Chisa POV
Aku terbangun dari tidurku tapi entah kenapa aku tidak berada didalam kamar asrama melainkan ditempat serba putih kosong. Sudah kuduga aku akan datang kesini, mengingat kemarin aku menggunakan terlalu banyak.
Ini bukan tempat asing bagi ku. Sebelumnya aku sudah beberapa kali kesini setelah terlalu banyak menggunakan quirk. Anehnya, setelah bangun aku melupakan semua ini namun begitu aku kembali kesini, semua ingatan yang kuhabiskan disini muncul dikepalaku.
Orang disekitarku bilang, kalau saat itu aku akan lupa ingatan lalu setelah beberapa jam aku kembali seperti semula dan melupakan yang terjadi. Ku harap 'aku' yang diluar sana membaca buku itu.
Aku bangkit dari posisi terlentang dan memandang kesekitar. Dari kejauhan tampak surai kemerahan berlari kearahku lalu berhenti semeter dari ku.
Rambutnya berwarna merah ruby dan matanya berwarna hijau zambrut. Walau begitu, wajahnya tampak persis seperti ku, tidak, lebih cocok dikatakan kalau itu aku versi 2 atau 3 tahun lebih dewasa dengan warna rambut dan mata yang berbeda.
[kau datang lagi!] Ujarnya dengan semangat dan senyum cerah diwajahnya. Aku tertawa didalam. Tubuhnya memang lebih dewasa, namun lucunya dirinya yang ada didalam jelas itu adalah aku yang dulu.
"Kita bertemu lagi, Arasy." Ujar ku sambil tersenyum.
[Hehe, ayo kita mengobrol lagi!] Ujarnya dengan senyum bahagia diwajahnya. Aku menghela nafas lalu berkata.
"Pertama bersihkan dirimu dulu. Ini aneh, padahal tempat ini benar-benar kosong, tapi bagaimana bisa kau tampak lusuh? Kau baru dari mana? Kemarilah akan kuhangatkan kau, dengan pakaian tipis seperti itu kau tidak kedinginan apa?" Aku mulai berceloteh seperti orang tua.
Entah kenapa melihatnya tertawa tanpa peduli apa pun membuat sisi diriku yang penyayang anak muncul.
Ya mau bagaimana lagi, walau diluar ia berwujud dewasa tapi didalam dia itu adalah aku yang masih dibawah lima tahun!
Aku lalu menggunakan quirk cahaya ku untuk menghangatkan tubuhnya lalu mengganti pakaian tipisnya yang lusuh itu. Oh, kenapa aku bisa menggunakan quirk dan memberinya pakaian? Karena tempat ini sepertinya merupakan alam bawah sadar ku jadi aku bisa melakukan apa pun disini.
Lalu setelah menggantikannya pakaian yang lebih layak aku membayangkan dua buah kursi dan satu meja bulat diantaranya, tak lupa beberapa dessert dan teh juga.
"Duduklah." Ujar ku, dia dengan patuh duduk disalah satu kursi lalu aku ikut duduk dikursi lainnya.
"Selama ini, apa yang terjadi padamu?" Tanya ku sambil mengangkat tehku.
Ia ikut mengangkat tehnya dengan hati-hati lalu menatapku dengan netra zambrutnya itu.
[disini memang kosong dan bersih, tapi disana itu berantakan dan becek, kami harus pindah kesana-kemari agar bisa lari dari mereka.] Lirihnya. Wajahnya yang tadi cerah mulai memadam walau masih terpasang senyum disana. Ia lalu mengesap teh nya lalu memakan dessert yang ada.
"Souka, kau sudah berjuang ya..." Berantakan, becek dan lari dari mereka. aku paham sekali apa maksudnya. Walau buram, aku masih ingat, dulu keluargaku dan aku harus bersembunyi ditempat-tempat kumuh untuk lari dari mereka.
Mereka memang sudah dihancurkan oleh ayahku yang dulu mengamuk tapi sampai sekarang aku tahu masih ada orang-orang yang tersisa dari mereka.
Aku lalu mengesap teh ku lalu menatapnya dengan tenang.
"Sekarang, bagaimana kalau kau beristirahat disini. Ayo, saling bercerita. Aku akan mendengarkan semuanya."
Wajahnya langsung kembali cerah dan matanya berbinar-binar.
[Baaanyak yang ingin ku ceritakan! Banyak sekali!]
Aku terkekeh kecil. 'apa dulu aku seperti itu?'
"Ya, berceritalah sebanyak yang kau mau, pelan-pelan saja, aku akan disini malam ini, hng? Apa ini malam? Haha sudah lah itu tak penting. Tapi, selama aku disini, kau bisa tenang. Tak akan ada yang melukaimu dan mengejarmu disini."
Ia berusaha mengatakan sesuatu, suaranya serak. Kerongkongannya kering namun suaranya tetap keluar walau serak.
[A-a-aku...hiks hiks- ugh...hu-huuaa] Air matanya mengalir dari pelupuk matanya. Lilin aroma yang tadi ia mainkan dibawahnya memadam karena air matanya.
[A-Aku... juga ingin mendengarmu. Aku ingin tahu lebih banyak tentang mu...] Ujarnya setelah berhenti menangis.
Aku cukup terkejut bahwa ia ingin tahu tentang diriku.
"Aku mengerti, ada banyak hal juga yang ingin ku bicarakan."
TBC
Yahahaha pendek! awokwokwokokwok
demi apa cuman 500+ kata :V
Nama juga ,5 ya cuman separoh lah (/▽\)
Ok, buat gambar diatas itu bukan Arasy yang beneren yak, cuman warna rambut sama matanya yang Arasy, kalau buat body dan bentuk wajahnya beda.
Jadi Arasy... apa kau ini sebenarnya 🤔
Silahkan reader pikir masing masing ea ( ̄▽ ̄)b
Salam damai ✌ Isa desu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiny Light-BNHA OC Story (Tamat)
Teen Fiction⚠️SAMBUNG BOOK 2 (Brigther ?)⚠️ Aku menjadi hero untuk melindungimu. Hanya itu saja. tapi mereka membawaku kedunia yang baru. "Apa makna menjadi Hero?" *Warning! -BNHA milik Kohei Horikoshi! -semua gambar/Foto semua ku tambil di Pinterest bukan mil...