CHAPTER 4

440 156 60
                                    

Masa Orientasi tinggal satu hari lagi, setelah itu para siswa akan disibukkan dengan tugas-tugas sekolah seperti biasa. Terlebih siswa kelas 12 yang harus mempersiapkan ujian masuk Universitas, mereka harus belajar ekstra untuk bisa lolos ujian tersebut.

Tapi masih ada waktu satu hari lagi sebelum segala Kesibukan itu dimulai, masih ada waktu untuk mengistirahatkan otak, seperti yang sedang Kalia lakukan saat ini. Kalia sedang menonton drama kesayangan di atas kasur, memandang wajah tampan kekasih virtualnya yang merupakan member Boy Group KPOP favoritnya, Ray BCB, idola para gadis remaja saat ini. Bermalas-malasan seperti ini merupakan surga bagi Kalia. Sebelum disibukkan dengan tugas-tugas sekolahnya dan juga tugas dari Ayahnya.

"Lah itu orangnya di belakang lu cuy, mata lu ke mana sih? Tinggal noleh ke belakang doang." Kalia mulai geram sendiri dengan drama yang ditontonnya, sampai rasanya Kalia ingin masuk ke dalam drama dan memberitahu yang sebenarnya kepada mereka di sana.

"Itu.. aduh kan pergi orangnya, dah gue bilangin ju--." tiba-tiba Kalia membekap mulutnya sendiri menggunakan tangannya. "Suara gue kedengeran keluar enggak ya?" Tanya Kalia pada dirinya sendiri. "Enggak deh kayaknya, semoga aja enggak." Kalia melanjutkan dramanya, tapi kini ia berusaha untuk tidak bersuara keras, bisa habis ia dimarahi jika ketahuan menonton drama.

Tok..tok..tok..

"Dek!" Terdengar suara seorang pria dari balik pintu kamarnya.

"Mati gue!" Kalia segera mematikan laptopnya dan menyembunyikannya di bawah selimut, lalu segera menuju meja belajar, membuka beberapa buku dan memasang kacamatanya.

"Iya sebentar." Kalia segera berjalan menuju pintu. Terlihat seorang pria dengan kacamata yang sama tebalnya dengan yang Kalia kenakan. Dia adalah Christian Mattew Alganendra, kebanyakan orang akan memanggilnya Profesor Chris.

"Ayah?" Kalia berusaha terlihat tenang.

"Lagi ngapain? Bunda bilang kamu belum keluar kamar sejak makan siang," tanya Chris sambil berjalan masuk.

"Tadi Adek lagi belajar jadi lupa waktu, maaf Yah," bohong Kalia pada Ayahnya. Sepertinya karena terlalu sering menonton drama membuat Kalia pandai berakting, ia terlihat santai saat berbohong sekali pun.

"Ini ada soal-soal baru untuk kamu belajar, Ayah minta kerjakan 20 soal pertama untuk minggu ini." Chris meletakkan dua buah buku tebal di atas meja belajar Kalia.

Gadis berkacamata itu mengerutkan keningnya, ia rasa tak ada lagi Olimpiade yang harus dia ikuti karena mengingat sekarang sudah kelas 12, tapi kenapa Ayahnya tetap memberi soal?

"Buku soal apa sih Yah? Kan Adek udah enggak ada Olimpiade lagi," gerutu Kalia tak suka.

"Persiapan untuk pendaftaran masuk Universitas Dek, kamu harus persiapkan dari sekarang," jawab Chris tenang sambil duduk di sofa, ia tahu jika Kalia sudah mulai bertanya seperti itu, maka akan terjadi perdebatan lagi antara dirinya dan putrinya, dan Chris sudah menyiapkan berbagai jawaban agar ia dapat menang di perdebatan kali ini.

"Adek enggak mau kuliah sekarang Yah." Kalia mulai mengatakan isi hatinya.

"Kok enggak kuliah?" Fina, ibunya Kalia mulai ikut dalam pembicaraan setelah masuk ke kamar dengan membawa nampan berisi potongan buah dan segelas jus.

"Bukannya enggak mau Bunda, tapi belum mau," lirih Kalia dengan wajah memelas.

Chris menghembuskan napas kasar. "Dek, sini. Dengar Ayah dulu," ucapnya selembut mungkin sembari menarik tangan putrinya untuk duduk di sofa bersamanya. "Kalau bisa lebih cepat kenapa harus nanti?"

Kalia menunduk sambil memainkan jemarinya, mencoba merangkai sebuah kalimat untuk dapat meluluhkan hati Ayahnya. "Kayaknya... lebih baik jadi anak normal deh."

Alison Zhou & The Reason for My Euphoria | Series 1 | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang