CHAPTER 39

247 40 7
                                    

Kent akan mengadakan pesta perayaan Natal di Mansion, sekaligus syukuran atas kesembuhan Karina. Tentu bukanlah pesta kecil jika diadakan oleh Alison Zhou, tapi benar-benar pesta termewah tahun ini, setelah banyaknya drama yang terjadi di keluarga mereka selama proses penyembuhan Karina, apalagi keluarga besar Alison Zhou dari Beijing dan London sudah hadir di Indonesia sejak seminggu yang lalu.

Tiga buah mobil mewah milik keluarga Alison Zhou tiba di parkiran gereja 30 menit sebelum Misa Malam Natal dimulai. Kedatangan mereka mengundang perhatian banyak orang. Apalagi Karina yang sudah lama tak pernah kelihatan di depan publik. Ada beberapa orang yang secara terang-terangan menyapa mereka, ada juga yang mengambil foto diam-diam.

Mereka datang dengan baju berwarna merah bercampur gold yang merupakan rancangan Desainer ternama dunia. Sangat elegan dan mewah. Benar-benar menampilkan ciri keluarga Alison Zhou. Selain itu, Keluarga Sandyakala yang merupakan keluarga besar Karina juga hadir di sana. Tentu saja hal itu membuat mereka semakin mendapat perhatian banyak orang.

Karena kedatangan mereka, penjagaan di gereja itu benar-benar di perketat. Bahkan Aziel sengaja meminta para Ajudannya mengirimkan pasukan khusus untuk menjaga keamanan di sekitar gereja. Tapi demi menjaga kehikmatan Misa malam Natal, para penjaga diminta agar tidak terlalu mencolok dan mengundang banyak perhatian.

Para wartawan juga sudah siap dengan kamera dan alat perekam suara, beberapa berdiri di luar, ada juga yang duduk di dalam sembari mengikuti Misa.

Sejak turun dari mobil, Kent tidak melepaskan genggaman tangannya dari Karina. Kent benar-benar tidak suka dengan cara para pria menatap Karina, semua orang selalu menoleh dua kali hanya untuk melihat betapa cantiknya Karina malam ini. Untungnya ia berhasil membujuk Karina untuk tidak menyanggul rambutnya, setidaknya leher cantik istrinya tidak terekspos di depan banyak orang.

"Jangan senyum terus Karin," tegur Kent yang melihat Karina tidak berhenti tersenyum manis pada orang-orang.

"Ya terus aku harus gimana? Masa marah-marah?!"

"Biasa aja, enggak usah gitu-gitu banget."

Karina memutar bola matanya, lalu melepaskan genggaman tangan Kent, jengkel sekali rasanya jika Kent sudah bersikap seperti ini. Tapi baru saja Karina melangkah,  Kent dengan cepat meraih pinggang Karina.

"Mau ke mana?" Tanya Kent.

"Ke tempat anak-anak. Kamu cemburu juga kalau aku sama mereka?!" Kesal Karina.

Kent menghembuskan napas kasar lalu segera mengikuti istrinya itu. Ingin rasanya ia menyembunyikan wajah cantik Karina, tapi itu tidak mungkin. Yang ada Karina akan marah besar padanya.

"Ma, kita masih bisa duduk di dalam kan?" Tanya Arvin begitu Karina ke sana, ia dapat melihat betapa ramainya gereja malam itu, bahkan ada beberapa umat yang duduk di luar.

"Masih dong, kursi kita udah disiapkan," ujar Karina sambil merapikan kerah kemeja Arvin, lantas melirik ke arah putrinya. "An, sini Mama rapikan rambutnya."

Anna segera ke arah Karina. "Ma, gaun Anna untuk acara besok udah disiapin kan?"

"Udah, besok Anna tinggal pakai aja," kata Karina sembari memasang bando dengan hiasan mutiara berwarna emas di kepala Anna, lalu menyisir rambut panjang kecoklatan  Anna dengan jemarinya agar terlihat lebih rapi.

"Ini lilinnya Mr. Zhou." Mr. Hans memberikan lima batang lilin pada Kent.

"Terima kasih," balas Kent singkat. Lalu membagikan lilin itu pada keluarganya, masing-masing satu.

"Pa, Ma, Jo duluan masuk ke gereja ya," pamit Jonan seraya merapikan rambutnya yang sudah ia polesi dengan jel rambut.

"Tunggu sebentar sayang." Setelah selesai dengan Anna, Karina merapikan kemeja Jonan sekali lagi, memperhatikan putranya dari atas sampai bawah. Sempurna. Jonan terlihat tampan seperti biasanya. "Minum dulu," suruh Karina sembari memberikan sebotol minuman pada Jonan.

Alison Zhou & The Reason for My Euphoria | Series 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang