Chapter 23

65 15 0
                                    

Berita kedatangan Pangeran dan istrinya di tempat lain sudah tersebar luas. Di negaranya sendiri pun hal itu menjadi berita utama di berbagai media seperti surat kabar dan juga televisi. 

"Sebuah permulaan yang baik untuk mereka berdua. Aku berharap mereka bisa pulang membawa kabar yang lebih baik lagi nanti" Ucap seorang wanita paruh baya yang sedang menyaksikan rekaman di televisi. 

"Kurasa sorotan pada mereka berdua akan lebih ramai dari yang didapat kita waktu itu" Sang suami menanggapi. 

"Kita belum bisa memastikannya karena kunjungan mereka masih membutuhkan waktu yang cukup panjang di sana. Keramaian itu masih bisa ku rasakan sampai sekarang. Kumpulan orang-orang itu akan mengingat momen yang sama seperti kita di sini"

Sang Raja memperhatikan wajah ceria yang ditunjukkan istrinya saat menonton rekaman berita kunjungan mereka di Negara yang sedang di datangi oleh anaknya. Momen itu juga mengingatkannya dengan kebersamaan mereka berdua sebelum kelahiran Kai yang sudah menjadi seorang Pangeran sekarang. Terkadang dia mulai merindukan masa dimana ketenarannya dibicarakan banyak orang. Dan masa itu akhirnya akan habis lalu digantikan dengan anaknya nanti. 

Pria paruh baya itu mulai meninggalkan istrinya di ruangan tadi untuk menuju ke ruangan lain. 

"Yang Mulia....." Seorang pria muda berdiri dari duduknya saat Raja masuk ke sana. 

"Lanjutkan pekerjaanmu. Aku hanya ingin memeriksa sesuatu di sini"

Pria muda itu kembali menempati kursinya. Sementara sang Raja berjalan menuju ke sebuah meja yang biasa digunakan Kai untuk bekerja di sana. Tumpukan kertas dan buku terlihat rapih. Dia tidak pernah mengganggu pekerjaan sang anak namun baru kali ini dia bisa melihat betapa kerasnya Kai mempelajari tugasnya dengan baik. Hal itu bisa terlihat dari beberapa catatan kecil yang menempel pada layar komputer yang ada di meja lainnya. 

"Apa Kai pernah menyampaikan keluhan padamu?"

"Tidak, Yang Mulia. Pangeran bekerja dengan baik selama ini"

"Apa kau tidak merasa kesulitan saat harus bekerja dengannya?"

"Tidak, Yang Mulia"

"Kau bisa mengatakan sejujurnya padaku mulai sekarang. Aku ingin menilai lebih jauh apakah dia sudah layak untuk menggantikanku atau tidak"

Pria muda itu mulai terlihat ragu untuk berbicara. 

"Bagaimana menurutmu hubungannya dengan Son Naeun? Aku juga ingin mendengarnya dari mata para pekerja yang ada di sini" Ucap Raja lagi. 

"A-aku melihat mereka sebagai pasangan yang serasi, Yang Mulia. Dengan hanya menyaksikannya dari berita di televisi, bisa membuat siapa saja memberikan penilaian yang sama denganku. Tapi aku tidak tahu bagaimana kehidupan mereka sebenarnya, karena sekarang sudah tinggal jauh dari sini"

"Benar. Kau menyampaikan poin penting yang hampir ku lupakan. Aku yakin kalau para pekerja bisa melihat hal berbeda dari orang-orang diluar sana secara langsung. Aku mulai mengkhawatirkan banyak hal terkait masa depan mereka berdua"

"Apa aku boleh bertanya sesuatu, Yang Mulia?"

"Silahkan.."

"Apa sangat diperlukan untuk memberikan takhtamu pada Pangeran di saat kau masih bisa menjalankan banyak tugas? Aku mempunyai pendapat sendiri mengenai kinerja Pangeran. Kurasa kau masih harus mempertimbangkannya lebih jauh. Dan sesuai dengan peraturan istana kalau......"

"Benar. Dia seharusnya menerima gelarku setelah aku meninggal. Tapi ada sesuatu yang membuatku ingin menyerahkan semuanya pada anakku dalam waktu dekat. Terlebih dengan kehadiran cucu pertamaku beberapa bulan yang lalu. Aku merasa ingin hidup sebagai warga biasa yang bisa bertemu dengan Jisung sebebas yang ku mau"

The Crown StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang