33

420 23 1
                                    

Jangan lupa play mulmed-nya yaa🤗 biar tambah syahduu bacanya... Xixi...

Lima tahun kemudian...

Selama itu penantian Alana. memang benar Mahesa selalu menghubunginya setiap saat. Sama halnya yang ia katakan terakhir kali. Namun hal itu hanya berjalan setahun. Dan tahun setelahnya atau empat tahun tepatnya Mahesa menghilang tanpa kabar. Dan Alana masih menanti Mahesa. Penantian tanpa kepastian.

“Al, lo masih nungguin Mahesa?” tanya Dea

“Kayak yang lo liat. Gue bakal nungguin dia.”

"Ngerasain LDR juga kan lo. Gimana rasanya?" Ejek Dea

"Kayak yang lo rasain."

"Yang gue rasain sekarang sih. Sakit hati, Al. Kan gue udah putus sama kakak lo."

"Lo curhat sama gue?"

"Gue lagi nyanyiin lo. Dasar ogeb. Kelamaan nunggu sih lo jadi gini. Dasar bucin."

"Bodoamat."

“Al, banyak cowok ganteng dikampus ini. banyak juga yang deketin lo. Napa masih Mahesa sih pilihan lo.”

“Gue gak bisa.” Kata Alana sambil pergi meninggalkan Dea.

Harapan Alana untuk pulang lebih awal gagal karena rengekan Dea yang memaksanya untuk menemaninya ke cafe langganannya. Karena malam ini ada band favoritnya yang tampil. Itung – itung untuk ngilangin stress katanya. Well, Kak Andra dengan Dea memang sudah putus sedari lama. Dea juga tengah belajar move on dari mantannya, Kak Andra.

“Ngapain sih lo ngajak gue kesini. Gue balik aja deh.” Kata Alana sambil bangkit dari kursi

“Eh, entar dulu. Lo harus nemenin gue, Al.”

“Yaudah deh.”

Mereka menikmati lagu yang dibawakan band tersebut. kadang juga Alana hanyut dalam lagu yang dibawakan. Karena lagunya menceritakan hidupnya saat ini. ketika Alana tengah melamun. Tiba – tiba Dea mengangkat tangan Alana. sontak Alana kaget karena mc dicafe tersebut memintanya untuk bernyanyi. Alana dijebak Dea. Memang teman laknat. Alana memandang tajam Dea seperti ingin menerkam. Alana berjalan menaiki panggung.

“Oke kita sudah mendapatkan orangnya. Sebelumnya perkenalkan nama kamu.” Pinta Mc tersebut.

“Oke malam semuanya. Perkenalkan nama gue Alana. Hmm.. gue langsung nyanyi aja ya.” Alana mulai bernyanyi. Lagu yang akhir – akhir ini Alana dengarkan. Alana sudah meminta ke pengiring apa lagu yang ingin ia bawakan.

Bahagiaku..
Mengingat masa indah kita
Apa kabarmu disana?
Ingatkah denganku?
Aku disini
Masih seperti yang dulu
Mengharapkan kau hadir

Bait pertama sudah Alana nyanyikan. Setiap baitnya ia nyanyikan dengan penghayatan yang dalam. Sampai dimana ia melihat seseorang yang baru saja memasuki cafe. Seseorang yang membuatnya merasa teriris dan semakin menghayati lagunya. Air mata Alana mulai menetes. Tak henti – hentinya ia melihat orang itu.

Walaupun semua tak mungkin lagi
Hancur semua mimpiku denganmu
Bahagialah bersamanya
Ku akan s’lalu ada untukmu
Walau kau bersama dengannya, aku kan menahan rasa sakit ini
Ku akan s’lalu ada untukmu
Walau kau bersama dengannya, ku bahagia melihat kau bahagia dengannya...

Alana mengejar orang itu yang tengah menggandeng seseorang keluar dari cafe itu. Dengan air mata yang semakin deras. Alana hampir tidak bisa bernapas karena saking terisaknya.

“Berhenti.” Teriak Alana. tapi tidak dihiraukan orang itu.

“Mahesa. Berhenti gue bilang!!” teriak Alana sekali lagi. Dan berhasil membuat Mahesa berhenti dan berbalik begitupun dengan gadis yang digandengnya.

“Tega lo, Sa. Lo bilang akan kembali secepatnya. Gue nungguin lo kayak orang gila. Gue percaya banget lo bakal kembali. Ya, lo memang kembali. Gue harus apa? Gue harus gimana? Dan dia.” Alana menunjuk gadis disamping Mahesa.

“Dia tunangan gue.” Kata Mahesa dengan muka datar. Hati Alana bagai diiris pisau. Sudah sakit sekali ia melihat Mahesa pergi tanpa kabar dan sekarang ia kembali dengan pengakuannya yang sangat mengejutkan bagi Alana. Isakan Alana semakin keras dan hampir mau mati rasanya.

“Gue kira dulu lo bakal ngenalin dia sebagai temen kecil lo. Ternyata gue salah, Sa. Gue terlalu percaya diri bahwa gue cuman satu - satunya di hidup lo. Dan... dan apa dia alasan lo ninggalin gue? Apa karna dia, Alya.” sambil menunjuk Alya

“Besok lusa. Gue mau lo dateng ke acara pertunangan gue.” Setelah mengatakan itu Mahesa pergi tanpa memikirkan bagaimana perasaan Alana.

Alana jatuh terduduk dan ia tidak bisa menahan tangisannya. Begitupun dengan rasa sakit hatinya. Alana menangis dibawah guyuran hujan deras.

“Ya Tuhan, sesakit ini kah menanti seseorang yang ternyata kembalinya untuk mengoreskan luka yang sangat dalam. Alana salah apa, Ya Tuhan. Berat sekali ini. Mengapa akhirnya sangat menyakitkan."

Disatu sisi Mahesa merasa bersalah telah meninggalkan Alana dan kembali menemuinya dan memberinya luka.

Arghhh..” Mahesa memukul – mukul setir mobil dan mulai terisak.

“Sa, are you okey?” Alya menyentuh lengan Mahesa dengan lembut.

“Gue udah jahat sama Alana, gue udah buat dia sedih. Gue emang brengsek. Brengsek... Arghhh.” Sambil memukul dirinya sendiri.

Hey, liat aku, Sa. Kamu baik. Kamu anak baik, Sa. Kamu gak boleh ngomong gitu.” Alya menarik Mahesa ke dalam dekapan Alya.

“Aku yang jahat, Sa. Aku terlalu senang karena bisa jadi tunangan kamu. Dan maksa papa buat mempercepat pertunangan kita” Batin Alya sambil mengusap air matanya.

Flashback on

“Papa minta pertunangan kamu dengan Alya dipercepat. Besok kamu balik ke Indonesia. Kita adakan pertuangan kamu disana. Papa juga akan ajak keluarga Alana.”

“Pa, gak bisa gitu dong. Om Reno kan sahabat, Papa.”

“Papa udah kasih tau dia. Kalo kita batalin perjodohan kita.”

“Jangan bantah Papa. Mahesa kamu dengar?”

"Terserah apa mau papa." tanpa menjawab Mahesa pergi menghiraukan Papanya.

Flashback off

💓💓💓💓

Perlahan Alana mulai berdamai dengan suasana hatinya. Namun Alana kita menjadi pribadi yang dingin. Jauh dari sifat Alana yang dulu. Perbuatan Mahesa emang mengubah kehidupan Alana.

“Al, gue boleh masuk?” Tidak ada jawaban dari Alana. Andra masuk ke dalam kamar Alana. melihat keadaan adiknya saat ini membuat Andra ingin menghajar Mahesa bahkan ingin mengubur hidup - hidup. Andra sedih melihat sikap Alana yang berubah 180 derajat. Selalu kesedihan yang menghampiri Alana.

“Lo boleh marah. Lo juga boleh sedih. Nangis juga boleh. Tapi inget, jangan berlarut – larut. Lo gak sedih orang yang sayang sama lo juga ikutan sedih. Gue tau apa yang lo rasain.”

“Semua gak adil, Kak. Gue selalu berusaha buat tegar. Gue udah bisa kebal dengan yang namanya perpisahan. Tapi gue gak bisa kalo gue dibohongin kek gini. Gue gak bisa. Hiks.. Hiks...”

Ssstt... udah, Al.” Andra memeluk Alana dengan sayang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Big lope

-Afeb♥️

ALANA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang