"Apa kau baik-baik saja? Bagaimana keadaanmu sekarang?" Suara seorang wanita paruh baya terdengar di ujung telepon.
"Aku baik-baik saja, Bu. Semua orang di dekatku menanyakan hal yang sama sejak masa kehamilanku di mulai. Sekarang semua rasa mual sudah menghilang menjelang usia 24 minggu janinku ini"
"Maafkan aku, Naeun. Aku baru bisa menghubungimu sekarang"
"Seharusnya aku yang merasa bersalah karena sudah lama tidak mengunjungimu sejak pernikahan ku berlangsung"
"Aku mengerti posisimu sekarang dan pihak istana juga sudah memberitahuku untuk tidak mengganggu kehidupanmu karena akan disibukkan dengan banyak tugas kenegaraan"
"Apa yang mereka katakan padamu?"
"Hanya beberapa hal terkait apa saja yang ku dapat setelah kau resmi menjadi istri Pangeran"
"Apa hal itu yang membuatmu harus menahan diri untuk menghubungiku?" Naeun perlahan membenarkan bantal yang menjadi sandaran punggungnya. Dia masih berada di atas tempat tidur dan merasa malas untuk beranjak kemanapun.
"Iya. Mereka juga sudah memberikan kami berdua sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan hidup"
"Apa?"
"Aku sempat bertemu dengan Ratu beberapa hari setelah kau menikah. Dia mengatakan secara langsung kalau uang itu hanya sebagai bentuk penghormatan karena aku sudah menjadi bagian keluarganya. Tapi setelahnya, dia tidak akan membagikan apapun seperti harta warisan dan sebagainya"
"Apa kau menerima uang yang Ratu berikan?"
"Aku tidak bisa menolak karena pekerjaan Ayahmu yang sedang tidak stabil waktu itu. Beruntung, minggu lalu dia diterima di perusahaan besar dan sudah mulai bekerja hari ini"
"Kalau kau menolak pun, aku akan merasa sangat berterima kasih padamu. Karena sepertinya keluarga kerajaan memandang rendah keluargaku sampai bisa menawarkan sejumlah uang padamu"
"Tidak. Kau tidak boleh berbicara seperti itu, Naeun. Aku sudah sangat senang dengan dirimu yang bisa menikah dengan Pangeran. Kehidupan kami sangat terbantu dengan hal itu"
"Apa kau tidak merasa aneh dengan pemberian uang dan pembicaraan mengenai harta warisan? Aku tahu kalau kita bukan berasal dari kalangan bangsawan tapi mereka seperti merendahkan dengan cara lain"
"Kami baik-baik saja, Naeun. Kau seharusnya bisa mengerti niat baik dari Ratu dan jangan membuat masalah apapun yang bisa membuatnya kesal"
"Apa maksudmu, Bu?"
"Aku membaca beberapa berita terkait dirimu di surat kabar. Mereka selalu menulis mengenai masalah hubunganmu dengan Pangeran. Ku harap mereka salah menilainya"
Naeun mulai terdiam tidak menanggapi.
"Apa kalian berdua pernah terlibat pertengkaran akhir-akhir ini?"
"Hal itu sudah terjadi bahkan sebelum pernikahan berlangsung"
"Apa?"
"Ibu, maafkan aku karena selalu menutupi banyak hal darimu selama ini"
"Aku sangat berharap kalau kau tidak terlibat perdebatan serius yang bisa berakibat pada kelanjutan pernikahan kalian"
"Aku juga berharap seperti itu tapi aku masih tidak tahu bagaimana perasaan Pangeran sendiri padaku" Ucap Naeun sambil mengelus perut besarnya.
"Berusahalah untuk mempertahankannya karena itu akan berpengaruh pada kedua orangtuamu ini. Keluarga besarmu sudah sangat senang dengan pernikahan kemarin. Jangan sampai kau mengecewakan mereka terutama kami berdua"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Story
Fanfiction[COMPLETED] Seorang pangeran yang bernama Kai akan menjadi pewaris tahta kerajaan sang Ayah suatu saat nanti. Namun dia justru harus menikah selain dengan wanita yang dicintainya. Jung Soojung harus menerima keputusan itu dan menyuruh Kai mencari wa...