13

506 20 0
                                    

Ketika hendak ke kantin Andra dan Kevan melihat koridor dikerumuni banyak murid, ada juga yang tengah berlari hendak ikut menonton. Sontak Andra menghentikan salah satu murid yang hendak kesana.

Eh, ini ada apa sih kok rame – rame?” tanya Andra

Emm... itu Kak. Alana ribut sama Kak Stella.”

Setelahnya Andra berlari menerobos menuju koridor yang sudah ramai. Ia berusaha menerobos kerumunan itu.

“Gak sopan tuh anak. Btw makasih ya.” Kata Kevan sambil menyusul Andra

“I...iya Kak.”

Andra berhasil melewati kerumunan itu bersamaan dengan Kevan dibelakangnya. Dan saat itu juga Andra melihat perbuatan Stella yang menurutnya sudah sangat keterlaluan. Andra terbakar emosi.

“STELLA!!!!” teriak Andra penuh emosi

Semua orang sontak kaget dan melihat ke sumber suara. Salah satunya Stella yang saat tengah membeku ditempat. Ia menahan ketakutannya. Disana tengah berdiri seorang cowok yang tengah menahan emosi. Tangan Andra terkepal kuat dan bergegas menghampiri Stella. Ia hendak menampar Stella namun ia urungkan. Andra teringat perkataan mamanya. Ia tak boleh menyakiti perempuan sekalipun ia sudah berbuat salah. Kevan menyusul langkah Andra dan menenangkan sahabatnya.

“Lo apain adek gue, Stella?” kata Andra dengan tegas

“Gu... gue.” Jawab Stella gugup

“JAWAB GUE YANG BENER!!!” kata Andra berapi – api

“Gue minta maaf.” Kata Stella sambil menunduk

Arghhh...BUBAR LO SEMUA.”

Melihat Andra marah besar. Semua langsung berhamburan pergi, kembali ke kelas. Para guru hari ini sedang rapat di gedung sebelah makanya tak ada satupun guru yang tau telah terjadi keributan di koridor. Sementara itu Andra menghampiri Alana yang tengah terisak didekapan Mahesa.

“Alana.” Panggil Andra lembut

Alana pun melepas dekapan Mahesa dan menatap Kakaknya sendu. Andra menangkup wajah Alana dan mengusap pipi Alana guna menghilangkan rasa sakit akibat tamparan itu. Andra membantu Alana berdiri. Ia menarik pergelangan tangan Alana.

Aww... pelan – pelan Kak.”

“Tangan kamu kenapa?” tanya Andra khawatir

“Kayaknya keseleo deh.”

“Kita ke UKS. Dan lo, Mahesa bisa kan lo urus si Stella?” tanya Andra

“Bisa, Kak.”

Thanks broo lo udah lindungin Alana.”

“Udah kewajiban gue.”

Andra membawa Alana ke UKS. Mahesa pun menghampiri Kevan yang tengah ribut dengan Stella.

“Lo tuh senior disini Stell. Bukan kayak gini caranya nunjukin senioritas. Lepasin Dea sekarang.” Tegas Kevan

Chika dan Lyra buru – buru melepas cengkramannya. Mereka takut jika sudah berurusan dengan Kevan. Mahesa pun datang dan menarik Dea menjauh dari hadapan Stella and the genk.

“Lo gak papa?” tanya Mahesa

“Gue gak papa.”

Stella masih setia menunduk. Ternyata gadis itu menangis. Akhirnya Kevan membawa Stella untuk dilaporkan kepada kepala sekolah. Begitu juga Chika dan Lyra. Kevan mencengkram tangan Stella cukup kuat.

“Lepas, Van.” Kata Stella mencoba melepas cengkraman Kevan

“Lo diem. Sa, lo bawa ganti?” tanya Kevan

“Gue bawa baju ganti kok. Sans aja.”

“Oke, lo bawa Dea ke UKS deh. Biar Stella gue yang urus.”

“Yaudah gue pergi. Yuk, De.”

Dea hanya mengangguk setelahnya ia ikut dengan Mahesa ke UKS. Sedangkan Kevan menyeret si biang onar pergi untuk dihukum.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dikit ya partnya, aku juga bingung nyelesaiin masalah Stella gimana. Gini dulu ya konfliknya.😁😁✌️

Selalu vote deh pokoknya, oke. Byee✌️😋

Big love
Afeb❤️

ALANA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang