"dek, ayo siap siap." taeil duduk di sebelah doyoung di ruang tunggu. sebentar lagi giliran doyoung tiba.
hari lomba doyoung sudah siap. taeil selaku tutor buat doyoung juga ikut hadir buat mendukungnya. meski taeil tadi sempat debat sama doyoung kalau dia mau temenin doyoung di ruang tunggu.
taeil melihati wajah doyoung, terlihat cemas. tangannya bergetar hebat, wajahnya berkeringat dingin. taeil menggenggam tangan doyoung, membuat lelaki disebelahnya menoleh ke arah taeil.
taeil tersenyum, "kamu pasti bisa."
merasa sedikit tenang, doyoung mengangguk dan ikut tersenyum. doyoung membuang nafas, dan tersenyum sekilas untuk rileks.
"peserta atas nama Kim Doyoung dan Choi Seungcheol."
keduanya saling bertatapan. kini giliran doyoung yang maju. doyoung mengigit bibirnya, jantungnya berdetak hebat.
taeil memeluk doyoung, "semua bakal baik baik aja. kamu bisa," ucapnya lembut.
doyoung mengangguk kaku. kakinya berjalan menuju aula yang sudah terdapat 2 meja. doyoung berbalik sebentar, melihat ke arah taeil.
sedangkan taeil tersenyum mengangguk, memberikan kepalan tangan tanda menyemangati doyoung.
kak taeil..
jujur, doyoung merasa jauh lebih baik saat melihat taeil. terlebih lagi taeil yang tersenyum hangat. doyoung melanjutkan langkahnya ke meja dengan papan A.
di sisi lain, taeil melipat tangannya, melihat pertunjukan doyoung. sampai sekarang. wawasan doyoung menakjubkan. pengucapannya juga sangat fasih dan tidak terburu buru.
pidato doyoung sangat lancar. persis seperti saat latihan menyiapkan referensi, doyoung berlatih juga mengucapkan penyampaian pidato.
7 menit..
10 menit..
13 menit..
"gua bilang lepasin!" shotaro melepaskan tangan sungchan yang memegang tangannya.
tatapan shotaro ke arah mata sungchan terasa menusuk mata sungchan rasanya. shotaro terlihat benar benar marah.
sungchan menghela nafas, "kamu kenapa sih?"
"gua mau batalin tunangan ini." shotaro berjalan meninggalkan sungchan, tapi ditahan oleh sungchan.
keduanya diam. mata sungchan yang terlihat benar benar syok dan sedih menatap netra shotaro, membuat shotaro sendiri lemas.
shotaro menatap ke arah lain, menghempaskan tangan sungchan agar bisa terlepas darinya.
"lepasin."
"please sho..kamu kenapa?" tanya sungchan sudah mulai putus asa untuk membujuk shotaro.
shotaro meremas celananya, masih menatap tajam sungchan.
"bekal yang gua kasih..kenapa lu kasih ke haechan?"
sungchan mulai bungkam. pertanyaan shotaro tidak bisa dijawab sekarang. shotaro menunggu jawaban sungchan, meski sungchan sendiri masih terdiam.
lelaki itu tampak kikuk.
shotaro tertawa, "liat kan?"
"Jung Sungchan, gua bahkan bangun pagi pagi buat bikinin lu itu. dan lu kasih gitu aja ke orang lain?" tanya shotaro.
"s-sorry.."
shotaro mulai menangis. wajahnya memerah karna lehernya benar benar terasa sakit sekarang.
"gua bener bener suka sama lu, lu tau?" ucapnya terdengar melirih.
sungchan mendongak, mendengar pernyataan shotaro yang benar benar membuatnya cukup terkejut. matanya nyaris tidak bisa berkedip karna melihat shotaro menangis.
sial, sungchan benar benar merasa bersalah sekarang karna shotaro menangis.
harus diakui, sungchan juga menyukai shotaro.
"babe."
"what?"
ten memeluk johnny yang sedang mencuci piring di wastafel dari belakang. menciumi aroma khas johnny.
wewangian dari parfum aroma pinus membuat ten nyaman memeluk lelaki bertubuh besar itu. johnny benar benar tinggi jika berdiri dekat ten.
ten mengeratkan pelukannya. johnnya yang selesai berkutik dengan piring piringnya membalikkan badannya dan membalas pelukan ten
"what's now my baby?" ten malah menggeleng, "miss you"
jawaban gemas dari ten membuat johnny tertawa. ten sangat lucu demi tuhan. johnny mengangguk paham dan mengelus tengkuk ten.
ten berdiri menginjak kedua kaki johnny, sehingga johnny berjalan kecil. mengajak ten mengelilingi sekitar ruang tengah.
keduanya asik bermesraan, sampai sampai mereka tidak sadar sudah saatnya mereka tidur sekarang karna sudah nyaris tengah malam
"ayo tidur sayang," johnny mulai menggendong ten menuju ke kamar.
johnny membaringkan ten di kasur, kemudian ikut berbaring di sebelah ten. johnny membawa ten ke dekapannya, menciumi keningnya sekilas.
menaruh dagu di kepala ten, dan malah menjadi mengendus rambut ten berkali kali.
"udah ih," ten menahan johnny agar tidak mengendus rambutnya lagi. lalu ten menaruh kepalanya kembali di dada johnny.
"jangan ganggu, aku mau tidur dulu.."
HAI AKHIRNYA AKU UP
SORRY HSHSHSHSHS UDH JRG UPanw, ff noren yg sebelumnya aku hapus karna bnr bnr gak bsa masuk ke otak aku, keduanya terlalu badas:') dn rada gak nyaman karna alay bgt kesannya
sebagai gantii
ou yeash:))
lagi mabok noren vsisbiabnyk yg sider juga ya:'))
have a nice day y'all
makasiii buat 7,69knyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Cicatrices | NCT
FanfictionBXB CONTENT! [completed, 17+] How do you feel? ketika mengetahui ternyata kita menyukai sesama jenis.