╯︿╰
Author POV
Begitu pertandingan dimulai, Todoroki membentuk tusukan-tusukan es beruntun menuju Midoriya. Tapi, Midoriya dengan mengorbankan satu jarinya dan menggunakan One For All, gundukan es itu hancur sebelum mencapai dirinya, bahkan angin yang tercipta mendorong mundur pecahan es itu kepada Todoroki. Dan hal ini terus berulang selama beberapa kali.
Todoroki berlari menuju Midoriya, Midoriya sedikit terlambat mengelak sehingga kakinya terperangkap. Midoriya langsung menggunakan tinjunya dengan 100% One For All dan menghancurkan gundukan es yang tadinya hendak menelannya. Bahkan angin super kuat tercipta dari itu dan memukul mundur Todoroki berkali-kali.
Midoriya sudah menghancurkan tangannya. Todoroki pun meluncurkan es penghabisannya. Tapi Midoriya tak berhenti sampai disana. Dengan menggunakan 'lagi' jarinya yang sudah patah, Midoriya menggunakan One For All untuk menghancurkan es Todoroki.
Chisa frustasi melihat jari-jari Midoriya.
Ia mendengar percakapan yang dilakukan 2 orang itu.
'Apanya yang belum terluka?' Batin Chisa sambil menggigit bibirnya.
Todoroki berlari kearah Midoriya, namun kali ini lebih lambat karena sebagian tubuhnya membeku. Begitu Todoroki mendekat, Midoriya menggunakan One For All sekali lagi namun dengan pengendalian sehingga tangannya tidak hancur. Lalu meninju tepat diperut Todoroki.
Chisa semakin frustasi melihat jari-jari Midoriya.
'Apa dia pikir recovery girl bisa menyembuhkannya?' Batin Chisa lalu ia berdiri dari kursinya.
"Are? Chisa-chan mau kemana" Tanya Uraraka.
"Aku harus menghentikan pertandingan ini!" Balas Chisa membuat semua tersentak. Begitu Chisa melewati Bakugo. Bakugo menahan tangan Chisa.
"Apa-apaan ini Bakugo!" Chisa menatap sinis kearah Bakugo. Sedangkan yang ditatap hanya memandang biasa.
"Duduk, itu bukan pertarunganmu, hanya karena kau anak All Might bukan berarti kau bisa menghentikan pertarungan ini seenaknya" balas Bakugo.
"Tapi! Tangan Midoriya sudah tak bisa diselamatkan! Bahkan dengan quirk recovery girl, dampak dari lukanya akan tetap ada atau bahkan lebih buruknya dia tak akan bisa menggunakan jari-jarinya lagi!" Ujar Chisa dengan penuh penekanan. Teman-teman Midoriya sontak berkeringat dingin. Situasi terburuknya adalah jari-jari Midoriya tak bisa digerakkan lagi. Itu sudah cukup untuk menghentikan pertandingan ini.
"Tetap saja kau tidak punya hak untuk menghentikan mereka! Jika kau menghentikan mereka sekarang, itu hanya akan meningkatkan keinginan mereka untuk bertanding ulang!" Jelas Bakugo.
Wajahnya tampak frustasi. Baru kali ini Chisa menampakkan emosi seperti itu pada mereka. Bakugo menarik tangan Chisa dan membuatnya duduk disampingnya.
"Lihat dan perhatikan mereka dengan baik. Jangan lakukan apa pun" Ujar Bakugo. Wajah Chisa menggelap, ia tak ingin melihat pertandingan itu lagi, tapi dia harus. Chisa menggigit bibirnya. Bakugo melihat itu dan menyuruhnya berhenti.
Chisa masih dapat mendengar jelas apa yang 2 orang diarena itu bicarakan. Chisa mengerutkan keningnya.'Demi itu kau...?'
Midoriya maju dan menyundul perut Todoroki hingga membuatnya tersentak.
Tubuh Shoto mulai membeku akibat terlalu banyak menggunakan esnya.
Chisa berdiri dari kursinya lagi. Ia tak tahan melihat teman-temannya terluka separah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiny Light-BNHA OC Story (Tamat)
Roman pour Adolescents⚠️SAMBUNG BOOK 2 (Brigther ?)⚠️ Aku menjadi hero untuk melindungimu. Hanya itu saja. tapi mereka membawaku kedunia yang baru. "Apa makna menjadi Hero?" *Warning! -BNHA milik Kohei Horikoshi! -semua gambar/Foto semua ku tambil di Pinterest bukan mil...