08. huit

1.9K 184 7
                                    






"jen," panggil jaemin sambil menggambar di bawah sofa jeno hanya menjawab sambil berdeham.

jaemin mulai melepaskan buku gambarnya, ia menyandarkan kepalanya di lutut jeno dan melihat wajah jeno.

tanpa berbicara apa apa, hanya berkedip sesekali. merasa diperhatikan, jeno menaruh ponselnya ke sofa.

keduanya menjadi saling menatap, tanpa berbicara apa apa. merasa tampaknya situasi seperti ini saja sudah cukup nyaman meski tanpa topik.

"kena-"

jaemin menarik paksa kepala jeno, menciumnya sebelum jeno menyelesaikan ucapannya.

awalnya jeno hanya diam karna masih mencerna apa yang dilakukan jaemin saat ini. namun kemudian kedua tangannya memegang wajah jaemin, membalas ciumannya.

selang sekitar beberapa menit, keduanya melepaskan tautan bibir, berhenti untuk mengambil nafas.

jeno tersenyum kecil, "kenapa?"

"gatau, pengen aja." jawab jaemin.

sedetik kemudian, lelaki itu baru menyadari perbuatan dan ucapannya. habis sudah wajahnya memerah.

ia menutup wajahnya dengan tangan perlahan. dan mengumpat.

"shit.. na jaemin lu ngapain..."

jeno hanya tertawa menyaksikan tingkah random jaemin. jaemin sedari tadi berdiri sambil mondar mandir mengatai dirinya sendiri.

"na, sini."

jaemin melepaskan tangan dari wajahnya, melihat jeno menepuk pahanya. agak penasaran tapi mikir yang enggak enggak.

"apaan?"

"ck, lama." jeno berdecak dan menarik tangan jaemin membuat tubuhnya terduduk di paha kiri jeno.

jeno memeluk pinggang jaemin dan menarik tengkuknya. jeno benar benar memotong jarak antara wajah mereka.

tersisa hidung mereka yang bertempelan satu sama lain.

pertama kali, jantung jaemin berdetak dengan begitu cepat karna gugup.

"lu manis.." kata jeno.

jaemin tidak menjawab apa apa melainkan hanya diam tanpa merespon kata kata jeno.

"lu manis, Na Jaemin."







"jisungg..." chenle berlari ke arah jisung yang masih befoto foto dengan pemandangan di sekitarnya.

hari ini mereka piknik khusus berdua. iya berdua, ke puncak bogor, taman cibodas.

kata chenle sih pengen jalan jalan, alhasil mereka sewa mobil buat piknik selama 3 hari bentar.

"apa?"

chenle berjongkok dan memeluk pinggang jisung. "panass..." ucapnya mengerucutkan bibir.

"kamu yang mau piknik kesini tapi," jisung melindungi kepala chenle dari sinar matahari dengan tangannya. sesekali mengusap keringat yang membasahi kepala chenle.

padahal mereka lebih muda daripada abang abangnya kayak jeno mark lain lain. tapi mereka lebih gercep buat pacaran.

ya iya, jisung mana rela chenle keburu diambil sama orang lain.

"ayo balik, kita teduh dulu di karpet."

chenle berlari ke karpet, dan duduk. setelah jisung ikut duduk, chenle berbaring, menaruh kepalanya di paha jisung.

ia menyengir, "pengen ngadem dulu."

jisung tertawa kecil, lalu mengangguk. tangannya tergerak mengelus kening chenle dengan lembut.

chenle memejamkan matanya, menikmati hembusan angin yang meniup anak rambutnya.

jisung tersenyum, melihat chenle perlahan tertidur di pangkuannya. sebenarnya wajahnya benar benar terlihat lucu.









"jaehyunnn"

"apaaa"

taeyong mendengus. jaehyun masih berkutik dengan stik PS4 nya.

lelaki itu menarik joystik jaehyun lalu melemparnya ke sembarang arah. kemudian duduk di paha jaehyun dan memegang kedua bahunya.

taeyong menatap tajam pada jaehyun. sedangkan jaehyun tidak bergerak sama sekali. bahkan ia tidak mengedip.

jaehyun masih menatap netra legam taeyong, yang sedari tadi bergerak gerak kecil melihati ukiran wajahnya.

"daritadi gak perhatiin gua.."

jaehyun memasang smirk, "jadi daritadi mau diperhatiin?"

"yang serius ih jaehyunnn..." taeyong menghela nafas.

"mau diseriusin hm?" smirk jaehyun kini mulai bertambah lagi. semakin menjadi jadi.

taeyong mulai kesal. ia turun dari pangkuan jaehyun dan berjalan menuju kamarnya. sial, tangannya ditahan oleh jaehyun sehingga tubuh taeyong kembali ke pangkuannya.

taeyong menghela nafas, lalu menyandarkan kepalanya di dada jaehyun.

"gua lagi cape...jangan rese ah."

jaehyun tertawa kecil, mengangguk, kemudian mengelus punggungnya. ia hanya berdeham panjang sembari mengelus ngelus punggung taeyong.

taeyong memejamkan matanya, tangannya bergerak bertengger di leher jaehyun, mengalungi leher jenjang itu dengan erat.

ia mendusel di leher jaehyun sambil mengerucutkan bibirnya.

"kenapa hm?"

"mau tidur... ngantuk.." suara taeyong mulai terdengar serak sekarang. tampaknya memang sedang kelelahan.

baru saja jaehyun ingin berdiri dan menggendong, taeyong mendorong dada jaehyun agar tetap duduk.

ia mendekatkan wajahnya ke telinga jaehyun, "jangan pergi, gua mau kaya gini aja."

dan, senyuman di bibir peach itu mengembang.










Cicatrices | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang