05. cinq

2.5K 190 1
                                    

"gua harap lu tau, gak ada alasan bagi gua buat menyukai lu."











"jun."

"hm?"

"yang ini kayak gimana?"

renjun melihat ke arah buku guanlin, membacanya sebentar. ia membuang nafas lelah, "lin, masa lu gatau.."

guanlin menyengir dan menggeleng.

renjun mendekatkan posisinya ke guanlin, lalu membenarkan kacamatanya sebentar.

"oh..nih yang ini dikali dulu, lalu bagi sama yang ada di bawah, kalo angka nolnya banyak, coret aja sm angka nol yang diatas biar gampang."

bodoh, guanlin tidak memperhatikan apa yang dijelaskan renjun. ia malah lebih tertarik memperhatikan renjun yang masih menjelaskan.

renjun menghela nafas mengetahui lelaki cungkring itu hanya menatap wajahnya.

ia memelas, "linn ih."

"hmm?"

"perhatiin dong, jangan muka gua yang diliatt." kedengarannya, renjun saja sudah malas berurusan dengan cowok satu ini.

"gak ah."

renjun berdiam sejenak. lalu ia mendekatkan wajahnya ke pipi guanlin, dan menciumnya.

lamunan guanlin terbuyar, ia memegang pipinya yang dicium renjun tadi. "l-lu ngapain?"

renjun mencubit pipi guanlin keras, "belajarr."

"mwales jwunn," guanlin sedikit kesulitan berbicara karna dicubit pipinya.

"cepet kerjain, lama lu."










"kak tae-"

"Jung Jaehyun better you shut up you fuckin mouth." potong taeyong menatap jaehyun tajam.

di tangannya, ia meremat bungkusan rokoknya. taeyong tengah menahan emosi. ia bahkan malas melihat wajah jaehyun

lelaki itu menghela nafas, "rokok?"

ia berbalik badan. menatap wajah jaehyun dengan diam. sedetik kemudian ia membanting keras bungkusan itu ke lantai.

PRAK!

jaehyun menatap batang batangan rokok itu, yang berguling guling hingga salah satu mengenai sepatunya.

"lu bercanda?" tanyanya. "rokok?! JUNG JAEHYUN LU TUH PAHAM GAK SIH LU NGAPAIN?!"

jaehyun tidak menjawab. ia hanya menatap rokok rokok itu dengan diamnya.

taeyong berjalan ke arah jaehyun lalu mengguncang kedua pundaknya. "jung jaehyun jawab!"

taeyong berusaha melihat wajah jaehyun yang lebih tinggi darinya. jaehyun sendiri masih membisu tidak menjawab.

"lu..bener bener... bikin gua kecewa jae.."

taeyong beranjak meninggalkannya, namun lansung ditahan lengannya oleh jaehyun.

jaehyun menarik lengan taeyong hingga tubuh ringkihnya tertarik ke dada jaehyun. jaehyun menahan taeyong dalam dekapannya.

"sorry..i'm sorry.."

taeyong memejamkan matanya. tangannya masih meremas baju jaehyun. diam diam mengusap matanya yang basah.

"maaf...maaf.." ucapnya tak berhenti.






"guanlin! yuk!"

guanlin keluar dari kelas lalu merangkul renjun. keduanya berjalan menuju parkiran. sebelumnya mereka melalui lapangan dulu

guanlin melihat bomin yang sedang berjalan ke arah mereka. membuat lelaki itu menarik pelan renjun di balik punggungnya.

bomin dengan pakaian basketnya berlari, dan berhenti tepat 4 meter di depan mereka. ia menetralkan nafasnya karna bermain basket dan berlari.

"gua mau ngomong sama renjun."

"gak." tolak guanlin dingin.

"perlukah gua izin dari lu?" bomin menyipitkan matanya. guanlin mengangguk, "dan gua gak izinin."

"guan-"

"lin...biarin aja, bomin mau ngomong sama gua kenapa gak dibolehin?" renjun keluar dari punggung guanlin

bomin mengulas senyum, ia mengajak renjun ke taman untuk berbicara sebentar. sedangkan guanlin diminta untuk menunggu sebentar.

renjun mengekori bomin yang ada di depannya. tiba tiba ia menabrak punggung bomin karna langkah di depannya terhenti.

"kenapa?" renjun mengusap keningnya.

bomin ikut mengusap kening renjun, "sorry sorry." renjun mengangguk tanda baik baik saja.

dari kejauhan, guanlin melihat ke arah interaksi kedua orang itu. yang tampaknya berbicara serius.

guanlin mengepalkan tangannya kuat kuat saat bomin mendekatkan wajahnya ke wajah renjun.

bomin mencium renjun, dilihat oleh mata kepalanya sendiri.

"Choi Bomin....awas aja lu brengsek."

disitu renjun mengangguk, dan bomin tertawa kecil sambil mengusap kepala renjun. guanlin diam diam memanas.

ia sangat ingin menonjok bomin saat itu juga.

bomin dan renjun menghamliri guanlin, membuat kepalannya melunak.

renjun tersenyum, "gua balik sama bomin."

bomin merangkul pinggang renjun posesif, ia menatap guanlin tajam. "dia punya gua, gak usah deket deket lagi." ucapnya lalu menarik renjun meninggalkan guanlin.

guanlin memasang smirk. "oh ya?"







Cicatrices | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang