CHAPTER 12

301 61 26
                                    

Sore ini Jonan bersepeda di halaman mansion bersama dengan Evan dan Andriel, selain karena saran dari dokter untuk pemulihan kakinya, ia juga sedang bosan di dalam mansion. Cuaca pun sangat mendukung hari ini, tidak hujan dan tidak begitu panas, namun suara orang-orang yang sedari tadi mengikutinya benar-benar mengganggu.

"Lebih cepat dong!" Pekik Anna dari dalam mobil golf yang mengikuti Jonan di belakang.

"Sikat Van!" Andriel mengayuh sepedanya lebih cepat. Evan pun segera mengejarnya. Sedangkan Jonan, tampak terengah-engah di belakang. Ia nyaris tidak kuat mengayuh sepedanya lagi.

"Woi anak manja, cepetan!" pekik Andriel keras sambil cekikikan. Lantas mendekatkan sepedanya pada sepeda Evan. "Dia enggak bisa panggil gue si gendut lagi sekarang," bisik Andriel, tak lupa melirik Jonan yang tertinggal di belakangnya.

"Jonan tuh sempat curiga lo pakai obat pelangsing anjir," kata Evan memberitahunya.

"Mana ada gue pakai begituan," bantah Andriel kesal.

"Kalau begini sih, Arvin bisa lari lebih cepat daripada Gēgē," gerutu Arvin yang duduk di samping Anna.

"Mr. Fey, kenapa kita enggak duluan aja?" Tanya Anna.

"Kita harus mengikuti Tuan Muda dari belakang Nona, takutnya kaki Tuan Muda kram lagi," jelas Mr. Fey pelan. "Atau Nona mau naik sepeda juga?" Tawar Mr. Fey.

"Enggak ah, nanti capek," tolak Anna cepat.

Saat sampai di taman depan dekat pintu gerbang, Jonan menghentikan sepedanya. "Woi berhenti dulu!" Pekik Jonan, agar dua orang di depan sana juga ikut berhenti. Jonan benar-benar lelah.

"Kenapa berhenti?" Tanya Arvin.

"Capek, istirahat dulu," jawab Jonan, lalu duduk di salah satu kursi kayu di sana.

Melihat hal itu, Arvin, Anna dan juga Mr. Fey turun dari mobil untuk menghampiri Jonan.

"Ayolah Jo main lagi, masa gitu aja capek," gerutu Andriel yang kini sudah menghentikan sepedanya dan menoleh pada Jonan.

"Kita duluan aja ya Jo." Evan bersiap mengayuh sepedanya lagi.

"Enggak boleh. Gue pemimpinnya di sini, itu artinya lo berdua enggak boleh tinggalin gue!" tegas Jonan tak ingin dibantah.

Andriel menggaruk kepalanya bingung. "Kenapa sih Jo kalau kita main lo selalu mau jadi pemimpinnya? Gantian dong, gue juga mau jadi pemimpinnya," keluhnya.

"Karena gue lebih pintar dari pada kalian," jawab Jonan santai.

Andriel dan Evan sama-sama mendelik kesal, tapi mereka tertawa setelahnya dan mengayuh sepeda ke arah Jonan. Sepertinya Tuan Muda Alison Zhou itu sudah kembali seperti semula.

Mr. Fey segera memberikan sebotol air mineral untuk mereka bertiga.

"Kakinya sakit lagi enggak?" Tanya Anna yang sudah duduk di sebelah Jonan

"Enggak, kayaknya lebih enakkan deh sekarang," jawab Jonan setelah meminum air mineralnya.

"Cemen banget lo sekarang, masa 2 putaran aja udah K.O," ledek Andriel.

"Ya elah, lo dulu baru satu putaran aja udah K.O," kata Evan blak-blakan. Masih segar di ingatannya bagaimana Andriel kewalahan mengayuh sepeda dengan badan gemuknya.

"Kak Riel kok bisa kurus sih?" Tanya Arvin bingung. "Jangan-jangan minum obat pelangsing ya?" Tebaknya lagi, yang langsung mengundang tawa orang-orang di sana, termasuk Mr. Fey.

"Tega banget kalian sama gue," lirih Andriel dengan wajah sendu. "Kalian enggak tahu gimana perjuangan gue sama Mama. Mama sampai cari Dokter untuk atur pola makan gue," lanjutnya.

Alison Zhou & The Reason for My Euphoria | Series 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang