40

286 49 36
                                    

Terima Kasih Karena Sudah Menjadi Penolongku

🌌🌌🌌

Suasana ruang seminar sangat tenang. Hanya terdengar suara dari pembicara di depan sana, sedangkan para mahasiswa sibuk mendengarkan sambil mencatat materi yang disampaikan oleh pembicara. Seminar yang sedang kuikuti ini merupakan seminar yang membahas tentang film pendek, seperti bagaimana cara mendapatkan ide, bagaimana cara memvisualisasikan ide menjadi sebuah karya yang baik, bagaimana cara mengolah ide untuk dapat dikemas menjadi sebuah film pendek yang lengkap, dan lain-lain. Seminar ini memang tidak ada hubungannya dengan jurusanku, tetapi aku, Jisung, dan Jihyun tertarik untuk ikut sambil sesekali mengenang masa-masa SMA saat kami diberi tugas untuk membuat film pendek.

Seminar yang diadakan oleh jurusan teater dan film ini memang terbuka untuk semua mahasiswa dari jurusan apapun, tidak khusus untuk jurusan teater dan film saja. Sepupuku, Yeji dari jurusan komunikasi juga ikut di seminar ini. Gadis itu berada di sisi lain di sebelah kanan. Sedangkan aku duduk bersebelahan dengan Jisung dan Jihyun.

Tak terasa seminar ini sudah berjalan selama dua jam. Pembicara yang ada di depan pun tampak mulai mengakhiri acara dengan menyampaikan kata-kata penutup. Benar saja, tak lama kemudian seminar pun selesai. Langsung saja para mahasiswa berdiri dan meninggalkan ruang pertemuan. Aku, Jisung, dan Jihyun pun juga ikut meninggalkan ruang pertemuan dan pergi ke perpustakaan untuk menyelesaikan tugas.

“Gila sih.. aku jadi pengen buat film pendek lagi kayak dulu waktu SMA.” Ucap Jihyun dengan antusias. “Kayaknya kita perlu nyetel film pendek yang kita buat dulu pas SMA. Ah.. ceritanya bagus banget. Aku jadi kangen kan..”

“Iya jelas bagus kan kamu sama Jikyung yang bikin skripnya. Kalian kan pinter nulis. Jelas bagus lah.” Ucap Jisung sambil mengacungkan dua jempolnya.

“Kayaknya kita salah jurusan deh hahaha..” candaku dan segera dibalas oleh tawa Jisung dan Jihyun.

“Kayaknya iya deh hahaha. Aku jadi pengen nulis skrip film lagi sambil syuting film daripada ngurusin senyawa-senyawa kimia ini. Pusing..” Jihyun pun menampilkan ekspresi kesalnya pada lembaran tugas di mejanya.

“Kalo kamu pusing, terus aku ini apa? Kamu yang pinter kimia aja ngeluh, apalagi aku coba?” balas Jisung sambil mengetuk dahi Jihyun dengan bolpoin yang dia pegang. “Cari buku sana buat nyelesaiin soal ini. Nanti kalo udah, aku nyontek jawabanmu.”

“Ish.. enak aja. Perpustakaan segini besarnya ya kamu cari buku sendiri lah.” Balas Jihyun sambil mengusap-usap dahinya akibat perlakuan Jisung tadi.

“Aku cari buku dulu deh. Mungkin nemu yang cocok buat kerja soal ini.” Ucapku lalu melepas kacamataku dan hendak menaruhnya pada kotaknya, tetapi kotaknya malah tidak ada. Aku pun mencari kotak kacamataku di meja dan tidak menemukannya juga.

“Kalian liat kotak kacamataku nggak?” tanyaku. Jisung dan Jihyun pun menggeleng.

“Di tas mungkin?” Tanya Jisung.

“Aku nggak ngerasa masukin ke tas kok. Tadi habis dari ruang pertemuan kayaknya aku tenteng bareng buku sama alat tulisku.”

“Ah aku inget! Tadi kan kamu taruh di belakangmu. Di kursi, kan?” ucap Jihyun dan seketika aku teringat kalau tadi aku menaruh kotak kacamataku di belakangku agar tidak jatuh.

“Ya udah. Aku balik ke ruang pertemuan dulu ya.”

"Aku temenin." Ucap Jisung dan aku menggeleng. "Nggak apa. Daripada kamu sendirian."

"Nggak apa kok. Aku sendirian aja." Jawabku lalu tersenyum singkat.

Aku pun cepat-cepat berdiri dan berlari kecil menuju ruang pertemuan tadi yang jaraknya agak jauh dari perpustakaan.

Overmorrow (Kim Seungmin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang