31

368 23 0
                                    

Selama perjalanan Alana tak henti – hentinya tersenyum. Ia mengingat semua kejadian selama ia bersama Mahesa.

“Alanaaaa...” Alana memutar kedua matanya. Jengah mendengar teriakan dari sahabatnya.

“Apa?”

“Lo kenapa ninggalin gue sedirian sih, Al?”

“Lo sibuk ribut mulu sama Kak Andra sih. Makanya gue cabut sendiri.”

“Dia yang mulai.”

“Udah ah. Ngapain gue pikirin.”

“Ikut Al.” Mereka berdua berjalan beriringan menuju perpus.

Setelah puas berlama – lama di perpus, sampai bel pulang sekolah berdering. Mereka memutuskan untuk pulang bareng.

“Mata lo gak capek apa baca buku setebel kumisnya pak Agus?”

Hahah... ngaco lo kalo ngomong.” Jawab Alana sambil tertawa.

Hihihi... emang tebel banget kan. Udah lah kita pulaang.”

Yeayy.” Tiba – tiba hp Alana berdering. Sontak Alana melihat siapa yang menelponnya. Terpampang nama ‘My Rival’. Siapa lagi kalo bukan Mahesa

“Halo, sa.” Jawab Alana

“Halo, Al. Lo pulang bareng gue ya. Si Dea lo suruh pulang duluan aja.”

“Kok gitu. Tadi lo bilangnya ada latihan basket.”

“Iya. Ini udah selesai kok. Lo tungguin gue diparkiran ya. Gue mau ganti baju.”

“Lo mah gitu. Yaudah deh gue nungguin lo. Bye.” Raut muka Alana berubah menjadi jutek.

“Napa muka lo?” tanya Dea

“Gue disuruh balik bareng Mahesa.”

Yah, gak jadi nge-mall dong kita.”

“Lain kali deh, lo gak papa kan pulang sendirian. Apa mau gue telponin Kakak gue aja. Biar anterin lo balik?”

“Gak usah deh. Gue balik sendiri aja. Gih sana samperin your rival.”

“Yaudah, gue duluan ya. Hati – hati.” Alana pergi meninggalkan Dea sambil melambaikan tangan pada Dea.

Sesampainya diparkiran. Alana kaget rupanya Mahesa sudah menunggunya. Pasalnya tadi Mahesa bilang suruh menunggunya, tapi ternyata kebalik.

Lah, kok lo udah disini. Katanya tadi gue suruh nunggu. Cepet banget gantinya.”

Ck, lo yang lama bukan gue yang cepet.” Mahesa jadi gemes sendiri melihat raut wajah Alana yang kebingungan. Mahesa mencubit pipi Alana saking gemesnya.

“Sakit, Sa.” Kata Alana sambil memegang pipinya

Hahaha... gemes liatnya. Cepet masuk.” Suruh Mahesa sambil membukakan pintu mobil. Mobil Mahesa melaju meninggalkan halaman sekolah. Selama perjalanan hanya keheningan yang mereka rasakan. Hanya suara radio yang menemani suasana di mobil.

“Al, ambilin amplop yang ada didasbor itu mau gak?” kata Mahesa sambil menunjuk dasbor didepan Alana. Sontak Alana membuka dasbor tersebut dan mengambil amplop yang diminta Mahesa. Setelah mengambil, Alana terpaku pada satu foto yang menampakkan tiga anak kecil. Foto itu sama persis dengan foto yang ada didalam kamar Kevan.

“Ketemu gak, Al.” Tanya Mahesa.

Mahesa menoleh. Seketika itu juga Alana menatap Mahesa dan menunjukkan foto itu. Mahesa yang tau hal itu langsung menepikan mobilnya. Mungkin memang waktunya Alana tau kebenarannya.

“Apa yang mau kamu tanyain?” kata Mahesa

“Jelasin foto ini.”

“Lo kaget gini. Karna lo udah liat kan foto ini sama persis kayak foto yang ada didalam kamar Kevan, right?” Alana terkejut dengan perkataan Mahesa.

How do you know?”

“Gue liat di galeri hp lo. Ada foto itu. Gini, Al. Kevan itu sepupu gue.” Alana semakin dibuat bingung

“Apa?!”

“Iya, Kevan sepupu gue. Dan anak perempuan ini. Temen kecil kita berdua. Namanya Alya. Any question?”

“Terus dia kemana?”

“Dia di London. Dia tinggal disana. Nih gue tunjukkin foto kita bertiga sebelum Kevan pergi.” Mahesa mengambil ponselnya dan menunjukkannya pada Alana.

“Ini Alya.”

“Bukannya dia yang ke makam Kevan waktu itu kan?”

“Iya dia Alya. Gue lupa mau ngenalin lo ke dia.”

“Lo yang nyuruh gue untuk gak kesana, sa.”

“Gue lupa. Yaudah kapan – kapan gue kenalin deh.”

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.

.
.
.
.
.

Bantu vote yuk gaess... Kalo suka ceritanya
Biar aku seneng... Pahala lo kalo bikin happy orang...

Hehehe...

Big lope

-Afeb♥️

ALANA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang