Chapter 3

74 17 0
                                    

Sebuah sekolah Taman Kanak-kanak tampak dipenuhi oleh murid dan orangtuanya sejak beberapa menit yang lalu. Para tenaga pengajar juga menyapa mereka dengan ramah. Anak-anak terlihat selalu bersemangat saat berpisah dengan Ibu mereka untuk masuk ke dalam kelas. Mereka bisa bertemu teman-temannya lagi setelah terpisah dengan hari Minggu yang merupakan waktu libur untuk bersekolah. Terjadi banyak interaksi di kelas yang membuat suasana lebih berisik sekarang. 

"Apa dia belum datang juga?" Tanya seorang guru wanita pada rekannya. 

"Sepertinya dia akan sedikit terlambat. Dia sempat mengirimku pesan kalau dia kembali ke rumah untuk mengambil sesuatu yang tertinggal tadi"

"Aku sangat membutuhkan buku itu untuk dibagikan pada anak-anak nanti"

"Kau bisa mengulur waktu sebentar sampai dia datang nanti"

"Baiklah, aku akan masuk kelas sekarang"

Bel dibunyikan dan itu merupakan tanda pelajaran di sana akan dimulai. 

Tidak banyak yang bisa dilakukan para tenaga pengajar untuk mengajari anak-anak yang masih berusia lima tahun itu. Namun mereka membutuhkan tenaga lebih besar untuk bisa menghadapi sifat berbeda dan lebih sulit untuk tenang selama pelajaran berlangsung. 

"Aishh, aku terlambat lima menit hari ini" Seorang wanita berlari dengan terburu-buru saat tiba di sekolah itu. 

Dia segera menuju ke ruangan khusus tenaga pengajar namun tidak menemukan orang yang dicarinya di sana. Dia pun menuju ke kelas dan mengejutkan anak-anak saat pintu dibuka secara tiba-tiba. 

"Son Naeun!"

"Ma-maaf, aku hanya ingin memberikan buku-buku ini" Wanita itu masuk dengan perlahan setelah mendapat teguran tadi. 

Setelah meninggalkan banyak buku di sana, dia segera keluar dan bisa bernafas dengan lega sekarang. 

"Naeun, bisakah kau membelikanku roti isi di dekat sini? Aku tidak sempat melakukan sarapan tadi" Wanita lain menyapanya lagi. 

"Baiklah. Aku kan membelinya untukmu"

"Terima kasih"

Wanita yang bernama Naeun itu kembali berjalan keluar dari sekolah untuk menuju ke cafe terdekat. 

"Aku bahkan belum memakan apapun sejak tadi malam" Gumamnya pelan. 

Tidak butuh waktu lama baginya untuk bisa menyerahkan sebungkus roti isi kepada seorang tenaga pengajar tadi di sekolah. 

"Bisakah kau membantuku untuk menyusun kertas-kertas ini sesuai abjadnya?"

"Baiklah, akan ku lakukan"

Dia terlihat sibuk untuk membantu guru lainnya karena pekerjaannya di sana memang seperti itu. Tanpa membantah sedikitpun, dia tidak berhenti melakukan kegiatan apa saja di ruangan sana. 

"Upahmu akan dipotong karena datang terlambat tadi"

Naeun menoleh ke arah guru lain yang mengajaknya berbicara. 
"Aku akan menerimanya. Aku hampir lupa membawa buku-buku tadi dan membuatku harus kembali ke rumah saat sudah tiba di halte"

"Berkatmu, anak-anak bisa menghabiskan waktu dengan membacanya tadi. Terima kasih"

"Itu bukan hal yang besar. Aku hanya melakukan pekerjaanku dengan baik"

"Benar. Kau mengenal banyak penulis buku anak-anak jadi kami bisa mendapatkan harga yang murah saat membelinya untuk dijadikan bahan pembelajaran"

"Aku senang bisa membantu"

The Crown StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang