9

349 80 38
                                    

Aku Benci Gelap...

🌌🌌🌌

Aku membereskan bukuku ketika dosen bahasa inggrisku keluar. Dosenku yang satu itu memberikan tugas presentasi untuk minggu depan dengan masing - masing kelompok berisi dua orang. Kebetulan aku satu kelompok dengan Choi Lia. Gadis itu pintar bahasa inggris, omong - omong. Aku jadi bersyukur karena jujur saja, bahasa inggrisku tidak seberapa baik. Aku mengerti dan paham jika disuruh menerjemahkan suatu teks bahasa inggris. Tapi kalau sudah soal berbicara, aku angkat tangan.


Aku pun mendatangi meja Lia dengan maksud ingin membahas tugas tadi dengannya. Gadis itu pun menyuruhku untuk duduk di sebelahnya.


"Mau kerja sekarang aja?" tawarnya dan aku seketika mengangguk. Lebih cepat dikerjakan lebih baik, bukan?

"Mau kerja di apartemenku aja, nggak?" tanyanya lebih lanjut. Sepertinya ide yang bagus.


"Boleh aja. Apartemenmu di mana?" tanyaku.


"Di apartemen Gold City. Kamu tahu, nggak? Mending kita ke sana bareng aja. Aku nggak bawa kendaraan soalnya hehe.." ucap Lia lalu tersenyum kikuk.


Aku pun diam sebentar lalu teringat sesuatu. Apartemen Gold City ya? Bukankah itu apartemennya Seungmin? Kenapa bisa kebetulan ya?


"Oke. Kita berangkat sekarang?" tanya Lia dan aku mengangguk.


Kami berdua lalu bergegas untuk keluar kelas, tapi sebelumnya aku pamit dulu pada Jihyun dan Jisung yang kelihatan sedang berdiskusi. Mereka kebetulan satu kelompok untuk tugas bahasa inggris ini.


"Kamu mau ke apartemennya Lia? Boleh nitip sesuatu buat Seungmin, nggak?" tanya Jihyun dengan tatapan memohon. Dahiku mengernyit. Kenapa harus titip padaku kalau Jihyun bisa memberikannya pada Seungmin sendiri. Bukannya aku tidak mau dititipi sih, hanya saja aku bertanya - tanya. Memangnya hari ini Jihyun tidak bertemu Seungmin ya?


"Aku titip tolong kasihin kue ini dong ke dia. Hari ini Seungmin nggak kelas soalnya dosennya berhalangan. Nanti kamu kasih ke dia ya isinya. Tempatnya bawa pulang aja. Besok kamu kasihin ke aku soalnya mau aku pake hehe.." jelas Jihyun dan pertanyaanku tadi seketika terjawab.


"Ya udah. Aku nanti kasihin ke dia."

"Masih inget nomor unitnya, kan?" tanya Jihyun dan aku mengangguk. "Ih.. makasi, Kyung. Jikyung emang pengertian deh."


"Idih.. lebay." Sindir Jisung sambil bergidik. Jihyun pun langsung melempar Jisung dengan kotak pensil miliknya dan seketika terdengar Jisung sedang mengaduh.


"Ini ya, Kyung."


Jihyun pun mengulurkan sebuah bungkusan yang baunya harum. Jihyun memang suka membuat kue dan membagikannya padaku dan Jisung. Dan kuakui kalau kue buatan Jihyun memang enak.


"Ya udah. Aku pergi dulu ya. Nanti aku kasihin ke pacarmu."


🌌🌌🌌


"Ada yang mau ditambahi lagi nggak kira - kira?" Tanyaku ketika aku sudah selesai mengetikkan sesuatu di laptop. Lia pun memeriksanya sejenak lalu menggeleng.


"Kayaknya udah cukup. Kalo terlalu banyak nanti presentasinya nggak selesai - selesai." Jawabnya lalu sedetik kemudian tertawa kecil. "Diminum dulu, Ji." Ucap Lia sambil menyodorkan jus jeruk yang tadi dia taruh di meja. Aku pun menyingkirkan laptopku lalu menerima jus jeruk itu. Sambil minum, aku memperhatikan unit apartemen milik Lia. Unit milik Lia ini terkesan lebih penuh daripada milik Seungmin. Lia suka menempatkan pigura - pigura kecil pada meja dan dinding apartemennya juga penuh dengan foto - foto milik Lia. Di sudut ruang tamu juga ada sebuah lemari besar berisi penghargaan dan piala - piala miliknya. Sedangkan unit apartemen Seungmin tampak lebih kosong.

Overmorrow (Kim Seungmin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang