30

304 57 14
                                    

Dilema..

🌌🌌🌌


Aku menyerahkan kertas-kertas berisi kuis tadi ke Bu Joohyun setelah merapikan dan menghitung jumlahnya. Pas 50 lembar sesuai dengan jumlah mahasiswa di kelasku. Bu Joohyun pun berterima kasih padaku dan segera menerima kertas-kertas itu kemudian memasukkannya ke dalam map bening miliknya.

Aku lalu membungkuk singkat pada Bu Joohyun kemudian keluar dari kelas. Bertepatan dengan itu, aku hampir menabrak Seungmin yang berdiri di depan pintu kelas. Aku hampir oleng ke belakang, tetapi Seungmin dengan sigap meraih lenganku hingga aku tidak oleng ke belakang.

"Ma-makasih." Ucapku lalu segera melepaskan tangan Seungmin yang masih berada di lenganku ketika tubuhku sudah dapat berdiri dengan stabil. Jantungku bereaksi lebih cepat ketika ada Seungmin seperti ini dan aku mulai merasa tidak nyaman.

"Jihyun mana?" tanyanya.

"Kantin." Jawabku dengan cepat sambil menghindari tatapan Seungmin. "Kalo gitu, aku pergi dulu ya."

"Jikyung! Tunggu!"

Langkahku terhenti dan aku berbalik pada Seungmin. "Kenapa?"

Laki-laki itu hanya menatapku tanpa berbicara apa-apa.

"Ada apa, Seungmin?" tanyaku lagi. Melihatnya hanya berdiri dan menatapku seperti itu makin membuatku tidak nyaman. Apalagi setelah pengakuannya padaku dua hari yang lalu. Hal itu makin membuatku tidak nyaman ketika harus berhadapan dengannya seperti ini.

"Ah itu.. kamu mau ke kantin juga, kan? Kalo iya, bareng aja." tanyanya dan aku menggeleng. Sebenarnya aku mau menyusul Jihyun dan Jisung di kantin, tapi melihat Seungmin sepertinya mau ke kantin juga, lebih baik aku mengurungkan niatku untuk ke kantin. "Oh.. gitu. Aku kira mau ke kantin juga haha.." ucapnya lalu tertawa canggung.

"Ya udah.. aku pergi dulu ya." Ucapku dan akhirnya Seungmin hanya mengangguk singkat untuk menjawab ucapanku. Aku kemudian berbalik dan melangkah menuju danau kampus.

Maaf Seungmin, tapi aku harus menghindarimu. Benar-benar menghindarimu..


🌌🌌🌌


Aku duduk di kursi panjang sambil menatap danau buatan milik kampus yang cukup besar di depanku. Danau buatan ini memang merupakan tempat yang tenang dan pas untuk berdiam diri dan mencari ketenangan. Kursi-kursi panjang diletakkan di pinggiran danau dan biasanya diisi oleh mahasiswa-mahasiswa untuk sekadar duduk lalu merenung, makan, ataupun belajar. Suasananya seolah-olah mendukung sekali untuk menenangkan diri. Aku menghembuskan napasku lalu menatap ke sekitar. Banyak pasangan yang menghabiskan waktu di sini sambil makan dan bercanda tawa.

Otakku kemudian memutar kejadian saat Seungmin memberikan pengakuan padaku saat dia mabuk dua hari yang lalu. Apa semua perhatian yang dia berikan padaku itu disebabkan karena dia ada rasa untukku?

Bolehkah aku menyebut dia punya rasa untukku setelah pengakuannya itu?

Entahlah.. aku bingung.

Masalahnya.. Seungmin adalah pacarnya Jihyun, sahabatku yang bahkan sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri.

Pengakuannya itu tidak bisa semata-mata kuabaikan begitu saja. Aku jadi ingin tahu, kalau memang Seungmin menyimpan rasa untukku, lalu bagaimana perasaannya untuk Jihyun? Apakah rasa itu tetap ada?

Jihyun sangat mencintai Seungmin. Aku bisa melihatnya dari bagaimana Jihyun selalu menatap Seungmin dengan mata yang berbinar dan bagaimana senyum tipisnya terbit ketika pacarnya itu mengiriminya pesan yang hanya sekadar bertanya kabar. Tidak hanya itu saja, Seungmin itu juga merupakan pacar pertama Jihyun.

Overmorrow (Kim Seungmin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang