"Opa tanyain Mba, katanya kangen" Ucap Izza dengan lembutnya pada sambungan telepon dengan Syafa.
"Syafa usahain Sabtu nanti pulang ke Jakarta" Ucap Syafa lebih pelan. untuk yang ketiga kalinya keluarga menghubunginya dengan pesan yang sama. Mungkin hal yang wajar karena Syafa, adalah cucu sulung Mantan Panglima TNI Indonesia - Alghy-.
"Pokonya kamu harus usahain Mba, udah lama juga kamu nggak ketemu sama Opa, Oma, dan yang lain" Tanpa sadar Syafa menganggukan kepalanya seakan Sang Ibu bisa melihatnya.
"Siap Bun, nanti Syafa usahakan. Lagipula Syafa rindu dengan masakan Bunda" terdengar kekehan dari seberang, Syafa merindukan keluarganya.
"Pulang Bu Polwan, jangan lupa bawa calon suami" suara yang keras itu pasti suara Ayahnya -Aldzi Syailendra- Syafa lansung tertawa mendengar suara itu.
"Syafa belum punya calon suami, Ayah"
"Lah terus, si Abang asuhmu itu bukan calon suami?"
"Ayah.."
Terdengar tawa keras diseberang, seandainya saja Syafa ada disamping mereka. Mungkin saja Syafa akan merajuk pada cinta pertamanya.
"Pokoknya harus sama Ibram, kamu nggak boleh drive sendiri Sayang" Ingin mengajukan aksi protes tapi pupus sudah saat mendengar kalimat lanjutan Aldzi
"Kamu bakalan di Jodohin kalau nggak bawa Ibram sekali"
"Nantilah Yah, sekarang dia masih sibuk banget" itu bukan sekedar alasan tapi adalah fakta yang ada dilapangan. "Udah dulu ya, Ayah Bunda.. nanti Syafa telfon lagi. Salam sama Dik Sakha sama Syifa. Assalamu'alaikum" Sambungan telepon berakhir setelah pasangan paruh baya itu menjawab salamnya.
Membersihkan diri sebelum beristirahat, baru saja selesai berpakaian. Benda pipih itu kembali berdering, bukan panggilan suara biasa tapi panggilan video. Sekarang Syafa mengulas senyum tipis saat melihat nama yang tertera pada benda pipih tersebut.
"Hallo assalamu'alaikum, ada apa Bang?" Syafa yang bertanya dengan wajah seriusnya. Yang dibalas dengan decakan pelan dari Ibram.
" Wa'alaikum salam, Lagi ngapain sayang?" Sapa Ibram dengan mesranya. Yang dibalas dengan Syafa yang mendengus pelan.
"Mau istirahat Bang, Bang Ibram lagi ngapain?"
"Kamu baru habis mandi? Keramas di jam segini, dek?" Ibram mengabaikan pertanyaan Syafa. Syafa bergumam pelan. "Jangan dibiasain mandi malam dek, apalagi keramas"
"Ada perlu apa, Bang?"
"Cuma mau konfirmasi, Kamu nggak ada rencana balik ke Jakarta jenguk Komandan?" Syafa mengernyitkan keningnya bingung.
"Tau dari mana?"
"Lihat postingan Tante Alzya, Jadi kapan mau ke Jakarta?"
"InsyaaAllah Weekend nanti Bang"
"Aku Ikut, biar Aku yang Nyetir"
"Bisa sendiri Bang, mungkin akan naik pesawat biar cepet" Ibram menggelengkan kepalanya. Bukan kali pertama Ibram ke Jakarta dengan Syafa. Tapi ini tujuannya ke rumah Komandan atau mungkin Rumah Sakit.
"Ada tawaran nggak boleh nolak dek, nanti jodohnya jauh" Ucap Ibram sembarangan. Syafa lansung tertawa mendengar itu. "Beneran lho Dek, nanti jodohnya jauh."
"Iyaiya, terserahlah Bang. Mau istirahat ini, Bang Ibram belum?" Ibram menggelengkan kepala pelan.
"Kamu tidur ajalah, nanti biar Bang Ibram temenin" terlampau berlebihan dalam hubungan mereka yang tidak ada kepastian, hubungan saudara asuh masih melekat diantara mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Khitbah dan Siaga (END)
General FictionSequel He Is Marinir (spesial Anak sulung Aldzi dan Izza) Serial Syafa Syailendra 🤗 ... "Laki-laki terlalu segan denganmu Kak, cobalah untuk merendah. Segigih apapun Kakak meraih gelar dan pangkat, Kakak perempuan dan perempuan itu sebagai Makmum d...