39

286 46 38
                                    

Note: Aku ganti kata 'kantin' jadi 'kafetaria' ya. Tempatnya sama kok, cuma aku ganti penyebutannya aja. Mungkin di chapter-chapter sebelumnya juga bakal aku ganti. Oke?

_________________________________________


Masih Berusaha Meluluhkan Hati Seorang Kang Jikyung


🌌🌌🌌


Ting tong

Ting tong

Cekrek


"Hai!"

Seungmin berdiri di depan pintuku dengan senyuman lebarnya. Laki-laki itu juga tampak rapi seperti mau pergi.

"Ngapain?"

Aku malas bertemu dengannya setelah melihatnya dengan seorang perempuan di cafe waktu itu. Untuk apa menemuiku lagi?

"Berhubung kamu nggak dateng ke cafe waktu itu, gimana kalo hari ini kita pergi jalan-jalan?"

Aku mengernyit. "Kencan gitu maksudmu?" Tanyaku dan Seungmin segera mengangguk dengan antusias. "Maaf, aku nggak ada waktu." Jawabku lalu menutup pintuku, tetapi Seungmin segera menahannya.

"Sebentar aja. Gimana? Mumpung malam minggu."

Aku menghembuskan napas panjang lalu membuka kembali pintuku lebih lebar. "Aku bukan tipe orang yang bisa sering pergi waktu malam minggu kayak gini, Seungmin. Jadi jangan berharap banyak bisa ngajak aku pergi. Kamu pulang aja deh, aku lagi kerja tugas."

Tak kusangka, Seungmin malah tersenyum. "Nggak apa kok! Kita bisa kencan di rumah. Aku nggak apa nungguin kamu kerja tugas. Kayaknya asik juga."

"Terserah kamu aja deh. Aku suruh pulang juga percuma." Jawabku kemudian pergi ke sofa. Di depan meja sudah ada laptopku dan beberapa lembaran tugas yang harus kuselesaikan. Seungmin pun mengekor dan duduk di depanku persis.

"Kamu diem aja di situ. Terserah mau ngapain. Aku mau kerja tugas. Jangan ganggu." Ucapku dan Seungmin mengangguk dengan patuh. Setelah itu aku mengabaikan Seungmin dan fokus pada tugasku.

Selama hampir tiga puluh menit mengerjakan tugas, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti sejenak sambil mengirim pesan pada Jisung dan Jihyun untuk bertanya apa mereka sudah menemukan jawaban soal fisika yang cukup sulit yang kutanyakan tadi. Setelah itu aku melirik Seungmin sekilas yang masih setia di tempatnya sambil menatapku terus.

"Kamu nggak bosen 30 menit gini terus? Mending pulang aja deh."

"Kamu nggak laper?" Bukannya menjawab pertanyaanku, laki-laki ini malah balik bertanya dan kujawab dengan gelengan.

"Kamu kalo haus, ambil minum aja di dapur. Terserah mau ambil air atau bikin teh. Ada susu juga di kulkas. Aku males bikinin kamu minum." Ucapku sambil kembali membaca lembaran jurnal di tanganku. Sejujurnya, aku agak tidak enak pada Seungmin dengan kata-kataku. Aku sebenarnya tidak bermaksud melontarkan kata-kata yang menyakitkan itu padanya, tetapi ini salah satu caraku agar dia menghentikan perasaannya. Aku ingin Seungmin berhenti dan tidak lagi mengganggu kehidupanku. Kalau kalian bertanya kenapa, aku punya alasan untuk itu.

Tuk

Seungmin meletakkan segelas teh hangat di depan mejaku. Tadi dia izin pergi ke dapur untuk membuat minum dan sekarang kembali dengan dua gelas teh hangat.

"Makasi." Ucapku lalu meletakkan kacamataku ke meja dan meraih teh hangat yang dibuatkan Seungmin. Tiga puluh menit sudah berjalan kembali dan ini saatnya aku untuk istirahat lagi. Setelah minum, aku pun meregangkan otot-ototku yang mulai terasa kaku.

Overmorrow (Kim Seungmin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang