32

382 26 0
                                    

Singkat cerita. Beberapa bulan kemudian. Akhirnya waktu kelulusan tiba. Kebahagiaan maupun kesedihan sudah mereka lewati di sekolah Garuda ini. banyak kenangan yang mereka ciptakan disekolah itu. Dan kini mereka sudah saatnya untuk melanjutkan masa depan mereka. Begitupun dengan dua sejoli yang dulu awal pertemuan mereka diawali deng keributan.

“Lo mau lanjut kemana, sa?” tanya Alana

“Gue bingung.”

“Ck, kalian buat gue iri aja.” Kata Dea cemberut

Ututu... yang ditinggal LDR sama pacarnya.”

Auah, Al. Lo belum tau sih gimana rasanya LDR.”

Ihhh, ga mau gue. Hahah..”

“Gue cabut. Bye.” Kata Dea sambil meninggalkan mereka berdua.

“Pergi sono. Hahah...” Alana mendapati Mahesa tengah melamun.

Flashback on

“Papa minta setelah kelulusan kamu ikut papa ke London.”

“Tapi, Pa. Mahesa mau kuliah disini aja. Aku gak mau ninggalin Alana.”

“Kamu berani bantah papa?”

“Papa lupa. Perjodohan aku sama Alana? Aku maunya sama Alana, Pa. Jangan bilang papa nyuruh aku ikut papa untuk minta aku supaya tunangan sama Alya.”

“Memang itu yang ingin Papa bicarakan sama kamu. Kamu harus sama Alya. Titik.” Satya pergi meninggalkan Mahesa.

"Papa, egois. Kapan Papa dengerin perkataan aku l, Pa. Semua keinginan Papa selalu aku turutin. Tapi kali ini aja, Pa. Dengerin Mahesa. Pa... Papaaa.." teriak Mahesa

“Gak bisa gitu. Ma, bantu aku bilang sama papa.”

Sa, kamu tau kan dulu sebelum sukses. Keluarga Alya banyak bantu kita. kita harus tau balas budi, Sa. Tapi mama selalu berdoa. Kalo jodoh kamu memang Alana. Pasti kalian akan kembali.”

Flashback off

“Almahesa Pradika Pratama!!!!” teriak Alana

HAH?!!!”

“Lo ngapa sih, bego mulu. Jadi kan kita makan – makan. Dipanggilin dari tadi. Lo ngelamunin apa sih?”

“Gak ada. Kita makan sekarang.” Mahesa menarik Alana pergi.  Alana curiga dengan gerak – gerik Mahesa. Ada yang dia sembunyikan.

Saat makan dengan Alana pun Mahesa masih melamunkan kejadian tadi pagi dengan papanya.

“Gue gak mau ninggalin Alana. Apa gue siap. Ninggalin Alana. Melanggar komitmen yang udah kita buat.” batin Mahesa sambil menatap Alana yang tengah makan. Terlihat begitu manis.

Woy, lo ngapain liatin gue segitunya sih?”

Hah?! Enggak. Lo lucu aja kalo makan. Masih kek bocah. Cemong dimana – mana.” Kata Mahesa sambil mengusap bibir Alana karena cemong. Alana pun bengong. Tenyata Mahesa bisa sweet juga. Alana dibuat salah tingkah oleh Mahesa. TING... ponsel Mahesa berbunyi.

From : Dad

“Jangan pulang larut. Kita berangkat besok pagi habis subuh. Dan jangan lupa bilang ke Alana.”

“Sa. Lo kenapa sih. Lo ngelamun terus dari tadi. Ada masalah? Cerita aja sama gue.”

“Kalo pas gak sama gue lo harus bisa jaga diri. Oke, Al.”

“Apaan sih, lo kan janji terus sama gue. Gak akan ninggalin gue kan?”

“Gue gak bisa janji, Al.” Batin Mahesa

Tiba – tiba Mahesa memeluk erat Alana. Seperti pelukan perpisahan. Alana membalas pelukan Mahesa tanpa merasa curiga bahwa ini adalah pertemuan atau mungkin pelukan terakhir mereka.

Keesokan harinya. Entah kenapa senyum Alana tak pernah pudar. Dan tidak biasanya Alana bangun sepagi ini. Mahesa banyak membuatnya tertawa. Bahkan ia membelikan banyak hadiah. Salah satunya boneka teddy bear besar. Alana semakin yakin kebahagiaannya bersama Mahesa. Alana menatap langit – langit kamarnya. Sembari mengingat awal pertemuannya dengan Mahesa. Tetiba ponselnya berdering.

“Halo, De. Ada apa pagi – pagi lo nelpon gue?”

"Lo dimana, Al?

"Gue dirumah. Kenapa?"

“Lo gak ke bandara?”

“Ngapain juga.”

“Lo beneran gak tau atau emang gak dikasih tau sih?”

Wait, maksud lo apa? Coba jelasin ke gue?”

“Mahesa ke London, Al. Pagi ini. lo musti susulin dia. Pesawatnya delay 3 jam. Lo masih punya kesempatan buat ke bandara.”

Setelah mendapat kabar dari Dea. Alana langsung mematikan ponselnya dan bergegas ke bandara. Pikiran Alana berantakan. Apa yang membuat Mahesa pergi tanpa pamit. Setelah sampai di bandara. Alana sibuk mencari keberangkatan pesawat menuju London. Ia berlari tergesa – gesa. Alana berharap masih dipertemukan dengan Mahesa sebelum ia berangkat. Harapan Alana terkabul. Ia melihat Mahesa bersama teman – temannya.

“Mahesa!!!” panggil Alana

Alana menghampiri Mahesa yang kini tengah bingung dengan kehadiran Alana dihadapannya. Apa yang harus is jelaskan.

“Hiks... hiks... Lo jahat. Kenapa gak bilang kalo lo mau pergi, Sa?” tangis Alana pecah dipelukan Mahesa

“Gue minta maaf soal ini, Al. Gue gak mau lo sedih.”

“Lo udah buat gue sedih dengan cara lo gak bilang sama gue.”

“Gue minta maaf. Tapi gue harus pergi.”

“Apa alasan lo ninggalin gue? Lo janji sama gue buat ada disamping gue, Sa. Lo langgar itu sekarang. Hikss.. Hikss..”

“Gue punya alasan yang belum bisa gue jelasin sama lo. Gue minta lo jaga diri ya, Al.”

“Lo bohongin gue, Sa. Jadi ini yang lo maksud dan ini yang ngebuat lo kasih gue segudang hadiah kemarin? Hah? Iya?”

“Jangan sedih karna gue. Gue bakal hubungin lo tiap saat. Tiap jam tiap menit tiap detik kalo lo mau.”

”Jika bertemu denganmu adalah takdir Tuhan. Dan berteman denganmu adalah pilihan. Maka jatuh cinta padamu bukanlah sesuatu yang aku rencanakan. Cepet balik ya, Sa. Jangan buat gue nungguin lo lama.” Kata Alana sambil tersenyum. Pelukan terakhir. Sebelum Mahesa benar – benar pergi. 

Alana benci akan perpisahan. Alana trauma karna perpisahan. Alana terpuruk karena perpisahan. Tapi Alana belajar tentang perpisahan. Yang ia dapat, Alana bisa rela dan ikhlas melepas dia yang akan pergi. Tapi perpisahan kali ini bukan perpisahan untuk tidak bertemu selamanya melainkan perpisahan untuk kembali. Alana menunggu kembalinya Mahesa. Kini yang harus Alana lakukan adalah sabar menanti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.





...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kasih bintang ya kalo kamu sukaa🤗🤗

Big lope

-Afeb♥️

ALANA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang