CHAPTER 2

634 160 70
                                    

PRABANGKARA, sebuah yayasan pendidikan yang menaungi 3 tingkatan sekolah paling bergengsi di Indonesia, yaitu SD Prabangkara, SMP Prabangkara dan SMA Prabangkara. Nama yayasan ini diambil dari bahasa Sanskerta, yaitu Prabangkara, yang berarti Matahari. Berpedoman pada motto Vive Sicut Sol, yang berarti Hiduplah Seperti Matahari. Dengan harapan, para siswa di sana dapat bersinar serta berguna bagi masyarakat layaknya matahari, yang menjadi pusat energi segala makhluk di bumi.

Sekolah elite yang menjadi incaran para anak konglomerat dan pejabat negara ini sangat mengedepankan pendidikan karakter. Maka dari itu, mereka membuat seleksi yang ketat. Bukan hanya dari kecerdasan intelektual saja, namun juga kecerdasan emosional. Bahkan, orang tua juga menjadi salah satu objek penilaian dalam seleksi ini. Mereka percaya bahwa kesuksesan seorang anak bukan hanya dari sekolah yang ia tempati, tetapi juga bergantung pada hubungan orang tua dan anak itu sendiri. Seperti yang sering orang-orang katakan, di balik kesuksesan seorang anak, ada orang tua yang hebat di belakangnya.

Kompleks persekolahan Prabangkara juga dijaga sangat ketat. Ada dua pintu gerbang utama, yaitu gerbang masuk dan gerbang keluar. Di dalamnya ada tiga pintu gerbang lagi dan tembok-tembok yang menjulang tinggi sebagai pembatas antar tingkatan. Persekolahan itu juga dikelilingi pepohonan rindang yang membuat udara di sana segar dan nyaman untuk belajar. Saat memasuki gerbang masuk, akan terlihat dua persimpangan, jika berbelok ke kiri akan langsung menuju Gedung olahraga utama dan Stadion Prabangkara (meskipun di masing-masing tingkatan sekolah sudah ada ruang olahraga.), jika berbelok ke kanan akan menuju gerbang SD, berlanjut ke gerbang SMP, dan yang terakhir adalah gerbang SMA. Jalan lurus ke depan adalah jalan menuju Auditorium utama dan belokan ke kanan menuju gerbang keluar. Prabangkara memang seluas itu.

Setiap tahunnya, SD Prabangkara hanya menerima 100 siswa, mereka menerapkan sistem kesetaraan, kecerdasan intelektual tidak terlalu berpengaruh dalam seleksi, namun peran serta orang tua benar-benar diperlukan. Seragam SD berwarna hitam dengan list coklat keemasan (nyaris seperti warna perunggu). Sedangkan SMP hanya menerima 200 siswa per tahun, sistem nilai dalam menentukan kelas sudah diterapkan di sini. Siswa SMP memiliki seragam berwarna putih dengan rompi dan bawahan silver. Namun fokus utama dalam cerita kali ini adalah SMA Prabangkara. Sekolah yang hanya menerima 240 siswa per tahunnya. Mereka memiliki seragam sekolah berwarna putih dengan almamater serta bawahan hitam list emas. Terdapat 12 kelas dengan tiga jurusan di tiap angkatannya, masing-masing kelas berisi 20 siswa. Setiap jurusan mempunyai kelas-kelas unggulan yang berisikan anak-anak dengan nilai di atas rata-rata dan anak-anak yang memiliki 'koneksi'.

Selain itu, SMA Prabangkara memiliki siswa-siswa terbaik yang memiliki berbagai bakat dan prestasi luar biasa. Namun, ada 3 orang siswa yang dijuluki 3 pilar, karena pengaruh besar mereka terhadap perkembangan sekolah ini. Si Jenius, si penguasa dan si ambisius.

***

Jam 06.30 SMA Prabangkara sudah di penuhi para siswa. Seorang gadis berkacamata dengan rambut panjang bergelombang berjalan menyusuri koridor sambil sesekali tersenyum pada orang-orang yang menyapanya. Dilihat dari pakaiannya yang rapi, aroma Lavender dari parfumnya, kacamata tebal, wajahnya yang tampak dewasa dan cantik, serta cara berjalannya yang anggun, orang-orang dapat langsung berspekulasi bahwa gadis ini adalah Kakak kelas idaman banyak orang.

Lima puluh persen dari spekulasi yang mereka ciptakan adalah benar, namun masih ada lima puluh persen lagi yang tidak diketahui banyak orang. Gadis yang biasa dipanggil Kalia ini, tidak lebih dari seorang anak kecil yang terperangkap dalam tubuh serta pemikiran orang dewasa. Mungkin lebih tepatnya, Kalia adalah anak kecil yang dewasa sebelum waktunya.

"Pagi kak," sapa seorang pria sambil menepuk pundak Kalia dari belakang. Badannya tinggi, bahkan Kalia harus mendongak untuk melihatnya, mungkin sekitar 180 cm atau lebih. Potongan rambutnya rapi, senyumnya manis dan wajahnya tampan, benar-benar tipe idaman setiap wanita. Belum lagi wangi musk yang lembut dan hangat dari tubuhnya, sepertinya itu parfum yang ia kenakan.

Alison Zhou & The Reason for My Euphoria | Series 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang