....
Dua tahun kemudian
Syafa pov
Dua tahun setelah Aku meninggalkan Indonesia, dengan alasan mengejar S2 yang terhambat waktu itu. walaupun banyak juga yang mengatakan kalau Aku menyembuhkan luka dihatiku yang teramat sakit. Ya, salah satunya itu. Tapi sekarang Aku kembali ke Indonesia, setelah dua tahun lamanya tidak bertemu dengan keluarga walaupun hampir setiap hari komunikasi via handphone tidak pernah terputus.
Mirisnya, adik semata wayangku akan melamar seorang gadis yang menjadi tambatan hatinya sejak SMA. Seorang gadis yang memiliki tutur bahasa yang lembur dan halus. Persis seperti Bunda. Dan siapa sangka, ternyata dia adalah gadis yang menjadi perwakilan Jawa Barat diajang Puteri Indonesia.
Tapi, semuanya tergantung dariku selaku kakak sulungnya yang sampai sekarang belum memiliki tanda-tanda akan menikah. Ah iya, Aku juga mendengar kabar kalau sekarang Bang Ibram sudah memiliki putri kecil yang wajahnya sangat mirip dengan Bang Ibram. Kata Syifa seperti itu.
Aku pulang bersama dengan Chandrika, iya teman selama Aku jauh dari keluarga. Dia memang berbeda denganku, tapi kami berdua tidak pernah berselisih paham. Dan kabarnya, dia sebentar lagi akan dilamar oleh seorang pilot yang menunggunya dengan sabar.
"Kamu nanti dijemput atau naik taksi?" Pertanyaan Chandrika saat pesawat sudah sampai. Dia terlihat bahagia, karena yang akan menjemputnya adalah saudaranya yang jarang ditemuinya karena sibuk.
"Aku belum tau, sepertinya aku akan naik taksi." Jawabku yang membuatnya diam.
Melihat banyaknya penumpang, membuat kita harus sabar menunggu sampai pintu lengang. Chandrika sibuk dengan handphonenya yang berdering karena panggilan dari seseorang.
"Iya Bang, ini juga lagi turun. Chandrika juga harus tunggu dua koper. Iya, tunggu saja Kak." Ucap Chandrika membuatku tersenyum mendengarnya. Dia oernah bercerita kalau kakaknya adalah tipe orang yang tidak suka menunggu. Ya, memang siapa yang suka menunggu. Itu adalah pekerjaan yang sangat membosankan.
Setelah mendapatkan koper kami masing-masing, Kita berdua berjalan keluar dengan Chandrika yang mencari-cari orang yang menjemputnya.
"Abang..." suara Chandrika keras dengan lambaian tangan ke udara membuat ku melihat kearah Orang yang dipanggil Chandrika dwngan sebutan Abang.
Aku berdiri dengan diam, mereka terlibat perbincangan basa-basi yang membuatku terdiam saat Chandrika mengenalkan Abangnya padaku.
"Bang kenalin ini Syafa, teman Chandrika yang polwan itu."ucap Chandrika membuat Radhika mengulurkan tangannya kepadaku, aku menjabat tangan besar itu
"Syafa,"
"Radhika."
"Kamu pulang naik apa?" Aku mengalihkan pandanganku pada suara berat disamping Chandrika.
"Saya naik taksi, dia masih ikut Apel pagi." Aku menjelaskan yang membuat Chandrika mengusulkan pada Abangnya untuk mengantarku sampai rumah.
"Kamu bareng kita aja Syafa, sekalian biar Aku tahu kamu tinggal dimana kan. Lagipula rumah kamu juga kan searah dengan kita. Nggak ada salahnya Kan?" Tutur Chandrika yang membuatku menggelengkan kepala menolak tawarannya.
"Ah tidak perlu, merepotkan nantinya. Nanti kalau kamu mau ke rumah biar Aku shareloc Chan. Nggak apa-apa kok, beneran." Chandrika menatap Abangnya yang hanya diam. Yang ditatap hanya melihat lurus kedepan.
"Kenapa? Teman kamu nggak mau diantar pulang Chandrika. Jangan paksa kalau dia nggak mau."suara pria itu membuatku diam. Chandrika lansung mencebikan bibirnya karena kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
Khitbah dan Siaga (END)
General FictionSequel He Is Marinir (spesial Anak sulung Aldzi dan Izza) Serial Syafa Syailendra 🤗 ... "Laki-laki terlalu segan denganmu Kak, cobalah untuk merendah. Segigih apapun Kakak meraih gelar dan pangkat, Kakak perempuan dan perempuan itu sebagai Makmum d...