Chapter 1

264 22 4
                                    

Sebuah kastil biasanya hanya terdapat pada cerita fiksi ataupun dongeng anak-anak yang dibacakan sebelum mereka tidur. Namun bangunan seperti itu rupanya ada di kehidupan nyata dan telah berdiri sejak lama untuk membuktikan adanya sistem pemerintahan yang berbeda dari lainnya. Bangunan itu juga sangat dihormati karena berisi orang-orang yang mempunyai pengaruh yang kuat bagi wilayah di sana. Terdapat banyak pengamanan ketat yang bisa terlihat dari arah pagar dan tidak ada yang bisa asal melangkahkan kedua kakinya ke dalam sebelum mendapat persetujuan dari sang penghuni. 

"Hari ini jadwal anda akan dimulai dengan mengikuti pelantikan perdana menteri bersama Raja....."

Seorang pria muda mendengarkan dengan baik sekretaris pribadinya berbicara. 

"Lalu akan dilanjutkan dengan menghadiri makan siang bersama di acara festival kota....."

Pria muda itu mulai menghela nafasnya pelan yang membuat sang sekretaris harus berhenti berbicara. 

"Apa anda membutuhkan sesuatu, Yang Mulia?"

Dia menunjukkan sepucuk kertas pada pria itu. 
"Kapan surat ini datang?"

"Kemarin sore, Yang Mulia"

"Kemarin sore? Kenapa tidak ada yang memberikannya langsung padaku?"

"Anda masih berada di perjalanan pulang ke sini dan pada malam harinya anda langsung beristirahat, jadi saya........"

Pria muda itu kembali mengangkat tangannya sebagai isyarat kalau dia tidak ingin mendengarkan alasan apapun lagi. 
"Aku harus menghadiri acara ini untuk malam nanti"

"Tapi Yang Mulia, Raja telah memesan tiket pesawat untuk........."

"Aku akan berangkat dengan penerbangan lain. Siapkan pesawat pribadi untukku dan aku akan memberitahu langsung Ayahku mengenai hal itu"

"Ba-baik. Akan saya lakukan"

Pria muda itu beranjak dari tempat duduk sambil merapihkan jas yang dikenakannya. Dia berjalan keluar dari ruangan itu dan diikuti oleh sekretarisnya yang berusia lebih tua darinya.

Setiap pekerja lain yang melihatnya, akan menaruh rasa hormat dengan berhenti bekerja sejenak sampai pria itu berlalu meninggalkan tempat itu. Dia merupakan seorang pangeran dan putra satu-satunya dari keluarga kerajaan yang ada di sana. Tidak ada yang berani untuk menegurnya sebelum dia memulai pembicaraan lebih dulu. 

"Kai, kau sudah bangun?"

Dia sedikit membungkukkan badan ke arah sang Ibu yang dia temui di ruang makan. 

"Dimana Ayah?"

"Dia berada di ruang kerjanya. Kemarilah, temani aku untuk makan di sini"

Kai tidak bisa menolak. Dia mulai menempati salah satu kursi di meja yang sudah dipenuhi makanan l. 

"Kau akan melakukan perjalanan panjang nanti malam. Aku sudah mengatur makanan yang akan mereka sediakan untukmu nanti. Biasanya kau tidak akan memakan apapun selama di pesawat, benar kan?"

Pria itu hanya bisa terdiam dan memulai makan paginya dengan tenang. 

"Kau bisa belajar banyak dari Ayahmu saat berada di wilayah lain nanti. Nikmati waktumu dengan baik. Aku tidak akan bertemu denganmu untuk tiga hari ke depan"

"Aku menerima surat ini kemarin" Dia menunjukkan sepucuk surat dari dalam kantung jasnya. 

"Surat?" Sang Ibu mengambilnya karena merasa penasaran. 

"Dia akan menikah nanti malam. Aku harus datang ke sana sebelum pergi bersama dengan Ayah"

Ibunya membaca sekilas isi surat itu lalu langsung melipatnya kembali dengan rapih. 

The Crown StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang