03. trois

3.2K 277 10
                                    

"HAHA BENERAN LO?!"

haechan menertawakan cerita renjun. awalnya renjun hanya berniat bercerita pada haechan, tapi tawa haechan mengundang jeno dan jaemin menghampiri mereka.

"kenapa nih?" jeno berjalan mendekati kedua lelaki itu.

haechan menunjuk renjun, "dia masa ditolong guanlin udah main baper aja." ucapnya lalu tertawa lagi.

"ya siapa yang gak baper ditolong gitu? mana guanlin ganteng banget kan?" celetuk jaemin mmbuat jeno bergidik.

"lu mah semua ganteng, kak mark ganteng, sekarang guanlin, selera lu rendahan banget." balas jeno dengan nada ketus.

"ck, iri aja lu, cemburu pasti," jaemin berdecak lalu duduk di bangku taman samping renjun.

"emang cemburu," kata jeno ikut duduk di samping haechan. jaemin menatap jeno intens, menatap atas bawah berkali kali.

kemudian berdecak lagi, "ngawur lu."

jaemin merangkul renjun, "gimana jun? guanlin orangnya gimana?" tanyanya sambil menaik turunkan alisnya.

"y-ya..ganteng." renjun menggaruk tengkuknya. "mana dia senyum gitu."

haechan menggeleng mendengar percakapan 2 orang itu. merasa tidak berguna sama sekali untuk pendengarannya.

ia melihat ke arah seberang, winwin dan yuta tengah berdebat kecil di depan kelas mereka.

haechan menepuk pundak jeno tanpa mengalihkan pandangannya dari sana. "gaes gaes."

renjun, jeno, jaemin mulai menoleh ke arah haechan. haechan menunjuk kedua lelaki yang tengah bertengkar itu.

ia tersenyum, "sinetron lebih seru dibandingkan gibah cogan." ucapnya bangga.





"Nakamoto Yuta, sekarang aku tanya, sebenarnya kita itu pacaran gak sih?" tanya winwin mengerutkan keningnya. ia tengah menahan emosinya.

"s-sayang tenang dulu.." yuta berusaha menggengam kedua tangan winwin meski terus ditepis.

winwin menepis tangan yuta, "gimana bisa tenang kalau aku udah aku gak bisa tahan emosi?!"

"aku tanya lagi, kita pacaran, atau cuman sekedar temen?" tanya winwin lagi.

"JAWAB YUTA!" winwin mulai membentak sekarang. yuta terpaksa memeluk winwin untuk menenangkannya. "shh..jangan gitu sayang..."

"kita pacaran, kita gak temenan astaga..." jawab yuta berbisik di telinga winwin.

winwin mengelap matanya yang sudah basah, "terus kenapa kamu sendiri sekalipun gak bisa temenin aku atau gimana?"

"cuman anter jemput, abis itu kamu gabung sama temen kamu lupain aku gitu aja, gitu? jatohnya cuman kaya tunangan perjodohan tau gak?"

yuta menggeleng, mengeratkan pelukannya pada winwin. "gak gak gak, gak gitu..maafin aku ya? tolong jangan marah gini win.."

winwin menatap yuta tanpa ekspresi. matanta masih berair karna sikapnya yang emosional tadi.

tidak ada jawaban.

winwin malah memeluk lagi yuta lalu memejamkan matanya.








"chan!"

"haechan!"

"LEE HAECHAN!"

langkah haechan terhenti saat mendengar samar samar suara yang memanggilnya. haechan melepaskan earpodsnya lalu menoleh ke arah kanan.

"oh? kak mark..ada apa?"

mark menyengir, "pulang bareng kakak yuk, kakak anterin." 

"hah? gapapa kak emangnya?" haechan sedikit meragukan tawaran mark.

mark mengangguk, "ayo ih, lama."


dari kejauhan renjun menatap tingkah bucin mark haechan, jaehyun taeyong, jeno jaemin, ya meski ada pertengkaran sedikit.

ia menghela nafas, "aelah pada bucin semua.." ucapnya kesal melihat seisi parkiran.

tiba tiba guanlin mendekatinya dan merangkulnya. "kenapa hm?"

renjun menatap guanlin malas, "lo tuh..dateng dateng ngerangkul, mana tinggi lagi."

guanlin tertawa kecil pada renjun yang jauh lebih pendek darinya. lalu mengusak kepala renjun, "gemes banget sih."

"linnn gua tuh males banget..."

"kenapa?"

renjun menunjuk ke arah parkiran, "mereka bucin semua gak kasihanin gua yang jomblo."

guanlin mengangguk tanda paham dengan yang dimaksud renjun. ia tersenyum kecil.

"yaudah iya, jangan cemburut gitu, ayo pulang, udah siang banget takut lu pingsan lagi."












"lee jeno...GUA BENCI LO!"

jaemin berusaha menetralkan nafasnya berkali kali. ia menatap jeno penuh dendam. tangannya sudah berdarah darah karna sedari tadi memecahkan kaca di kamarnya untuk pelampiasan.

mereka bertengkar kecil karna jeno mengancam akan membakar buku gambar jaemin karna tidak mau menemani jeno untuk ke toko buku.

jaemin menolak, akhirnya diam diam jeno membakar buku gambar jaemin.

jaemin otomatis memberantaki seisi kamarnya. berteriak sekencang mungkin.

bahkan jeno tidak menyangka akan sekacau ini keadaan jaemin.

"BALIKKIN BUKU GAMBAR GUA!"

"h-hey..jaem? calm down boy..tenang dul-"

"GAK!"

"BALIKKIN LEE JENO!"

"j-jaem, please...ten-"

Jaemin berteriak kencang, "GUA BILANG BALIKIN!"

"j-jaem, g-gua bisa beliin lu yang baru yang lebih gede yang lebih ba-"

"GUA GAK BUTUH ITU! PERSETAN MAU SEBERAPA MAHAL! GUA PENGEN BUKU GAMBAR GUA YANG DULU!" lagi lagi jaemin menyela ucapan jeno.

jeno mengusap wajahnya gusar, merasa bingung harus berbuat apa.

"bingung kan lo?" jaemin tersenyum miring. "bingung kan disaat lu ngelakuin kesalahan dan bikin orang itu marah?"

"gua kecewa sama lu jen, bercanda lu kelewatan.."

jaemin meninggalkan jeno masih berdiri di kamarnya. jeno memejamkan matanya, berbaring di kasur milik jaemin.

"bangsat lu lee jeno, tolol."

Cicatrices | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang