09

613 27 0
                                    

Ruang keluarga yang tadinya bersih dan rapi kini seperti kapal pecak. Menjadi kebiasaan mereka kalo sedang menonton film, mengambil semua persediaan makanan yang mereka punya dan membawanya sambil menonton film. Alhasil, Sampah makanan berserakan dimana – mana, bantal sudah tidak ditempatnya. Biasanya yang akan membereskan semua itu pasti ya Bibi. Setelah lelah menonton film, mereka sampai ketiduran. Andra yang bersandra pada sofa dan Alana bersandra dipundak Andra. TINN... TINN... Mereka terbangun karena mendengar suara klakson mobil.

“Papa pulang ya Kak?” gumam Alana

“Gak tau, hoaamm...” kata Andra sambil menguap

Benar saja, mobil Reno sudah terparkir di halaman diikuti mobil hitam dibelakangnya. Dari mobil hitam itu keluarlah dua orang laki – laki, yang satu seumuran dengan Reno dan yang satu masih muda. Mereka pun masuk kedalam.

“Ayo masuk.” Ajak Reno

Di sisi lain Andra dan Alana tengah membuat makanan. Tapi lebih tepatnya Andra yang membuat makanan sedangkan Alana sendiri menunggu du meja makan. Kakaknya ini memang jago masak, sifat mamanya menurun ke Andra bukan Alana.

“Al, kayak ada yang masuk rumah deh. Liat sana!” perintah Andra

“Paling juga bibi habis dari pasar. Males ah.”

Dih, malesan. Bibi aja di halaman. Kayaknya papa deh.” Kata Andra

“Papa? Tadi ada suara mobil juga sih. Yaudah bentar,”

Sedangkan Reno tengah berbincang – bincang di ruang tamu bersama sahabat serta anak sahabatnya.

“Mau minum apa, sat?”

“Nanti aja lah, Ren.”

“Om toilet dimana ya?” tanya lelaki muda tadi

“Kamu lurus aja nanti belok kiri.”

“Makasih om,”

“Oh ya anak – anak kamu mana?” tanya Satya

“Oh iya, sebentar. ALANAAA... ANDRAAA.” Teriak Reno

Mendengar namanya dipanggil Alana pun bergegas menghampiri papanya di ruang tamu.

“Iya, pa.” Kata Alana lembut

“Sini sayang. Papa mau kenalin sama sahabat papa. Ini Om Satya, dia ini sahabat papa dari kecil sampai papa kuliah di Harvard.”

“Hai Om, aku Alana.” Jawab Alana

“Cantik aslinya ya daripada difoto. Bisa kita jodohin sama anak aku ini.” Kata Om satya

“Bisa kita rencanain.” Kata Reno sambil tertawa

“Apasih, pa.” Kata Alana malu

“Andra mana, Al ?” tanya Reno

“Lagi buatin Alana pancake.”

Mereka pun terlibat percakapan yang asik. Lebih tepatnya Alana menjadi pendengar. Mendengarkan kedua orang tua yang asik membincangkan perjodohan anaknya. Hingga suara lelaki muda tadi membuyarkan pandangan Alana.

“Pa, balik yuk.” Ajak Lelaki muda itu

Eh, Mahesa. Udah selesai.” Kata Reno

Mendengar nama MAHESA, Alana menjadi teringat rivalnya. Apakah memang Mahesa itu atau yang lain. Alana pun menoleh kebelakang, dan ya lelaki muda tadi adalah Almahesa Pradika, rival Alana disekolah.

Lah, elo?” kata Alana kaget

“Hai, Alana. Kaget ya gue disini. Kangen kan lo?” tanya Mahesa

Dih, PD banget.” Kata Alana jutek

“Kalian udah saling kenal?” tanya Om Satya

“Dia temen sekelas Mahesa, pa.”

Wah, beruntung sekali kita Satya. Langsung kita jodohkan saja bagaimana?” tanya Reno

“Bisa – bisa.”

“Papa ishhh, apaan deh. Alana gak suka dijodohin.” Kata Alana sambil berlari ke kamar

“ALANAAA...” panggil Reno

“Sudahlah Ren, biarkan saja. Mungkin bukan sekarang waktunya. Yaudah kita pulang dulu ya.”

“Oke, hati – hati ya Sat.”

“Pamit dulu, Om. Salam buat Kak Andra sama Alana.” Kata Mahesa

“Nanti saya sampaikan.”

“Jangan ngebut ya, sa.” Kata Reno

“Siap, om.”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Partnya singkat ya😁, bingung mau gimana ceritanya
Selalu vote komen ya teman😋

ALANA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang