-- Pagi hari --
Tirai jendela sebuah kamar dibuka dari dalam dan memancarkan cahaya yang menerangi ruangan gelap itu. Naeun terbangun dari tidurnya dan sedikit terkejut melihat kehadiran beberapa pekerja wanita di sana. Dia langsung beranjak duduk sambil mengumpulkan kesadarannya.
"Nona, kau harus bersiap-siap sekarang"
Wanita yang masih berada di atas tempat tidur tampak masih mengantuk.
"Nyonya Sora akan menunggumu di ruangan lantai dasar satu jam lagi"
Naeun melihat mereka meninggalkan kamar setelah menaruh nampan berisi makanan di atas sebuah meja. Dia masih duduk terdiam kemudian beranjak untuk segera bersiap-siap.
Dalam waktu 30 menit, Naeun sudah keluar kamar dengan pakaian rapihnya. Dia melakukan sarapan singkat sebelum keluar dari sana. Dia belum terlalu hapal letak ruangan yang ada di dalam istana itu. Ada beberapa pekerja yang seperti memberi hormat padanya saat turun dari tangga.
"Maaf, dimana aku akan bertemu dengan Nyonya Sora hari ini?" Dia memutuskan untuk bertanya kepada salah satu pekerja itu.
"Di ujung sana, Nona"
"Terima kasih" Naeun melanjutkan langkahnya dan masuk ke ruangan yang ditunjuk tadi.
Tidak ada siapapun di ruangan luas itu. Terdapat beberapa pajangan lukisan mewah yang menggambarkan para Raja yang memimpin Negara sebelumnya. Naeun berkeliling sebentar dan tiba di meja serta dua buah kursi di tengah ruangan. Ada beberapa buku tebal di sana yang mungkin akan diberikan kepadanya nanti. Dia kembali melangkah dan berhenti di belakang jendela besar yang mengarah pada pemandangan area luar istana itu.
"Aku ingin keluar sebentar...." Ucapnya pelan.
Suara pintu yang terbuka membuatnya menoleh. Wanita yang ditunggunya datang dan menghampirinya.
"Kau tiba lebih awal dariku. Sepertinya kau sudah mempersiapkan diri dengan baik"
Naeun membungkukkan badan dengan sopan.
"Kemarilah"
Dia mengikuti langkah wanita tua itu ke tengah ruangan dan berdiri di sebelah meja.
"Apa kau bisa mengenali wajah-wajah pada lukisan di ruangan ini?"
"Aku hanya mengenalinya beberapa saja. Ada banyak pemimpin istana yang belum pernah ku lihat sebelumnya" Jawab Naeun.
"Kau harus banyak belajar sejarah supaya bisa mengikuti aturan yang ada. Walaupun banyak hal yang telah berubah, tapi kita harus mengetahui kenapa aturan itu harus diperbaharui. Kerajaan sangat menjunjung tinggi nilai kehormatan yang juga harus dimengerti supaya bisa lebih berhati-hati dalam bertindak"
Naeun mendengarkan dengan baik setiap ucapan wanita ini.
"Nilai kesopanan juga menjadi penilaian penting yang akan berpengaruh pada interaksi dengan masyarakat di luar sana. Cara berbicara dan.........."
Suara sebuah ponsel menghentikan kalimat sang wanita. Naeun mengeluarkan ponselnya dari kantung pakaiannya dan segera mematikan panggilan yang masuk. Mereka saling menatap sebentar dan Naeun tahu kalau dia telah melakukan kesalahan di hari pertamanya ini.
"Peraturan penggunaan ponsel juga akan ku sebutkan dalam pembicaraan kita. Sebaiknya kau menyiapkan buku catatan untuk bisa mengingat banyak hal yang akan ku sampaikan hari ini" Wanita itu berjalan ke arah kursi dan duduk di sana.
"Ma-maafkan aku....." Naeun merasa menyesal akan sesuatu.
"Kau akan menjadi penerus Ratu di masa depan nanti. Sebelumnya, kau akan mendapatkan gelar Putri kerajaan terlebih dulu saat kau menikahi Pangeran Kai. Ku harap kau bisa serius mengikuti pembelajaran seperti ini yang akan kau praktekan saat berhadapan dengan orang banyak di luar sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Story
Fanfiction[COMPLETED] Seorang pangeran yang bernama Kai akan menjadi pewaris tahta kerajaan sang Ayah suatu saat nanti. Namun dia justru harus menikah selain dengan wanita yang dicintainya. Jung Soojung harus menerima keputusan itu dan menyuruh Kai mencari wa...