readers~

Chisa POV

Setelah berganti kostum kami dikumpulkan disebuah ruang dimana staf HPSC yang kebetulan kukenal yaitu, Mera-san menjelaskan peraturan ujian pertama dan rasa lelahnya.

Berbeda dari tahun sebelumnya. Ujian kali ini hanya 1% yang akan mendapat lisensi sementara. Dari 1500 lebih murid disana hanya 100 orang yang akan menerima lisensi.

Pernyataan itu membuat banyak dari teman-temanku kaget.

Setelah itu ruangan tertutup tadi terbuka. Disana tampak lokasi bangunan, pabrik, gunung dan hutan. Kami bebas memilih lokasi mana yang akan kami tuju.

Sebelum itu, kami sudah diberi 3 tombol dan 6 bola. Aturan ujian pertama adalah kami harus mengenai bola ini pada tombol lawan. Dan apa bila ke 3 tombol milik masing-masing menyala, berarti gagal.

Begitu tombol dan bola dibagikan, Bakugo dan teman-temannya memisahkan diri lalu Todoroki juga.

Aku tau apa yang akan terjadi disini karena aku juga pernah ikut staf HPSC ke ujian lisensi sementara beberapa tahun yang lalu.

Disini. Hal yang pertama akan dilakukan siswa dari sekolah lain adalah, manghancurkan UA.

Aku memilih memisahkan diri dan menuju area terbuka sepeti bukit atau dibaliknya.

"Chisa-chan! Kita harus tetap berasama-"

"Ya, hati-hati buat kalian, aku bisa jaga diri kok! Btw bersiaplah untuk serangan!" setelah berkata itu aku pergi dari sana. Meninggalkan teman-temanku dengan raut bingung.

Dan tak jauh aku pergi anak-anak yang sempat bersalam-salaman dengan teman-temanku langsung menyerang mereka.

Aku merasa seorang anak diantara mereka memperhatikanku. Tapi kuabaikan dan menjauh dari sana.

***

Aku akan pergi kebukit... itu kataku tapi sepertinya rencana ku dibatalkan karena gempa bumi buatan yang dibuat senpai menyeramkan dari Ketsubutsu itu.

Dan akhinya aku beralih keperkotaan, omong-omong aku pake barier tembus pandang dan sekarang aku tak terlihat.

Aku melompat dari atap keatap bangunan, tak jauh dari ku ternyata ada Inasa juga. Aku berniat menyapanya tapi tampaknya ia sedang berburu jadi ku batalkan rencana ku lagi.

'Ayo berburu juga!' Batinku

Dari atas sini aku menemukan 3 orang siswa yang sedang mengendap-endap. Aku melompat dari atap dan langsung turun didepan mereka.

"Waoh! Kaget aku..."

"Hee, anak UA, ya? Sendiri lagi ini akan mudah."

Walau bilang begitu mereka malah muncur kebelakang.

Aku menutup kepala ku dengan hoodie dan masker, jadi gak ada yang tau jelas aku siapa.

Aku berlari menuju mereka. Salah satu dari melempar bolanya kearah tombolku yang berada dipusar, paha kiri atas dan perut sebelah kanan.

Aku berhasil mengelak dari lemparannya tapi bola itu kembali padanya. seperti permen karet.

Itu berguna banget untuk ini!

Tiny Light-BNHA OC Story (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang