Beberapa surat kabar dari perusahaan yang berbeda tampak menumpuk di sebuah meja. Sang pembaca hanya bisa melihat judul serta gambar yang tertera di halaman depan tanpa berniat untuk membaca lebih jauh artikel di dalamnya. Kedua pemimpin kerajaan juga terdiam satu sama lain sebelum memulai pembicaraan mereka pagi ini.
"Apa para wartawan bisa melakukan hal ini pada anak kita? Kenapa hanya foto Son Naeun saja yang terpajang? Apa Kai tidak pernah terlihat di hadapan publik sampai mereka tidak bisa menampilkan fotonya?" Ucap sang Ratu lebih dulu.
"Mereka menjadikannya hanya sebagai artikel. Dan foto istrinya kembali di muat dalam jumlah yang banyak" Sang suami membuka salah satu surat kabar yang bertumpuk tadi.
"Seharusnya aku bisa mengantisipasi hal ini untuk terjadi"
"Kai melakukan tugasnya dengan baik. Kesepakatan kerja sama juga sudah terjalin sebelum dia menyelesaikan waktu kunjungannya. Kurasa mereka tidak terlalu tertarik dengan hal yang berkaitan dengan politik"
"Tapi kenapa mereka hanya menyorot Son Naeun padahal Kai lah yang merupakan anggota keluarga kerajaan yang sebenarnya? Apa yang mereka pikirkan sampai bisa membuat berita seperti ini?"
"Kebanyakan hanya memuji kecantikan dan keramahan dari Naeun selama mereka menyapa para warga. Ini pertama kalinya mereka bisa membuat Pangeran tersingkir dengan pemberitaan yang tidak penting ini"
"Mereka telah menghina anak kita secara tidak langsung. Apa kita harus memberikan tuntutan supaya mereka bisa lebih memperhatikan kinerja Pangeran dibandingkan kecantikan istrinya?"
Sang Raja masih membuka lembar per lembar sebuah surat kabar. Kemudian dia menaruhnya dan mulai melakukan kontak mata dengan istrinya.
"Tindakan itu akan dinilai terlalu berlebihan untuk menghadapi situasi yang seperti ini. Kurasa pemberitaan mengenai Putri kerajaan hanya akan berlangsung selama beberapa hari saja. Kita hanya bisa menerimanya dengan baik. Lagipula Kai juga tidak memberikan tanggapan apapun setelah dia pulang beberapa hari yang lalu"
"Aku sangat ingin mendiskusikannya dengan Kai sekarang"
"Dia sedang disibukkan dengan tugas lain. Bersabarlah. Hal ini tidak akan berlangsung lama"
Sang Ratu menerima saran suaminya dengan baik. Mereka kembali membahas isi dari pemberitaan yang selalu mengarah pada sosok menantunya.
Di tempat lain, Naeun terlihat keluar dari sebuah kamar setelah menidurkan sang anak di sana. Dia ingin menuruni tangga namun terhenti saat mendengar dering ponsel berbunyi dari kamar lain. Seorang pekerja keluar dari sana dan sedikit terkejut dengan keberadaan sang Putri.
"Apa Pangeran meninggalkan ponselnya lagi?"
"Iya, Yang Mulia"
"Kembalilah bekerja di area lain sekarang"
"Baik, Yang Mulia"
Naeun membiarkan wanita itu turun ke lantai satu lebih dulu. Sementara dia mulai masuk ke kamar sang suami yang ditinggalkan sang pemilik sejak beberapa jam yang lalu. Kamar itu terhirup aroma wangi dan tampak rapih setelah dibereskan tadi. Dia terus berjalan menuju ke arah sebuah ponsel di letakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Story
Fanfiction[COMPLETED] Seorang pangeran yang bernama Kai akan menjadi pewaris tahta kerajaan sang Ayah suatu saat nanti. Namun dia justru harus menikah selain dengan wanita yang dicintainya. Jung Soojung harus menerima keputusan itu dan menyuruh Kai mencari wa...