28

382 21 0
                                    

Hari ini untuk kesekian kalinya Alana pergi ke rumah Kevan sendirian. Kali ini Alana yakin akan segera menemukan jawaban atas kepergian Kevan. Sesampainya didepan rumah Kevan, Alana mendapati mobil milik Mahesa. Alana menurunkan kaca mobilnya untuk meyakinkan bahwa itu memang benar mobil milik Mahesa. dan dugaannya benar. Mahesa keluar dari rumah Kevan dengan membawa koper. Alana curiga, bagaimana bisa Mahesa kenal bahkan Mahesa bisa seakrab itu dengan pembantu dirumah Kevan. Sedangkan saat disekolah ia tidak pernah melihat kedekatan Mahesa dengan Kevan.

Mobil Mahesa keluar, saat itu juga Alana membuntuti mobil Mahesa. Alana makin dibuat curiga oleh mobil Mahesa yang melaju menuju arah rumah sakit. Alana mengikuti Mahesa diam – diam. Mahesa menuju sebuah ruangan VVIP.  Alana mengintip disela – sela pintu yang tidak tertutup rapat. Alana hanya bisa melihat punggung Mahesa yang tengah berbicara dengan seseorang. Alana mencoba mendengar pembicaraan kedua orang itu.

“Mahesa ngomong sama siapa sih.” Batin Alana

“Gue bawain baju lo, Van.”

“Thanks bro. Gak ada yang tau kan gue disini?”

“Kak Kevan?” batin Alana. Jantung Alana berdegup kencang.

“Ga ada selain gue sama keluarga lo.”

“Gue kangen sama Alana.”

“Kenapa gak lo telpon aja dia.”

“Gue belum siap, Sa.”

“Lo gak tega apa bohongin dia terus?”

“Gue gak mau nyakitin dia, Van. Dengan gue kasih tau keadaan gue saat ini, pasti dia bakal sedih.”

“Sebelum lo kasih tau dia, lo udah buat dia sakit hatin, Van. Dengan lo pergi tiba – tiba.”

“Iya gue tau, gua bakal kasih tau dia tapi bukan sekarang.”

“Terserah lo, gue mau keluar dulu.” Mahesa terkejut saat melihat Alana ada didepan pintu dengan raut yang sulit diartikan.

“Alana.”

Kevan terkejut saat Mahesa memanggil nama Alana. Kevan menoleh ke arah pintu. Bagai tersambar petir, jantung Kevan berdetak kencang. Kevan terkejut sama hal dengan Mahesa. ia harus senang atau sedih melihat Alana ada disini.

Alana perlahan menghampiri mereka berdua. Alana memandang sejenak Mahesa dan melontarkan kalimat yang membuat hati Mahesa sakit. Setelahnya Alana memeluk Kevan, begitupun Kevan membalas pelukan Alana. Mahesa pun pergi.

🌺🌺🌺🌺

“Gue benci sama lo.”

Mahesa termenung dibangku taman. Ia masih terngiang – ngiang dengan perkataan Alana tadi. Ia tidak menyangka akan dibenci oleh Alana. Hari semakin larut dan Mahesa masih setia berada disana. Dengan angin malam yang menemani kesendirian Mahesa. Tetiba Mahesa mendapat pesan dari Kevan. Mahesa segera pergi kedalam. Sesampainya didalam Mahesa melihat Alana yang tengah memeluk Kevan dari samping. Raut wajah Alana berubah setelah melihat Mahesa.

“Sa, anterin Alana pulang ya.” Pinta Kevan

“Kan aku mau nemenin kamu disini.”

“Ini udah malem, Al. Kamu harus pulang ya.”

“Kan ada bunda disini, Al.” Kata Rindu, bunda Kevan

“Iya udah deh. Alana pulang dulu.”

“Hati – hati ya, Sa bawa mobilnya.”

Mahesa hanya mengangguk sebagai jawaban. Mereka berdua pun pamit. Selama perjalanan tidak ada yang mau memulai pembicaraan. Sedari tadi Alana hanya diam memandang luar jendela, namun dalam hatinya ia ingin meminta penjelasan pada Mahesa.

“Al,” panggil Mahesa. Alana pun menoleh

“Maaf gue udah bohongin lo tentang Kevan.” Kata Mahesa, sesekali ia melirik Alana.

“Soal itu, gue sebenernya benci banget sama lo. Tapi tadi Kak Kevan udah jelasi juga sama gue. Ya jadi gue maafin lo.”

“Lo gak becanda kan, Al?”

“Gue serius, Sa.” Kata Alana dengan raut datar. Mahesa pun tersenyum

"Lo emang cewek baik, Al. Beruntung Kevan dapetin lo." Batin Mahesa

“Terus mobil gue gimana?”

“Tenang aja aman kok.”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai gaess, i'm back
Jangan bosen yaa,,
Vote terus biar aku tambah semangat, okayyy🥰🥰


Big hug

-Afeb♥️

ALANA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang