7

362 63 23
                                    

Sepupu Hwang Yeji

🌌🌌🌌

Hari Sabtu seharusnya menjadi hari yang tenang untukku dan menjadi hari di mana aku bisa tidur sesukaku sebelum hari Senin kembali menyapa dan tugas - tugasku kembali melambai - lambai untuk segera dikerjakan. Namun sepertinya harapanku harus musnah detik ini juga karena suara Hwang Yeji, sepupuku, memenuhi kamarku. Gadis itu sedari tadi berusaha membangunkanku, tapi aku masih betah untuk memejamkan mataku.

"Jikyung, bangun dong." Ucapnya sambil menarik - narik tanganku.

"Apa sih, Ji?" jawabku akhirnya sambil memukulnya dengan gulingku lalu berpindah posisi untuk membelakanginya.

"Jalan - jalan yuk." Ajaknya sambil menarik gulingku. Aku pun mulai emosi karena Yeji sangat mengganggu tidurku. Tidak tahukah dia kalau aku sangat - sangat ingin tidur? Rasanya tubuhku masih betah berlama - lama menempel dengan tempat tidur.

"Males ah.. aku mau tidur aja." Balasku dengan suara serak khas orang baru bangun tidur yang bahkan bangun pun karena dipaksa oleh oknum Hwang Yeji ini.

Setelah itu tidak ada suara lagi dari Yeji. Aku pun bernapas lega dan hendak memasuki alam mimpi lagi sebelum tiba - tiba Yeji bersuara.

"Kyung, kotak praktikummu lucu deh. Aku lihat ya."

"Jangan!"

Aku pun seketika bangun dalam posisi duduk ketika mendengar Yeji menyebut - nyebut kotak praktikumku. Bukannya apa, Yeji dan kotak praktikumku itu bukanlah suatu perpaduan yang bagus. Ngomong - ngomong, kotak praktikumku ini berisi alat - alat yang digunakan untuk praktikum, seperti object glass, pipet tetes, dan lain - lain. Dulu Yeji pernah mengotak - atik kotak praktikumku sampai 10 pipet tetesku pecah gara - gara dia. Entah apa yang dilakukannya sampai - sampai pipet tetesku bisa pecah ujungnya.

"Maaf, Kyung. Isinya lucu soalnya." Ucap Yeji ketika aku memasang wajah datar padanya yang waktu itu baru saja memecahkan pipet tetesku. Seharusnya pipet tetes dan segala macam alat praktikum itu tidak asing untuk Yeji, tapi gadis itu masih mengatakan kalau isi kotak praktikumku itu lucu.

"Ya lucu, Kyung, soalnya punya kamu sendiri. Kalo biasanya kan punya laboratorium. Nggak asik."

Aku sampai tercengang mendengar alasannya. Teori dari mana yang menunjukkan kalau pipet tetesku itu lebih lucu daripada pipet tetes di laboratorium? Bukannya sama saja?
Maka dari itu aku tak pernah mau kalau Yeji sampai menyentuh kotak praktikumku lagi.

"Diancem sama kotak praktikum baru mau bangun ternyata." Ucapnya lalu tertawa sampai matanya membentuk bulan sabit.

"Ya kamu serem kalo udah pegang kotak praktikumku. Nggak selamat itu isinya kalo kamu pegang." Ucapku dengan nada kesal, sedangkan Yeji masih tertawa.

"Ya udah, mandi sana. Aku tunggu di sini sambil beli tiket nonton. Pokoknya jam 10 harus udah siap. Kita jalan - jalan."

Aku meraih handukku di jemuran kecil di kamarku dan sebelum masuk ke kamar mandi aku menyindir Yeji.

"Makanya cari pacar sana, sepupuku tercinta."

"Tolong Anda mengaca juga ya, sepupuku tercinta." Balasnya sambil tiduran di tempat tidurku lalu mengotak - atik ponselnya.


🌌🌌🌌


Jam setengah sebelas akhirnya aku dan Yeji sampai di bioskop. Yeji sudah mengambil tiket yang tadi dia pesan dan sekarang gadis itu mengantre untuk membeli popcorn, sedangkan aku duduk manis di kursi. Awalnya aku sudah bilang pada Yeji untuk tidak usah membeli popcorn. Popcorn di bioskop kan harganya mahal sekali. Bukannya apa, menurutku malah buang - buang uang kalau beli popcorn di bioskop padahal aku bisa membuatnya di rumah.

Overmorrow (Kim Seungmin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang