Chapter 2

103 19 0
                                    

Tidak terasa satu musim telah berganti. Musim panas tahun ini sepertinya menjadi waktu tersulit bagi masyarakat di sebuah wilayah karena keterbatasan pangan yang mereka punya. Dampak kekeringan sangat berpengaruh pada hasil panen dan pendistribusian ke kota besar. Perbedaan tingkat sosial juga menjadi masalah besar dengan semakin banyaknya kemiskinan yang terjadi dalam waktu singkat. Para masyarakat tidak berhenti menuntut pemerintah untuk bergerak membuat kebijakan baru yang bisa membantu kehidupan mereka untuk ke depannya. 

"Hasil rapat tadi menunjukkan kalau distribusi bantuan masih banyak mengalami kendala di berbagai tempat"

"Banyak kendaraan rusak di jalan karena sulitnya akses yang harus ditempuh. Dan tidak sedikit juga yang melaporkan jauhnya tempat yang dituju"

"Penggunaan helikopter sangat efektif kemarin dan sudah melakukan pengiriman bantuan ke beberapa wilayah. Namun kendala cuaca yang terkadang hujan juga menjadi masalah utamanya"

Seorang pria paruh baya tampak mendengarkan beberapa orang tadi berbicara. Tangannya sibuk mencatat sesuatu dan sesekali memperhatikan kembali orang-orang yang menyampaikan pendapatnya di sana. 

"Aku sudah mengirim anakku untuk mengatasi masalah yang ada di salah satu wilayah itu. Apa ada yang bisa memberikan laporannya padaku?"

Orang-orang itu saling melihat ke arah satu sama lain sebelum membiarkan salah satunya berbicara. 

"Pangeran Kai melakukan pekerjaannya dengan baik selama satu bulan ini. Kebanyakan dari pemerintah daerah juga menyampaikan rasa terima kasih padanya karena sudah datang secara langsung melihat keadaan yang ada"

"Tapi ada beberapa keluhan yang kami terima juga terkait kegiatannya itu"

"Lanjutkan" Sang Raja tampak penasaran dengan ucapan pria lainnya. 

"Pangeran selalu menerima fasilitas para warga dengan baik dan berinteraksi dengan sangat ramah. Namun dia juga selalu terlihat mengunjungi bar setempat untuk bersenang-senang di malam harinya"

"Banyak paparazzi yang berhasil mengambil gambar dirinya karena dia tidak dalam pengawalan sama sekali. Para warga yang bekerja di malam hari juga selalu memberikan keterangan yang sama terkait kedatangan pangeran ke sana"

"Dia berkenalan dengan banyak wanita yang sudah menikah dan selalu menghabiskan waktu lama di bar sampai lewat tengah malam"

Mereka berbicara dengan sangat berhati-hati karena ekspresi sang Raja yang tidak menunjukkan senyumannya sama sekali sejak tadi. Pemimpin rapat itu juga hanya mengetuk-ngetuk pulpennya ke meja seakan sedang memikirkan sesuatu sambil mendengarkan laporan mengenai anaknya. 

"Apa pernah ada berita yang merilis hal itu ke media?" Dia akhirnya membuka suara setelah lama terdiam. 

"Ti-tidak, Yang Mulia. Media berita sekarang lebih berhati-hati untuk mengeluarkan artikel mengenai pangeran"

"Benar. Mereka sudah banyak mendapat banyak suapan dari istana waktu itu. Apa ada lagi yang ingin melaporkan sesuatu mengenai sikap pangeran selama berada di sana?"

Tidak ada yang menanggapi ataupun berani membuka suaranya lagi. 

"Kalau begitu, terima kasih atas laporan kalian semua. Para petinggi lain akan mengadakan rapat terpisah setelah ini" Raja berdiri dari duduknya dan semuanya juga mengikutinya untuk memberikan rasa hormat sebelum pria itu beranjak keluar ruangan. 

"Apa jadwalku selanjutnya?" Tanyanya pada sang sekretaris pribadi. 

"Menghadiri pembukaan restoran baru kerajaan dan menikmati sajian di sana bersama dengan Ratu, Yang Mulia"

The Crown StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang