Jangan jadi silent readers ya, berikan apresiasi sebelum membaca atau sesudah membaca karya orang lain.
Vote dan komentar kalian sangat membantu
Happy reading
.
.Satu hal yang tidak bisa diulang, yaitu waktu. Dan itu adalah hal yang mutlak dalam kehidupan. Siapa yang bisa mengembalikan waktu siang kembali? Begitupun malam, apa ada yang bisa mengubahnya? Tidak ada.
Yang bisa dilakukan yaitu penyesalan, dan itu yang dirasakan oleh Syafa setelah berjauhan dengan Ibram. Yang dirasakan oleh Syafa hanyalah kerinduan.
Komunikasi yang selalu menghubungkan mereka berdua, Tidak pernah ada rasa bosan. Sekedar menceritakan apa yang terjadi hari itu, menjadi hiburan tersendiri.
"Dek, murung banget wajahmu," ucap Ibram setelah Syafa selesai menceritakan apa yang terjadi seharian pada Ibram.
"Biasalah Bang, undangan udah sampe nggak punya temen berangkat." Jawaban Syafa membuat Ibram menganggukan kepalanya pelan. Rekan sekantor mereka menikah, dan bisa dibilang itu junior mereka.
"Ya gimana dek, Bang Ibram juga nggak bisa pulang. Belum juga sebulan udah balik aja," ucap Ibram diiringi dengan kekehan, Syafa hanya tersenyum.
"Bang.."
"Iya kenapa?"
"Syifa ada yang ngajak nikah, tapi Syifa nggak enak kalau langkahin Aku," cerita Syafa pelan, hal yang sudah disembunyikan oleh Syafa sejak beberapa hari lalu.
"Lha nggak enak gimana? Syifa kan jodohnya udah datang lebih dulu, nggak masalah dek," Syafa tersenyum mendengar itu. Mereka memang satu pemikiran tapi tidak dengan anggota keluarganya, mereka ingin Syafa terlebih dulu yang menikah.
"Sekarang Aku tanya ke Kamu, kamu sekarang udah siap nikah?" Syafa menggelengkan kepalanya pelan. "Nah kan belum, yaudah kalau kamu ikhlas dan ridho nggak masalah dek. Lagipula siapa yang tau tentang jodoh kita, nggak ada kan."
"Bang.. sudah ada beberapa yang datang ke rumah dengan niat baik mereka, dan Itu termasuk Bang Ibram. Tapi Aku sendiri masih mau berkarir. Aku ingin sekolah lagi untuk jadi detektif, menjadi ketua penyidik,"
"Siapa yang sudah datang?"
"Apanya?"
"Lelaki yang ingin melamar kamu,"
"Belum tahu, yang Aku tahu hanya satu lelaki,"
"Siapa?"
"Yang masih jauh dengan Aku, sekarang dia masih di Libanon. Iptu Ibrahim Panjaitan yang sudah Aku kenal"senyum Syafa tertahan dengan menatap dalam Ibram.
sontak saja Ibram menahan senyum sampai menutup matanya erat karena tidak tahan dengan ditatap Syafa dalam.
"Kenapa sih nanti jauhan kamu sweet gini, dek?" Tanya Ibram sambil menahan senyum, Syafa tertawa hingga mata sipitnya sudah tidak terlihat.
"Ketawa lagi, kenapa mendadak sweet gini?" Syafa lsemakin tertawa sambil menggelengkan kepalanya pelan.
"Kangen aja, sama Abang asuhku. Nggak tau dia kangen apa enggak," Ibram lansung tertawa mendengar itu.
"Eh dek, jangan gini ih. Geli tau dek, jangan goda-goda terus nggak baik buat kesehatan Aku," Syafa semakin tertawa saat mendengar itu. Dengan cepat dia memutuskan panggilan video tersebut.
Entah rasanya seperti apa, intinya Syafa senang saat melihat wajah malu Ibram.
Di jarak kejauhan, Ibram menahan gemas sendiri karena digoda oleh adik asuhnya. Sejak mereka jauh, Syafa sudah terang-terangan menggoda Ibram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Khitbah dan Siaga (END)
General FictionSequel He Is Marinir (spesial Anak sulung Aldzi dan Izza) Serial Syafa Syailendra 🤗 ... "Laki-laki terlalu segan denganmu Kak, cobalah untuk merendah. Segigih apapun Kakak meraih gelar dan pangkat, Kakak perempuan dan perempuan itu sebagai Makmum d...