22. vingt-deux

830 85 3
                                    

"ck, yong lu ngerti gak sih, mas-"

"iya, tapi adek lu juga ada di posisi terendah doy, lu paham gak sih?"

doyoung bersandar di tembok, memejamkan matanya. ia memijat keningnya, merasa lelah dengan urusannya sekarang.

taeyong memijat pundak kiri doyoung, "renjun shock banget, sampai gak bisa kontrol dirinya sendiri, gua yakin dia juga kesusahan, dia juga pasti mikir dia jahat banget tadi."

"guanlin bener bener ngejaga renjun dengan baik, sampai renjun sayang banget sama dia," doyoung melihat ke arah pintu kamar pasien nomor 24.

taeyong mengangguk. "gak heran kalau dia nangis nangis tadi, gua bisa rasain gimana posisi renjun."

taeyong beralih ke doyoung, "lu harus istirahat juga, ada kita kok bisa jagain renjun sama doyoung, jangan khawatir."

doyoung mengangguk, dan memenunduk. perlahan doyoung terisak kecil mendengar ucapan taeyong.

merasa terhibur sekaligus terharu dengan semua sahabatanya. taeyong tertawa, lalu memeluk doyoung.

"gua tau kita sering tengkar, tapi disaat gini gua yakin gua harus ngelakuin sesuatu buat lu meski kecil," kata taeyong mengusap punggung doyoung.

"udah jangan nangis, jelek lu.."

isakan doyoung masih terdengar, begitu juga dengan umpatannya. "bangsat lu.."


















"jisung ah, gamau aku duluu!!" chenle berusaha merebut kembali iPad milik bambam yang sedari tadi menjadi bahan rebutan chenle dan jisung.

bambam tadinya pengen jenguk guanlin, tapi kata ten mending urusin bayi bayi aja. berakhir jadi nonton 2 bayi gede rebutan iPad.

"aduh..kalian kayak anak kecil deh, kan ada hp itu.." ucap bambam dengan malas menunjuk kedua hp milik jising dan chenle.

"gamau, lebih seru disini," jawab chenle.

sekitar 20 menit, bambam memainkan ponselnya. perlahan suara pertengkaran yang tadi disertai dengan suara lumba lumba chenle mulai menghilang.

bambam mengalihkan pandangannya dari ponselnya, jisung dan chenle tertidur di kasur dengan iPad. kepala chenle yang tertidur di pundak jisung.

jisung yang tertidur dengan iPad di pelukannya. bambam tertawa, seperti ayah yang melihati anaknya yang tertidur.

meski sudah berumur belasan tahun, mereka berdua masih terlihat seperti bayi bayi kembar, ataupun balita yang saling jatuh cinta. gemas.

padahal mereka berdua bertengkar daritadi. bambam menggelengkan kepalanya, lalu naik ke kasur. mengambil selimut, dan membukanya agar menjadi lebar.

selimur besar itu menyelimuti tubuh jisung dan chenle yang ada di kasur. kini mereka berdua di posisi saling berpegangan tangan.

entah apakah mereka sadar, tapi tangan mereka terlihat lucu saat saling bertaut.

"dasar..bocah bocah..."




























tambahin nih tambahin hshshshs
aku pen ketik chenji tiba tiba. sedang merasa gemas meskipun pendek

ayuk kalian tidak mau follow aku:)

anw, mood bgt baca komen kalian hshshshshs😭😭 ngakak, feel loped loped umumumumu

lop u readers

Cicatrices | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang