21

266 57 20
                                    

Kencan Grup...

🌌🌌🌌

Aku bangun kemudian memegangi kepalaku yang terasa pusing. Mungkin ini efek karena aku kebanyakan menangis kemarin. Aku lalu meraih ponselku untuk melihat jam yang ada di sana. Setelah selesai, aku pun turun dari tempat tidur untuk pergi ke dapur.


Suasana unit milik Seungmin ini terasa sepi sekali. Biasanya juga sepi sih, tapi kali ini suasananya terasa lebih lengang. Apa Seungmin pergi ya? Sepertinya iya.


Aku pun melangkahkan kaki ke dapur, tapi sesuatu di atas meja makan yang tertutup tudung saji itu menarik perhatianku. Aku membukanya dan tampaklah semangkuk bubur, vitamin, dan sebuah sticky note dengan tulisan Seungmin di sana.


Jikyung, aku buatin kamu bubur buat sarapan. Aku juga sediakan vitamin buat kamu supaya kamu nggak sakit karena kemarin hujan - hujanan. Dimakan ya ^_^. Aku nggak ada di apartemen kalo kamu cari aku.

-Kim Seungmin.


Sudut bibirku terangkat ke atas setelah membaca surat kecil dari Seungmin. Jujur, aku merasa.. terharu? Belum pernah ada laki - laki yang berlaku demikian padaku. Ya, mungkin Jisung? Tapi entah kenapa, aku merasa biasa saja dengan perlakuan Jisung padaku. Namun, kali ini seperti ada yang berbeda.


Ah sudahlah.. mungkin pikiranku masih belum benar.


Aku pun duduk lalu memakan bubur buatan Seungmin ini dengan perang batin yang tengah terjadi dalam hatiku.


🌌🌌🌌


"Kyung."


Aku yang sedang menyelesaikan buku rencana kerjaku untuk praktikum pun menoleh ketika Jihyun memanggilku.


"Ada yang mau aku omongin soal Renjun." Ucap Jihyun. Raut wajah gadis itu tampak menyimpan sesuatu. Aku pun melirik Jisung yang duduk di hadapanku dan laki - laki itu juga berekspresi sama dengan Jihyun. Ada apa memangnya?


"Kayaknya Heejin sama Renjun balikan."


Aku mengerjap. Ah.. mereka sudah balikan ya? Sudah kuduga kalau tidak lama mereka pasti akan balikan juga.


"Kamu nggak apa, kan? Kamu sedih atau gimana?" Jisung menanyaiku dengan cepat. Aku kemudian tersenyum. "Kalo kamu sedih, bilang aja. Atau pengen nangis, mungkin?"

Aku menggeleng. "Nggak, kok. Udah kuduga mereka bakal balikan. Aku udah tahu soalnya Sabtu kemarin Renjun ngebatalin janjinya buat pergi sama aku soalnya nemenin Heejin ke rumah sakit." Jawabku. Aku tersenyum tipis, berusaha menunjukkan kepada Jihyun dan Jisung kalau aku baik - baik saja. Ada sedikit perasaan tidak rela sebenarnya di hatiku, tapi ya sudahlah. Memang Renjun bukan takdirku, kan? Mau apa lagi?


"Kamu udah rela?" tanya Jihyun dengan hati - hati.


Aku tertawa kecil. "Terus mau gimana emang kalo nggak rela?" Hatiku cukup sakit sebenarnya, tapi Sabtu kemarin aku sudah mengeluarkan seluruh air mataku, sehingga rasanya tidak ada yang perlu kutangisi lagi soal Renjun. Aku sudah cukup lelah dan menurutku ya sudah.. mungkin ini saatnya aku untuk move on.


Namun, ada suatu hal yang mengganjal di hatiku. Biasanya, aku bisa move on dengan mudah jika sudah ada laki - laki lain yang mengisi hatiku. Tapi, untuk saat ini sepertinya belum ada.

Overmorrow (Kim Seungmin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang