02

1.4K 46 0
                                    

Semua berjalan seperti biasanya. Alana telah melupakan kejadian tempo lalu saat di rooftop. Seperti biasanya atau mungkin sudah rutinitasnya Alana bertengkar dengan Mahesa. Setiap hari mereka bertengkar, hingga guru - guru pusing menghadapinya. Dan harus kalian tau mereka itu kompak. Seperti sekarang mereka tengah dihukum guru BK karena membuat kegaduhan tadi pagi.

Flashback on

Tiiiiinnnn....

"Minggir gak lo," bentak Alana

"Dih, lo yang minggir. Gue duluan yang dapet nih tempat." Kata Mahesa

"Dih, ogah. Yang ada cowok yang ngalah. Sana!!"

"Sekali - kali cewek yang ngalah," jawab Mahesa

"Kalo lo gak pinggirin tuh mobil lo, gue tabrak nih." Ancam Alana

"Gak akan,"

"Dasar Ngeselin, pinggirin gak?" kata Alana

"No, No, and No. Budeg ya lo."

"Ck, dasar."

Tiiin...tiiinnn

Mereka pun saling klakson. Gak ada yang mau mengalah, keduanya keras kepala. Sampai Pak Edo yang harus menghentikannya. Dan disinilah mereka, ditengah lapangan yang super duper panas. Hukuman mereka double karena selain bikin keributan, mereka juga telat masuk kedalam kelas yang kebetulan pelajarannya Pak Edo.

Flashback off

Mereka dihukum hormat depan tiang bendera sampai jam istirahat. Banyak siswa siswi yang nonton dan ada juga yang teriak - teriak gak jelas, siapa lagi kalo bukan fans alay-nya Mahesa.

🍂🍂🍂🍂

Gadis berambut coklat itu termenung di balkon kamarnya, memikirkan kesedihannya 'lagi'. Alana menatap langit yang penuh bintang. Langit itu mengingatkan ia dengan mamanya, malam terakhir bersama mamanya yang masih ia ingat.

Flashback on

Di taman rumah sakit,

"Ma, bintangnya banyak ya." Kata Alana kecil

"Iya sayang," kata Renatta

"Alana pengen mama sama Alana kayak bintang dan bulan."

"Alasannya?"

"Karena bintang gak pernah jauh dari bulan. Dan bintang gak pernah ninggalin bulan, bintang selalu disekitar bulan. Bulan dan bintang selalu bersinar, tanpa keduanya langit jadi gelap, ma. Mama jangan ninggalin Alana ya, ma. Alana gak bisa jauh dari mama, kayak bintang sama bulan." Kata Alana kecil

"Iya sayang, tapi mama gak bisa janji bisa terus sama - sama. Maafin mama ya kalo gak bisa disamping Alana, sampai Alana besar nanti."

"Mama gak boleh kayak gitu, mama harus janji sama Alana. Hiks... hiks"

"Alana janji sama mama, janji sama mama gak boleh larut dalam kesedihan saat mama gak ada nanti. Alana mau janji sama mama?"

"Alana janji, ma. Alana yakin mama bisa sembuh. Alana yakin mama bisa kayak dulu lagi,"

"Mama sayang Alana,"

"Alana juga,"

"Inget pesen mama ini, Alana liat bintang yang kecil itu? Bintang yang jauh dari yang lain?"

"Alana liat, ma" kata Alana kecil

"Alana jangan jadi bintang itu ya. Jangan jadi bintang yang jauh dari bintang lain. Alana jangan selalu menyendiri dan bersedih. Alana harus jadi anak yang ceria. Banyak yang sayang sama Alana, jangan terlarut dalam kesedihan ya sayang. Jangan membuat orang yang menyayangi Alana bersedih karena Alana bersedih."

Alana kecil kembali terisak kini tangisannya semakin menjadi - jadi. Alana kecil menangis dalam pelukan Renatta, mamanya.

"Alana jangan sedih, mama punya hadiah buat Alana."

Renatta memberikan Alana kecil kalung berbandul bulan. Renatta memberikannya agar Alana bisa menghilangkan kerinduan pada renatta. Tanpa Alana kecil tahu, Tuhan telah merencanakan segalanya. Malam itu adalah malam terakhir Alana bersama mamanya.

Flashback off

Malam ini, seperti malam sebelum - sebelumnya. Alana selalu menangis mengingat mendiang mamanya,

"Ma, sekarang Alana jadi bintang kecil itu. Bintang yang selalu sendiri dalam kesedihan. Maafin Alana yang belum bisa jadi anak yang ceria seperti janji mama. Alana belum bisa mengikhlaskan semuanya, semua seperti mimpi. Alana kangen mama. Hiks...hiks" sembari menyentuh kalung bulannya

Tok..tok..tok..

Tak ada jawaban dari pemilik kamar. Dan pintunya pun tidak terkunci. Andra masuk ke kamar Alana untuk memastikan adik tersayangnya sudah tidur.

"Dek, kam... lah kosong. Kebiasaan," Kata Andra

"Belum tidur?" tanya Andra

"Kak Andra ngagetin aja." Jawab Alana sembari mengusap air matanya

"Inget mama?"

"Iya,"

"Dengerin Kakak, gak cuman Alana aja tapi Kakak juga. Kakak udah bisa ikhlasin kepergian mama. Al, please jangan terlarut dalam kesedihan. Mama sedih kalo kamu kayak gini. Denger Kakak, Alana sama Kakak harus jadi kayak bulan sama bintang yang selalu bersinar. Mereka ada buat menerangi langit gelap, kalo gak ada keduanya langit gak akan bisa terang. Sama kayak kita, kita harus jadi cahaya buat mama. Kita harus selalu mendoakan mama supaya mama enggak dalam kegelapan. Alana mau janji sama Kakak, janji untuk jadi anak yang ceria kayak Alana kecil. Janji sama kakak." Kata Andra sembari mengacungkan jari kelingkingnya

"Alana janji, Kak." Kata Alana

Andra membawa Alana kedekapannya. Menenangkan adiknya.

"Maafin Alana buat Kak Andra sedih juga. Kak Andra jangan pernah ninggalin Alana ya. Kakak juga harus janji ada buat Alana apapun itu. Promise ?"

"Promise."

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang tengah mengintip mereka dibalik pintu yang sedikit terbuka. Seseorang yang juga tengah menahan rindu. Orang itu adalah Reno, papanya.

Laki - laki itu mendengar semua keluh kesan serta kerinduan anak - anaknya terhadap istri tercinta. Ia telah gagal menjadi seorang ayah. Ia disibukkan oleh pekerjaan hingga anak - anaknya ia lupakan.

Malam itu seorang Reno Vernandez memantapkan hatinya dan berjanji untuk selalu ada untuk anak - anaknya, berjanji untuk memberikan semua kasih sayang yang pernah hilang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Komen ya teman - teman ku😁😁

ALANA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang