07

682 30 1
                                    

Selang 15 menit, akhirnya Alana selesai. Ketika turun kebawah Alana melihat pemandangan yang membuatnya tersenyum. Pemandangan, Dea dengan Andra tengah tertawa bahagia.

Alana belum pernah melihat Kakaknya tertawa selepas itu selain dengan dirinya. Andra juga tak pernah deket dengan seorang cewek setelah kepergian Lily, mungkin dulu ia belum move on. Yah, semoga saja Dea adalah pelabuhan terakhir Kakaknya.

Ekhem, seru amat kayaknya. Sampe ada orang gak sadar.” Kata Alana menahan tawanya

Eh, Al. Lama deh lo,” kata Dea gugup

“15 menit doang, yaudah ayo,” ajak Alana

Lah, gue ditinggalin,” kata Andra

Akhirnya mereka jogging di sekitar taman sekitar 1 jam. Namun, Alana terpisah dengan Andra dan Dea. Karena ia tadi sedang membenarkan tali sepatunya.

Disinilah Alana, duduk dibawah pohon sambil menghirup udara pagi yang masih fresh. Alana memandangi sekitar taman, banyak anak – anak yang tengah bermain. Ia terpaku pada interaksi seorang ibu dan anaknya.

Lagi’ Alana kembali mengingat ibunya. Tiba – tiba lamunannya buyar karena kepalanya terkena bola.

Awww, sakit banget. Benjol deh kepala gue. Siapa sih yang main?” kata Alana sambil mengusap kepalanya yang terkena bola.

“Lo gak apapa?” tanya seorang cowok

Elah, pake na...nya, lah Kak kevan?”

“Alana ya, sori – sori gue gak sengaja. Mana yang sakit?” kata Kak Kevan sambil mengusap kepala Alana

Mau tau ekspresi Alana atas perlakuan manis Kevan? Ya, yang pasti dia bengong dan hatinya berbunga – bunga plus deg – degan ditambah lagi pipinya yang hampir merah kek tomat.

“Mimpi apa gue semalem, bisa sedeket ini sama pujaan gue. Lee Min Ho lokal gue disini.” batin Alana

“Al... hellow. Alana..” panggil Kevan

Ah, iya kenapa Kak?”

“Masih sakit kepalanya? Ke dokter aja yuk kalo masih sakit?” tanya Kevan lagi

“Enggak kok, cuman rada pusing doang.” Kata Alana sambil nyengir kuda

“Namanya itu masih sakit,”

Hehehe... btw yang nglempar bola tadi Kak Kevan?” tanya Alana

“Bukan gue, tapi mereka” jawab Kevan sambil menujuk segerombolan anak laki – laki yang tengah bermain bola

Owwww, sering main sama mereka?” tanya Alana

“Sering banget kalo gue lagi jogging. Tumben lo jogging?” tanya Kevan

Hah? Tumben? Kok Kakak tau kalo gue gak sering jogging?”

“Taulah, gue sering jogging bareng Andra. Tadi aja gue abis ketemu sama cewek dia, kayaknya adek kelas. Temen lo?”

Wahhh, parah kakak gue. Adeknya ditinggalin malah temennya diajak berduaan. Ck elah, kalo Kak...” kata Alana


Tanpa Alana sadari saat Alana mengoceh Kevan selalu memperhatikannya. Cara Alana marah – marah gak jelas, cerewet, dan banyak lagi yang Kevan suka dari Alana. Dua kalimat dari Kevan untuk Alana,

“Al,...” panggil Kevan

Eh, iya. Kak?”

Lo lucu, gue suka.” Kata Kevan sembari mengacak rambut Alana

Setelah mengatakan itu, Kevan bangkit dan kembali bergabung dengan segerombolan anak – anak tadi. Untuk nasib Alana?

B.E.N.G.O.N.G itu ekspresi yang Alana tunjukan. Ia masih belom sadar atas perlakuan Kevan pagi ini. Ya mungkin ini hari keberuntungan buat Alana.

“Gilak, kenapa gue jadi pengen melayang. Jantung gue gak bisa pelanan dikit apa. Jangan deg – dengan terus napa kalo lagi sama Kak Kevan.” Batin Alana sambil menyentuh dadanya

ALANA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang