Chapter 14

2.2K 298 12
                                    


Author POV

Tak berasa sudah sejam lebih Chisa bermain dengan anak-anak, ia pamit lalu menuju kamar Todoroki-san. Tepat sekali, Todoroki juga keluar dari sana.

"Udah?" Tanya Chisa singkat dan dibalas dengan anggukan.

Mereka berjalan dalam diam. Sesekali Todoroki bertanya apa keluarganya tau? Atau sejak kapan Chisa mulai mengunjungi ibunya? Chisa menjawab pertanyaan-pertanyaan Todoroki dengan singkat. Tak lama mereka sampai distasiun kereta.

"Ja, aku pergi sekarang" Chisa pamit lalu melenggang pergi, tapi sebelum itu. Todoroki menahan tangannya.

"Tunggu" Chisa berbalik, menatap tangannya yang ditahan oleh Todoroki. "Kenapa... Kau senang aku menggunakan apiku?" Todoroki menatap dalam-dalam mata safir Chisa, berharap dapat membaca apa yang ada dipikirannya.

"Kita teman bukan? Teman macam apa yag tidak senang melihat temannya lepas dari rantai yang mengikatnya?" Chisa memandang Todoroki dengan percaya diri, Todoroki merasa sudut hatinya tertusuk, dia ingat dengan jelas ketika ia mengatakan pada Midoriya kalau ia tak menganggap Chisa sebagai temannya.

Iri hati menggelapkan matanya dan membuatnya melupakan kata-kata yang ia sendiri katakan dulu.

"Karena kita adalah teman!" Ucap Todoroki kecil

Todoroki tersenyum lembut. "Benar kita adalah teman." Ucap Todoroki, Chisa ikut tersenyum lalu masuk kedalam kereta.

***

Dikelas 1-A anak-anak mulai asik membicarakan efek festival olahraga. Berkat itu dalam sehari mereka langsung terkenal. Chisa mengantuk karena semalam bergadang menyelesaikan sesuatu. Chisa membenamkan dirinya didalam jaket abu-abunya. Sampai teriakan histeris Sero membangunkannya.

"Uuh Sero urusai, hooam" Chisa menguap lebar sampai setitik air mata keluar dari ujung matanya.

Suara pintu terbuka mengalihkan Chisa. Aizawa sensei masuk dengan perban yang sudah dilepas semua.

"Pagi" Sapa Aizawa sensei dengan suara malasnya.

"Selamat pagi" Balas satu kelas.

"Kero? Aizawa sensei, perbannya sudah dilepas semua, ya. Syukurlah." Ujar Tsuyu dengan jari telunjuk didagunya.

"Perawatan si nenek aja yang lebay. Yang lebih penting, dipelajaran Informasi Pahlawan hari ini, lumayan spesial loh" Ujar Aizawa sensei.

'Ini dia!'

'Spesial? Ulangan dadakan? Jangan sampai, lah...' Batin Kaminari yang udah panik sendiri.

'Padahal dimapel Peraturan Pahlawan aja, aku sama sekali gak paham...' Batin Kirishima

"Kode nama. Penentuan julukan pahlawan." Ujar Aizawa sensei. Sontak beberapa anak dengan semangat melompat dari kursinya. "Ini pembahasan paling ditunggu!" Teriak mereka bersamaan, membuat Chisa yang mojok dibelakang menutup kedua telinganya. 'Kok mereka heboh banget sih?!' batin Chisa.

Aizawa sensei mengaktifkan quirknya, dengan mata merah dan rambut yang naik sontak mereka yang asik mengheboh duduk rapi seketika. 'Good job Aizawa sensei' Batin Chisa sambil mengacungkan jempol.

"Selain itu, ini ada kaitannya dengan perekrutan pahlawan pro yang kubahas tempo hari lalu." Rambut Aizawa sensei kembali normal lalu ia lanjut menjelaskan. "Hal pokok yang dinilai dalam perekrutan adalah banyaknya pengalaman, lalu akan direkrut resmi saat kalian kelas 2 atau 3. Dengan kata lain, perekrutan kalian para murid kelas 1 kali ini adalah...bisa dibilang ketertarikan mereka terhadap potensi kalian dimasa depan. Jika ketertarikan itu menurun sebelum sampai kelulusan, ada juga yang tiba-tiba membatalkan begitu saja." Jelas Aizawa sensei panjang lebar.

Tiny Light-BNHA OC Story (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang