Perjalanan liburan yang telah direncanakan akhirnya terwujud. Keluarga yang terdiri dari tiga orang itu sudah menaiki sebuah kapal kecil pribadi untuk menyeberangi pulau yang cukup jauh dari tempat tinggal mereka. Beberapa pekerja istana dan juga awak kapal turut serta dalam perjalanan itu untuk bisa ikut memeriahkan waktu liburan mereka.
"Jisung semakin tumbuh besar. Dia hampir bisa berjalan sekarang" Kai memegang sebuah kamera untuk selalu mengambil gambar sang anak.
Sementara sang istri sibuk dengan ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang sejak tadi.
"Yang Mulia, minumanmu sudah dingin. Apa aku harus menghangatkannya lagi?" Seorang pelayan khusus berbicara ke arah Naeun.
Wanita itu segera mengambil gelas di dekatnya dan meminumnya habis. Kemudian dia sibuk memainkan ponselnya lagi.
"Yang Mulia, apa kau merasa mual sekarang?"
Naeun menggelengkan kepalanya sebentar sebelum fokus kembali pada layar. Kai pun mendekat untuk menunjukkan hasil gambar Jisung padanya.
"Lihatlah. Aku lebih pandai memotret anakku sendiri dibandingkan dengan fotografer sewaan istana waktu itu"
"Aishh, bisakah kau tidak menggangguku?"
Kai sedikit terkejut dengan suara kencangnya. Begitu juga dengan Naeun yang merasa bersalah setelah meluapkan kekesalannya pada sang suami. Wanita itu segera beranjak untuk masuk ke bagian dalam kapal untuk beristirahat di sana.
"Ada apa dengannya? Apa kehamilannya kali ini mempengaruhi emosinya juga?" Ucap Kai sebelum memperhatikan sang anak yang masih mencoba untuk berjalan sendiri dengan pengawasan beberapa babysitter di dekatnya.
Sementara itu, Naeun sudah berbaring di atas tempat tidur dan sedang melakukan panggilan telepon dengan seseorang.
"Apa kau yakin kalau hal itu bisa ku lakukan? Aku tidak pernah tampil di atas panggung sebelumnya" Ucapnya lebih dulu.
"Yang Mulia, kau sudah sering berhadapan dengan orang banyak. Berdiri di sana selama beberapa menit pasti bukanlah hal sulit untuk dilakukan"
"Tapi, aku masih tidak tahu apa itu akan berhasil nantinya"
"Tenang saja, Yang Mulia. Acara itu sudah disetujui oleh Pangeran dan kalian berdua akan datang ke sana nanti. Kau hanya perlu berlatih beberapa gerakan lalu menyerahkan sisanya kepada kami"
"Baiklah. Aku harap acara itu berjalan dengan baik. Aku mulai merasa gugup sekarang"
"Kami akan membantumu, Yang Mulia. Kau tidak perlu khawatir. Pangeran pasti akan terkejut melihatmu di sana nanti"
"Kalau begitu, kita bisa membicarakan hal ini lagi secara langsung setelah liburanku selesai"
"Baiklah, Yang Mulia"
"Aku akan akhiri panggilannya sekarang" Naeun menekan layar ponselnya dan menaruhnya di meja sebelah tempat tidur.
Dia menghela nafas sejenak sambil memejamkan kedua matanya di sana. Dia tidak tertidur karena merasa terganggu dengan suara seseorang di luar kamarnya itu. Naeun kembali bangkit untuk bisa melihat siapa yang sedang berbicara itu.
"Kita akan bertemu lagi saat aku pulang nanti. Kau tidak perlu menyiapkan kejutan apapun untukku, Jung Soojung"
Percakapan sang suami dengan wanita lain melalui panggilan telepon sudah menjadi pemandangan biasa baginya. Naeun terdiam di balik pintu yang sudah dibukanya sebagian. Dia kembali mendapati senyuman yang muncul pada wajah Kai setiap pria itu berbicara dengan Soojung. Dia masih berharap kalau perasaan suaminya bisa beralih padanya sebelum anak keduanya lahir nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Story
Fanfiction[COMPLETED] Seorang pangeran yang bernama Kai akan menjadi pewaris tahta kerajaan sang Ayah suatu saat nanti. Namun dia justru harus menikah selain dengan wanita yang dicintainya. Jung Soojung harus menerima keputusan itu dan menyuruh Kai mencari wa...