28. vingt huit

734 74 0
                                    

"jun," guanlin menahan tangan renjun. renjun memejamkan matanya, menahan emosinya. "apa?"

"bantu gua inget semuanya, apa yang bener bener terjadi sama gua."

renjun menghela nafas, "gua gak mau lu inget, udah berakhir semuanya. gua gak mau lu inget kenangan kita, lu udah sama jihoon."

renjun melepaskan tangan guanlin dengan kasar. berjalan meninggalkannya dan menerobos derasnya hujan.

guanlin melihat ke arah sosok renjun yang perlahan menghilang bersamaan rintik rintik hujan. guanlin menatao ke arah bawah, berpikir keras siapa itu renjun.

harus guanlin akui, renjun benar benar tidak asing. tapi guanlin sama sekali tidak bisa mengenalinya siapa itu lelaki pendek bernama Huang Renjun.

"sebenarnya...siapa lu??"


















"sayang..." jaehyun menggendong taeyong dan memeluknya erat. menyembunyikan wajahnya di ceruk leher taeyong.

"hm? kenapa?" taeyong mengelus kepala jaehyun. badannya sedikit basah, pasti baru saja selesai basket pikirnya.

jaehyun malah menghujani taeyong dengan ciuman di lehernya membuat taeyong tertawa geli dan berusaha mendorong kepala jaehyun agar berhenti.

"ihh stop....geli tau.." taeyong meremat bahu lebar jaehyun.

jaehyun menjatuhkan taeyong ke ranjang, dan lanjut mencium leher taeyong berkali kali.

taeyong terus tertawa kegelian, sampai tidak menyadari kakinya melingkari pinggang jaehyun dengan erat. jaehyun menaikkan ciumannya ke bibir taeyong. sedikit agresif memaksakan taeyong agar membuka lebar mulutnya.

tangannya menarik tangan taeyong untuk naik dan tidak bergerak. taeyong membalas ciuman jaehyun, berusaha mengontrol bibir jaehyun yang melumatnya dengan sangat kasar.

"j-jae.." ucapnya di sela sela ciuman. jaehyun melepaskannya, menatap mata taeyong dengan nafas yang terengah engah. "hm?"

"jangan kasar kasar.."

jaehyun tertawa, dan mulai bangkit duduk. ia menarik tubuh taeyong untuk berbaring di pahanya. memeluk tubuh kecilnya dan menepuk nepuk pantat taeyong.

jaehyun mencium kepalanya berkali kali seperti menjadi candu semakin lama saat menciumnya. "hm, wangi banget."

taeyong memejamkan mata, melingkarkan tangannya di pinggang jaehyun. jaehyun terus menciumi kepala taeyong sehingga lelaki itu merasa sedikit risih.

taeyong tertawa, tangannya menyingkirkan kepala jaehyun, "nanti dulu, aku ngantuk.." jaehyun menghela nafas dan mengangguk. kemudian jaehyun membaringkan taeyong di kasur dan menyelimutinya.

jaehyun turun dari kasur, melepas bajunya yang sudah sedikit mengering karna angin ac di kamar. taeyong membalikkan badannya melihat jaehyun yang sedang berkaca tanpa menggunakan baju.

matanya melotot besar melihat perut jaehyun dan sedikit bergidik ngeri melihat otot otot jaehyun.

merasa dilihati, jaehyun berbalik. melihat taeyong yang melihatinya dengan ekspresi yang tampak aneh. "kenapa?"

taeyong menggeleng, "kenapa gak pake baju gitu."

"mau mandi dulu soalnya."




















"sungchan." sungchan menoleh ke belakang, sosok shotaro yang sedang tersenyum dibelakangnya. sungchan tersenyum lebar, "hai, ada apa?"

shotaro memberikan tas berwarna kuning ke sungchan. "disuruh mama kasih, belum makan kan?"

"makasih, belum kok."

shotaro mengangguk dan duduk di sebelah sungchan. shotaro melihat lihat sekitar lapangan basket dari bagian tribun yang ia duduki.

masih banyak orang yang bermain. suasana basket masih cukup ramai meski tanpa sorakan sorakan orang yang meramaikan suasananya.

mata shotaro teralih ke sungchan yang berlari ke arah haechan, dengan tas kuning yang ia berikan ke dia. sungchan tampak berbincang dengan haechan, dan saling tertawa bersama.

shotaro bisa melihat sungchan sekarang tengah memberikan tas yang ditangannya ke haechan. shotaro memicingkan matanya. kenapa kasih ke haechan? ,pikir shotaro bertanya tanya dalam hatinya.

shotaro membuang nafasnya kasar. mengepalkan tanganya kuat kuat berusaha menahan emosi melihat pemandangan yang di depan matanya sekarang.

"Jung Sungchan.." gumam shotaro kini menatap tajam ke arah sungchan. shotaro memukul kursi tribun di sampingnya dengan cukup keras sehingga menarik perhatian orang orang termasuk sungchan.

sungchan dan haechan menoleh ke shotaro yang masih menatap sungchan dengan pelupuk matanya yang basah. merasa ada yang salah, sungchan berjalan menghampiri shotaro.

"kenapa?" tanya sungchan. shotaro menatap ke arah lain, mengusap pipinya yang basah dengan kasar. tidak ada jawaban, sungchan berjongkok di depan shotaro. menggenggam tangannya dengan erat.

namun shotaro segera menepisnya dengan kasar, menolak berbicara dengan sungchan. "Jung Sungchan... gua benci lu." shotaro bangkit berdiri dan meninggalkan sungchan sendirian disana dengan yang masih kebingungan.

sungchan menatap shotaro yang sudah berjalan meninggalkan lapangan sambil menangis. shotaro tampak sedang dalam emosi.

tapi sungchan memilih diam untuk sekarang. membiarkannya untuk tenang dengan sendirinya.

dia kenapa sih?






















Cicatrices | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang