CHAPTER 15

287 42 7
                                    

Ting!

Kent keluar dari lift bersama Mr. Hans yang berada di belakangnya setelah sampai di lantai 3, tepat di mana kamar anak-anaknya berada. Dapat dilihatnya Mr. Fey yang baru saja keluar dari kamar Arvin. Memang sudah menjadi tugasnya untuk memeriksa kamar anak-anak Alison Zhou sebelum tidur, memastikan keamanan kamar mereka.

"Mr. Zhou," sapa Mr. Fey sambil membungkuk empat puluh lima derajat saat melihat Kent menghampirinya.

"Arvin sudah tidur?" Tanya Kent.

"Belum Mr. Zhou, Tuan Muda sedang membaca komik," ujar Mr. Fey dengan sopan.

Kent mengangguk singkat, lalu membuka pintu kamar Arvin. Dilihatnya Arvin yang sedang tengkurap di atas kasur sambil membaca komik, sesekali tawanya menggelegar memenuhi kamar.

"Arvin," panggil Kent.

Arvin langsung menoleh ke arah pintu, "Hai Pa," balas Arvin singkat, kemudian kembali fokus pada komik di depannya itu.

"Jangan terlalu malam tidurnya," kata Kent mengingatkan putra bungsunya itu.

"Iya, tinggal dikit lagi kok." Arvin mengangkat buku komiknya.

"Selamat malam," ucap Kent sambil tersenyum lebar.

"Selamat malam," balas Arvin lagi.

Kent menutup pintu kamar Arvin pelan sembari tersenyum tipis. Terlalu sibuk bekerja membuat Kent baru menyadari bahwa putranya sudah tumbuh besar. Padahal dulu Arvin selalu menyuruh orang lain untuk membacakannya komik sebelum tidur, sekarang Arvin sudah bisa mandiri.

"Anna di mana?" Tanya Kent lagi pada Mr. Fey yang masih mengikutinya dari belakang.

"Nona sudah tidur Mr. Zhou. Saya sudah memeriksa kamarnya, semuanya sudah aman," ujar Mr. Fey.

Kent melangkah menuju kamar Anna. Ia ingin memeriksa apakah putrinya benar-benar sudah tidur. Kent membuka pintu perlahan. Lampu kamar Anna sudah dimatikan, diganti dengan lampu tidur berwarna pink. Dapat dilihatnya Anna yang sudah tertidur pulas. Kent tersenyum tipis lalu segera keluar dari sana.

"Mr. Zhou, sepertinya tadi Nona menangis lagi," lapor Mr. Fey. Ia mendengar suara tangis Anna tadi, meski hanya samar-samar, tapi Mr. Fey yakin itu adalah suara Anna.

Kent menghembuskan napas kasar, lantas mengangguk. Menangis jadi salah satu kebiasaan Anna selama 5 tahun terakhir. Kent tahu semua itu, meskipun Anna sering menangis diam-diam. "Kalian bisa istirahat sekarang, saya mau ke kamar Jonan," kata Kent pada mereka.

"Baik Mr. Zhou." Mr. Hans dan Mr. Fey menunduk empat puluh lima derajat dan segera pergi dari sana.

Kent berjalan menuju kamar Jonan. Ia harus memastikan persiapan Jonan untuk retret OMK besok sore. Begitu membuka pintu kamar Jonan, Kent mendapati putra sulungnya tengah sibuk bermain game di komputer.

"Jonan, udah siap untuk retret besok?" Tanya Kent bersamaan dengan suara sorakan Jonan karena memenangkan pertandingan di komputer itu.

"Jonathan," panggil Kent sekali lagi.

"Hah?" Jonan baru menyadari keberadaan Papanya. "Hai Pa," sapa Jonan seraya berdiri dari kursinya. "Ngapain Papa ke sini?"

"Udah siap belum untuk retret besok?" ulang Kent.

"Udah sih kayaknya," jawab Jonan seadanya.

Kent mengerutkan keningnya, "Kok kayaknya?" Tanya Kent lagi yang merasa tak puas dengan jawaban yang dilontarkan Jonan.

"Tadi Jo suruh Bi Susan yang siapkan barang-barang Jo," jelas Jonan tanpa merasa bersalah sedikit pun. Ia memang sudah terbiasa memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan keperluannya.

Alison Zhou & The Reason for My Euphoria | Series 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang