Hari ini siswa kelas 10 berpencar untuk mencari kelas masing-masing, terdapat 12 ruang kelas dengan 3 jurusan. Jurusan IPA ada 4 kelas, IPS ada 4 kelas, dan Bahasa ada 4 kelas. Selagi kelas 10 sibuk mencari kelas, anggota OSIS juga sedang berdiskusi tentang kelas-kelas yang akan mereka bimbing. Hal ini penting agar mereka dapat bekerja dengan porsi masing-masing, tidak kurang dan tidak lebih.
"Ini udah kumpul semua belum?" Tanya Regan memastikan
"Kelas 12 udah semua sih, kelas 11 gimana?"
"Sudah kak."
"Oke jadi ini hari pertama Masa Orientasi. Tugas kita selama 3 hari ke depan adalah perkenalan, kasih tahu tatib, ajarin sopan santun juga, liat kan gimana kelakuan mereka kemarin? Kalau enggak di suruh diam mungkin mereka enggak akan diam, kasih tahu mereka supaya bisa menghargai orang lain, nanti juga akan ada beberapa dewan guru yang bakalan bantu kita. Ingat, jangan pecicilan di depan mereka, kasih contoh yang baik ke mereka, terutama yang kelas 11, sekali aja saya dengar kalian banyak tingkah, saya langsung keluarkan dari kepengurusan, ini berlaku juga untuk kelas 12. Buat teman-teman kalian yang enggak ikut, kasih tahu mereka juga, jaga etika. Lia ada tambahan?" Tanya Regan pada Kalia.
"Ada, jangan cari masalah mereka, perbaiki yang perlu di perbaiki, tapi yang udah baik jangan dirusak. Jangan sok superior di sini, ini bukan tempat kalian pamer kekuasaan. Untuk orang-orang yang perlu di awasi, kalian boleh tegas ke mereka tapi jangan sampai kelewatan batas. Ada pertanyaan?"
"Kak." Salah seorang siswi kelas 11 mengangkat tangan.
"Silakan Putri."
"Maksud dari orang-orang yang perlu diawasi itu gimana ya kak? Kan semua anak kelas 10 perlu diawasi," tanyanya dengan suara polos yang membuat seisi ruangan itu tampak frustrasi.
"Tuh anak ketinggalan informasi atau bego ya?" Bisik Tian pada Dito.
"Kamu serius enggak tahu?" Tanya Risa yang dibalasnya oleh anggukan.
Regan menarik napas kasar, "Ini siapa yang terima dia jadi anggota OSIS sih?"
"Kamu dari mana aja dek selama ini? Kita udah bahas ini dari awal kepengurusan."
-^-^-
Jonan dan Evan akhirnya berhasil menemukan kelas mereka. Di lantai tiga gedung 10. Semua gedung kelas di Prabangkara memang dibagi berdasarkan angkatan. Terdapat 5 gedung di lingkungan SMA Prabangkara ini. Gedung 10, gedung 11 dan gedung 12 digunakan untuk ruang kelas. Ketiga gedung itu berada dalam satu deret, hanya berjarak beberapa meter antar gedung tingkatan. Selain itu, ada pula gedung utama, digunakan sebagai kantor dewan guru, perpustakaan, beberapa buah laboratorium (terdiri dari Sains, Komputer dan Bahasa), serta sebuah ruangan khusus untuk para VIP. Sedangkan gedung yang terakhir adalah gedung yang digunakan untuk kafetaria dan ruang olahraga.
"Lo yakin ini kelasnya Jo?" Evan menatap kelasnya dengan ragu.
"Iya ini kelasnya, tertulis di sini kita kelas X MIPA 1." Jonan mengecek kembali daftar nama, lalu menatap pintu hitam besar dengan logo bintang di atasnya.
"Woi Van, kelas unggulan juga lo." Evan dan Jonan menoleh ke arah sumber suara, seorang laki-laki bermata hitam pekat dengan alis nyaris menyatu, serta memakai name tag berwarna emas berkilau dada kiri dan 2 orang temannya di belakang menatap ke arah Evan dengan tatapan meremehkan, yang satu berambut ikal pendek dan yang satu lagi hanya memiliki rambut tipis, potongannya seperti siswa di sekolah militer, sangat rapi.
"Lo kelas sini juga?" Tanya Evan berbasa-basi.
"Ya iyalah, lo enggak liat nama gue tertulis jelas di sini. Daren Putra Kencana." Ia menunjukkan kertas di tangannya dengan bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alison Zhou & The Reason for My Euphoria | Series 1 | END
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA, JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK⚠️] Keluarga Alison Zhou memiliki segalanya; Keluarga yang harmonis, Uang, kekuasaan, dan ketenaran. Mereka adalah penguasa dunia yang sesungguhnya. Namun, suatu kejadian membuat mereka kehilang...