16. seinze

1.1K 109 5
                                    

aku kangen markhyuck.

"hyuckk.." mark melempar tasnya, lalu menindih tubuh haechan.

"hm..apa kak?"

"kangen," mark menghujani wajah haechan dengan kecupan yang tidak berhenti. haechan berusaha mendorong wajah mark dari dekatnya tapi mark terus terusan mencium haechan.

"kak ih, aku ngantuk.." rengek haechan mulai merasa sebal dengan mark.

mark mencium leher haechan, sesekali meniupnya. membuat haechan merasa kegelian. haechan terus terusan memberontak. sedangkan mark masih aja gangguin haechan.

mark menaruh kepalanya di pundak haechan dan lelaki di bawahhya dengan erat. ia mendusel lembut di leher haechan.

haechan mulai pasrah, dan membalas pelukan mark. mark terus terusan mencium haechan, sampai akhirnya dia mencium bibir haechan.

"kak mark..kenapa sih.."

"sini," mark berbaring di samping haechan dan menariknya ke dalam kedekapannya. ia menaruh dagunya di kepala haechan, dan mengelus kepala haechan.

"ngantuk ya?" haechan mengangguk di dada mark, mendekatkan lagi dirinya ke mark.

mark menarik pinggang haechan, dan menepuk nepuk pantat haechan dengan lembut. "my baby..." lirihnya dengan suara serak.

"hm?"

mark tersenyum kecil, "don't go." haechan menghela nafas, lalu mengelus pipi mark. menatap manik mata mark dengan seksama.

senyuman kecil terukir, haechan mengecup bibir mark. lalu memeluknya erat. "tau gak? sampai sekarang aku masih mikir"

"mikir apa?" mark mengerutkan keningnya pelan. "kenapa aku bisa seberuntung ini, suka sama seseorang bertahun tahun, lalu pacaran."

mark melepaskan pelukan mereka. dan mencubit hidung haechan gemas, "you never know how much i love you, selama ini.."

"jangan pergi," kata mark dengan lembut, begitu juga dengan senyumnya yang terasa tenang. haechan tertawa kecil, "gak bakal.."

haechan memberikan jari kelingkingnya, "ayo janji, kita gak akan ninggalin satu sama lain."


"kamu gambar apa?" jeno menghampiri jaemin dengan dua kaleng cola yang ia ambil dari kulkasnya.

jaemin tersenyum saat menerima sekaleng cola dari jeno, lalu melanjutkan mencoret lembut di buku sketsanya.

"aku jadi keinget..." jeno menoleh setelah meneguk colanya, "apa?"

"waktu itu aku chat kamu, bilang ayo pacaran. tapi ternyata kamu beneran paksa aku buat pacatan," jaemin tertawa, begitu juga dengan jeno.

"tapi kamu gak merasa risih karna kan?"

jaemin menggeleng, "malah bersyukur banget sama diri sendiri, setidaknya berani confess"

"jadi itu bukan prank?" jeno mengerutkan keningnya, memikirkan ucapan jaemin barusan.

"bukan, aku beneran bilang aku pengen kita pacaran.."

jeno mengangguk paham. ia menggenggam tangan jaemin, mengusapnya dengan jempol. tingkah jeno membuat jaemin kebingungan, "kenapa?"

jeno tersenyum tipis, "aku sayang kamu." ucapnya. ia menyandarkan kepala jaemin ke dadanya, memejamkan matanya untuk sejenak.

beberapa menit, mereka hanya diam. jaemin menunduk, memainkan jari lentik milik jeno. membuat suara suara aneh sampai jeno tertawa.

"kenapa kamu?" tanyanya. jaemin mendongak, tapi yang ada bibirnya malah mengenai bibir jeno.

tangan jaemin menjadi meremas jari jeno. penempelan bibir mereka tidak ada pergerakan sama sekali. hanya diam, dan saling menempel.

jeno mengedip saat menatap manik mata jaemin. kemudian menarik tengkuk jaemin, menciumnya lembut perlahan.

jaemin meremas paha jeno, melihat ke arah jeno yang memejamkan matanya.

jaemin tersenyum di sela sela ciumannya.








Cicatrices | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang