***
Untuk para pembaca yang baru mampir ke cerita ini, akan lebih baik jika kalian membacanya dari awal sesuai urutan. Membaca sebuah cerita sama halnya seperti mengerjakan soal matematika. Jika kita sudah tahu hasil akhir tanpa mengerjakan setiap tahapnya, rasanya pasti biasa saja. Tapi jika kita mengerjakan dari awal dan mengikuti tiap tahap sampai menemukan hasil akhir, rasanya sangat luar biasa. Sama seperti memenangkan sebuah pertandingan.
Kalau cuma kepo sama endingnya, mending balik lagi deh sana!
Aku yakin kalian bakalan kecewa
Halaman Mansion Alison Zhou sudah disulap menjadi ruang pesta. Sekitar 5 buah tenda pesta berukuran besar sudah didirikan di sana. Pohon Natal raksasa juga telah menghiasi tempat itu. Dan untuk pertama kalinya, gerbang raksasa berwarna gold itu dibuka lebar untuk menyambut kedatangan para tamu.
Kini Karina sedang memperhatikan dirinya di pantulan cermin. Gaun berwarna putih sudah melekat pas di tubuhnya. Karina tersenyum puas, tidak sia-sia ia melakukan perawatan selama 2 bulan ini. Penampilannya sudah kembali seperti dulu lagi. Tapi ia percaya bahwa semua yang terjadi padanya tidak terlepas dari campur tangan Tuhan."Udah siap?" Tanya Kent sembari memeluknya dari belakang.
"Kent," panggil Karina dengan suara lembutnya.
"Kenapa?"
"Makasih ya."
Kent mengerutkan keningnya. "Buat apa?"
"Makasih udah mau nunggu aku," ucap Karina dengan pandangan tak terlepas dari cermin di hadapannya. Dapat ia lihat Kent tersenyum di sana.
"Aku yang harusnya bilang makasih. Karena kamu udah mau kembali," balas Kent sembari mengecup puncak kepala istrinya. "Aku enggak tahu gimana jadinya aku kalau kamu benar-benar pergi waktu itu."
"Katanya kamu enggak percaya happy ending." Karina kembali mengungkit masalah itu. Masih ingat jelas percakapan mereka di ladang lavender beberapa tahun yang lalu.
"Memang benar, aku memang enggak percaya dengan happy ending di dunia ini. Tapi aku belum mau kisah kita sampai di ending secepat itu," jelas Kent.
Karina membalikkan badannya. "Bukannya waktu itu kamu bilang enggak akan pernah melarang aku pergi, kalau kamu melarang aku pergi artinya kamu melarang aku untuk bahagia? Aku masih ingat itu."
"Itu yang buat aku takut." Kent mempersempit jarang mereka,tangannya mengusap pipi Karina dengan lembut. "Mungkin kamu lupa dengan awalan dari kalimat itu. Kalau kamu pergi artinya kamu udah enggak bahagia lagi sama aku. Aku takut kamu benar-benar enggak bahagia selama hidup dengan aku."
Karina tersenyum manis. "Aku enggak pernah berpikiran gitu kok Kent, aku selalu bahagia sama kamu. Bahkan sejak aku menikah dengan kamu, kamu udah jadi alasan kedua aku untuk bahagia."
"Aku kedua? Terus yang pertama siapa?" Tanya Kent yang merasa tidak terima.
"Tuhan," jawab Karina santai.
Kent bernapas lega. "Ya, aku memang enggak pernah bisa menggantikan posisi Tuhan sebagai nomor satu dalam hidup kamu."
"Iya dong. Soalnya kalau Tuhan enggak izinkan, aku enggak akan bisa sama kamu sekarang," kata Karina bangga. "Dan--." Ucapan Karina terpotong saat Kent menyambar bibirnya. Bukan hanya sekedar kecupan biasa, tapi Kent mulai melumatnya perlahan. Karina langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Kent, lalu membalas ciumannya. Melihat respons baik dari istrinya, Kent menurunkan tangannya ke arah pinggang Karina, membuat mereka semakin dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alison Zhou & The Reason for My Euphoria | Series 1 | END
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK⚠️] Keluarga Alison Zhou memiliki segalanya; Keluarga yang harmonis, Uang, kekuasaan, dan ketenaran. Mereka adalah penguasa dunia yang sesungguhnya. Namun, suatu kejadian membuat mereka kehilang...