"huhuhu, tolong... siapa pun.. an-anak itu... dia monster, aku tak sanggup lagi hiks huhuhu" Sorang wanita paruh baya menangis tersedu-sedu dengan latar belakangnya kobaran api dan bangunan-bangunan runtuh, disertai juga dengan suara mobil pemadam kebakaran, ambulan dan mobil polisi menggema disudut kota Kyoto.
Para prohero telah mengevakuasi warga disekitar daerah kebakaran. Menyisakan satu orang lagi yang masih terjebak didalam rumah besar itu.
All Might memasuki tanah yang telah menghitam bekas kebakaran. Tak jauh dari sana, seorang anak kecil sedang meraung-raung dengan beberapa garis hitam melingkar ditangan, kaki dan wajahnya.
Setiap kali tangannya memukul udara kosong, benda hitam bergerak sesuai gerakan tangannya dan merusak semua yang terkena benda itu.
All Might semakin mendekati si anak perempuan yang mengabaikan keberadaannya dan terus merusak sekelilingnya.
All Might beberapa kali terkena sebetan benda hitam yang terlihat seperti cambuk raksasa, namun hanya berusaha bertahan sambil mendekati gadis itu.
Api yang menerangi malam disudut kota Kyoto telah padam, mengembalikan kegelapan malam. Membuat sang prohero No.1 kesulitan menghindari cambuk yang sama gelapnya dengan malam.
Namun semakin All Might mendekat, semakin jelas wajah kecil gadis itu yang telah berantakan dengan abu, darah, keringat dan air mata gadis itu. ia meraung-raung seakan berteriak minta tolong.
All Might pun sampai didepan sang gadis yang terus menyerangnya membabi buta. Pupil mata gadis itu kosong, hanya menampakkan warna putih. Rambut hitam kusut menutupi sebagian wajahnya.
All Might merentangkan tangannya lalu memeluk tubuh kecil gadis itu. cambuk hitam gadis itu tak berhenti memukuli punggung All Might.
"Sekarang semuanya baik-baik saja Chisa. Karena aku sudah disini" Bisik All Might pada gadis yang dipanggil Chisa itu.
Perlahan raungan binatang buas Chisa menjadi suara isak tangis gadis normal. Cambuk hitam itu berhenti menghancurkan sekitarnya. Rambut hitamnya memutih bersamaan terbitnya matahari dari ufuk timur, matanya kini kembali normal dan perlahan menutup.
Malam itu seekor monster telah berhasil dijinakkan.
8 tahun kemudian.
Ng...
"Chisa bangun, sudah pagi!" Yagi Toshinori a.k.a All Might berteriak dari bawah tangga, untuk membangunkan putri angkat yang sudah ia besarkan selama 8 tahun.
Terdengar suara serak yang manis dari lantai atas "Haa'i~Ima iku~"
Chisa bangun dari kasurnya dan langsung menuju kamar mandi, memakai seragam UA nya lalu turun kebawah.
Didapur All Might yang menggunakan apron bermotif kuncing putih duduk sambil menikmati secangkir teh.
"Pagi, ayah"
"Pagi, Chisa. Duduk dan sarapanlah dulu" Gadis bersurai putih itu duduk dan menikmati roti bakar buatan ayah angkatnya.
"Ayah..."
"Hng? Apa itu Chisa?" Chisa terlihat ragu-ragu sebelum membuka mulutnya lagi.
"Ah tidak ayo kita berangkat sekarang, aku penasaran dengan teman sekelas ku!"
Dan mereka pun berangkat menuju UA.
***
Sreek
Chisa membuka pintu kelas 1-A, mata birunya meneliti keseluruh penjuru kelas. Sudah lumayan banyak siswa yang ada disana. Chisa mengabaikan tatapan mereka yang melihat kearahnya. Chisa sudah terbiasa dengan tatapan itu, apa lagi title 'anak angkat All Might' atau 'Penerus All Might' semakin memperparahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiny Light-BNHA OC Story (Tamat)
Novela Juvenil⚠️SAMBUNG BOOK 2 (Brigther ?)⚠️ Aku menjadi hero untuk melindungimu. Hanya itu saja. tapi mereka membawaku kedunia yang baru. "Apa makna menjadi Hero?" *Warning! -BNHA milik Kohei Horikoshi! -semua gambar/Foto semua ku tambil di Pinterest bukan mil...