17

497 23 0
                                    

"Al ?" panggil Kevan. Alana langsung memeluk Kevan tiba - tiba. Sangat erat.

"Gu...gue takut."

"Jangan takut ada gue." Kata kevan lembut sambil membalas pelukan Alana.

Alana masih terisak dipelukan Kevan. Alana nyaman dengan posisi seperti ini. Hangat. Itulah yang Alana rasakan. Sekiranya sudah tenang Alana melepas pelukannya.

"Ma...maaf Kak. Gue lancang."

"Gak papa. Lo kok belum pulang?" tanya Kevan sambil mengusap pipi Alana. Alana hanya terdiam.

"Gue anter pulang." Kevan langsung menarik Alana pergi dari halte. Alana hanya diam mengikuti kemana Kevan menariknya. Kevan menariknya menuju mobil. Dalam perjalanan pun mereka hanya diam. Mungkin karena perbuatan Alana tadi, jadi merasa canggung.

Mobil kevan memasuki pekarangan rumah milik keluarga Vernandez. Rumah yang terbilang sangat luas. Kevan mengantar Alana sampai depan pintu. Tiba - tiba pintu terbuka, muncullah Andra dengan raut wajah khawatir.

"Al, lo kemana aja. Gue telponin gak aktif. Gue khawatir sama lo." Kata Andra

"Hp gue mati." Kata Alana ketus. Ia melenggang masuk kedalam tanpa mengucapkan terimakasih pada Kevan

"Lo ada masalah sama adek lo?" tanya Kevan

"Ngambek dia, gegara gue tinggal."

"Lo sih kebiasaan kalo udah pacaran suka lupa adek sendiri. Gue balik. Byee."

"Oke, thanks broo."

Kevan hanya mengacungkan jempol lalu memasuki mobil. Setelah mobil Kevan meninggalkan rumahnya. Andra langsung pergi ke kamar adeknya.

Tok.. tok.. tok

Mendengar pintu kamarnya diketuk. Alana pun bangkit dari tidurnya. Memang setelah Alana masuk rumah ia langsung mandi dan rebahan di kasur.

"Apa sih."

"Lo udah makan?" tanya Andra

"Gak napsu." Kata Alana meninggalkan Andra yang berdiri di ambang pintu. Andra pun mengikuti Alana yang tengah duduk di sofa.

"Makan dulu gih. Gue beliin makanan kesukaan lo. Ntar kalo gak makan lo sakit lagi."

"Bodo amat. Kalo gue sakit lo juga gak peduli."

"Kok lo ngomong gitu?"

"Lo aja tega ninggalin gue sendirian disekolah. Gue takut sendirian kalo gue diapa - apain gimana sama orang. Gue pengen sendiri. Keluar."

"Al, maafin gue." Pinta Andra

"KELUAR!!!" bentak Alana

Andra pun pergi meninggalkan adiknya yang tegah emosi karnanya. Ini juga salah Andra. Karna keasikan bersama Dea ia jadi lupa dengan Alana. Kalo sedang marah Alana akan mendiamkan Andra. Sampai berminggu - minggu pun pernah Alana mendiamkan Andra.

💮💮💮

Keesok harinya seperti biasa Andra sudah lebih dulu berada di meja makan. Setelah itu disusul papanya. Sibuk dengan makanan masing - masing hingga suara derap kaki seseorang memecah keheningan diantara mereka.

"Pagi, sayang. Makan dulu yuk." Ajak Reno

"Pagi, pa. Alana makan disekolah aja. Alana pamit." Kata Alana sambil menyalamai tangan Reno tanpa melirik sedikitpun kepada Andra. Dan melenggang pergi setelah mengucapkan salam.

"Ada masalah?" tanya Reno

"Alana ngambek, Pa." Jawab Andra dengan nada lesu

"Kok bisa? Susah tuh kalo udah ngambek kek gitu." Ujar Reno

"Andra ninggalin Alana sendirian disekolah."

"Sibuk pacaran sih. Adek sendiri jadi lupa." Kata Reno sambil terkekeh

"Kok papa tau?"

"Papa denger kamu pas lagi telponan sama pacar kamu. Pake sayang - sayangan lagi. Dea kan namanya?" ledek Reno

"Ishhh... gak baik Pa kalo ngupingin orang."

"Biarin. Kapan - kapan kenalin dong sama papa. Ajaklah main kesini."

"Liat ntar deh pa. Yaudah Andra berangkat dulu." Kata Andra sambil menyalimi Reno setelahnya langsung pergi menuju mobil kesayangannya.

Setelah beberapa menit berjalan akhirnya Alana sampai di halte deket komplek. Menunggu kendaraan umum lewat. Sebenernya Alana enggak marah dengan Andra hanya saja kesal. Jam sudah menunjukkan pukul 07.30, jika setengah jam lagi belum ada kendaraan umum yang lewat pasti Alana sudah telat.

Alana berdecak kesal pasalnya sudah 15 menit belum ada yang lewat juga. Dari kejauhan Alana melihat mobil Andra belok dari gerbang komplek. Alana masih kesal dengan kakaknya. Bersamaan dengan mobil Andra yang berhenti. Alana melihat mahesa yang tengah lewat didepannya dengan motor merahnya.

"Al," panggil Andra namun Alana lebih dulu memanggil Mahesa

"MAHESA!!!!" panggil Alana. Mahesa pun memberhentikan motornya. Alana pun berjalan kearah Mahesa.

"Gue nebeng lo ya?"

"Lah bukannya tadi lo sama abang lo ya? Kok malah nebeng gue."

"Gue lagi kesel. Nanti gue ceritain. Sekarang gue nebeng lo. Buruan nanti telat kita." Kata Alana yang kini sudah berada diatas motor Mahesa. Tak lekas jalan. Alana pun menepuk pundak Mahesa.

"Lo kira gue kang ojek." Ujar Mahesa. Sedangkan Alana hanya nyengir kuda

Motor Mahesa pun membelah jalanan kota yang kian ramai. Sedangkan Andra mengikuti motor Mahesa dari belakang. Disepanjang perjalanan Alana tak henti - hentinya menunjukkan wajah kusutnya.

"Muka lo napa, Al?" tanya Mahesa dengan sedikit keras

"Lo bilang apa, gue gak denger."
"Lah bocah. Gue kerjain juga nih." Batin Mahesa.

"Pegangan gue mau ngebut."

"Ap... AAAAA. MAHESA LO BAWA NYAWA ORANG WOY. PELANAN DIKIT NAPA." Teriak Alana sambil memeluk pinggang Mahesa karena takut jatuh. Yang dipeluk malah tersenyum dibalik helm full facenya. Sesekali Mahesa melirik Alana yang bersandar dibalik punggungnya.

"Lucu juga." Batin Mahesa



















































































Gue bingung mau bilang apa yang penting kalian Enjoyyyy😋😋😋

Big lope
-Afeb❤️

ALANA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang