20. vignt

965 94 4
                                    

"john.."

ten melingkari tangannya di leher johnny, bersandar di pundaknya dari belakang. johnny berdeham sebagai respon, berbalik sebentar untuk melihat ten.

"love you," ucapnya.

johnny tertawa, lalu menarik ten kesampingnya. "kenapa hm? tiba tiba ngomong gitu."

ten menaikkan kedua bahunya dan ikut tertawa. ia berbaring di paha johnny, memejamkan matanya. johnny tersenyum, tangannya mengelus kepala ten pelan.

"tadi aku nonton drama-"

"drama lagi, pantes tiap kali selesai moodnya lansung beda." cibir johnny dengan bibir yang mengerucut.

"ih denger dulu!" ten mencebik kesal. tatapan matanya menajam pada lelaki diatasnya. johnny tertawa kecil, lalu mengangguk menurut.

"tadi dia tuh tentang cewenya suka sama cowo, dan ikutinnn terus"

johnny menaikkan kedua aslinya,"ehem? so?"

"aku jadi keinget aku dulu, kalau gak ngikutin kamu terus mungkin gak bakal gini kali ya?"

johnny mendengar celotehan ten sedari tadi, mendengar cerita masa lalu yang keluar dari bibirnya. sesekali ia menyingkiri anak rambut ten yang menghalangi pemandangannya.

ten cerewet, tapi johnny sayang banget. lebih sayang daripada sayang sama manusia lainnya. johnny gak peduli kalau akhirnya dia harus berakhir belok kaya gini.

tapi dia bener bener sayang sama ten. banget.

"coba tanya kalau kita putus aku bakal ngapain." ucapan ten membuat johnny mengerutkan keningnya, "what?"

"just do it."

"okay, if we break up, what will you do?"

"aku balikan sama mantan aku." ten tersenyum lebar. johnny menghela nafas, "what? hyungwon lagi? yaudah sa-"

"kamu kan mantan aku." ten menyela ucapan johnny. membuat johnny berpikir sebentar, lalu tertawa. "bener juga."

keduanya menertawakan ucapan johnny. tak lama helaan nafas keluar dari bibir johnny. "kok bisa ya kita jadi kayak gini?"

ten membuka matanya, "kayak gini gimana?"

johnny mengendikkan kedua bahunya, "jadi sayang banget. gak paham gimana bisa aku jadi bucin tolol sama kamu."

















"jeno jeno jeno jeno jeno."

jeno menoleh pada jaemin yang berlari kearahnya yang sedang mengerjakan tugas, "hm?"

jaemin memeluk pinggang jeno dari samping, "perut aku sakit bangett," melasnya.

"tadi kamu makan apa?"

"eskrim."

"berapa?"

"4."

jeno melotot, membenarkan posisi duduk jaemin. tangannya memegang wajah jaemin, tatapannya terlihat panik.

"heh, banyak banget! kamu makan sama siapa?!" tanyanya dengan nada meninggi.

jaemin kewalahan mendengar suara jeno yang meninggi, sehingga cemas sendiri, "j-jen..jangan tinggi tinggi.." jaemin menggenggam tangan jeno untuk menenangkannya.

jeno mengusap wajahnya gusar, "maaf maaf, kamu kenapa bisa makan sebanyak itu?"

"tadi haechan nantangin," jaemin menunjukkan cengiran tidak bersalahnya. jeno menggelengkan kepalanya, so done with this boy.

"kan sekarang sakit kan?"

"gapapa hehe."

"gapapa bibir bibirmu, biaya pemakaman mahal tau gak?"

jaemin mendengus kesal, "jahat amat, gak ada sweetnya banget sih nih orang!"

jeno berdecak kesal, "uke rese ya lo." jeno berdiri, ia menarik kaki jaemin dan meluruskannya di sofa. tangannya mengambil boneka penguin yang ada di sofa, dan menaruhnya ke pelukan jaemin.

"duduk sini dulu."

jeno berjalan menuju ke arah dapur. mengambil segelas air hangat dan buah pir. kakinya melangkah kembali ke arah ruang tamu, menaruhnya ke meja.

gelas tadi jeno memberikannya pada jaemin, "nih, minum. biar reda dulu."

jaemin masih mengerucutkan bibirnya, meski tangannya mengambil gelas dari jeno. jeno tersenyum kecil, ia mengelus kepala jaemin.

"makanya jangan banyak banyak makannya sayang, kan sakit jadinya.." ucap jeno dengan nada lembut. jaemin menahan senyumannya, mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"hei denger gak?"

jaemin kembali ke jeno dengan kikuk, "h-hah? i-iya iya.."

jeno menaikkan kedua alisnya untuk memastikan jawaban jaemin. tapi jaemin malah menganggapnya jeno terlalu serius sampai jaemin ketakutan sendiri.

"iya maaf.." jaemin menunduk menatap gelasnya yang tersisa sedikit air hangatnya.

"buahnya udah aku cuci, nanti makan aja, perutnya udah enakan?" tanya jeno mengambil boneka yang dipeluk jaemin lalu mengelus perut jaemin.

jaemin tersentak sedikit karna merasa geli, ia menggeleng. "b-belum.."

jeno menepuk kepala jaemin beberapa kali dengan pelan, "maaf tadi aku marah marah, kamu istirahat dulu gih, aku beli obat."




















"ih gak mau.."

"renjun..."

renjun memeluk lengan guanlin menahannya agar tidak pulang. kebiasaan, manja banget kalau udah sama pacar..

guanlin menggaruk tengkuknya, soalnya daritadi diliatin doyoung mulu. mana tajem alasannya. guanlin jadi ngeri sendiri.

"renjun, gausah manja deh," ucap doyoung dari belakang. renjun merotasikan matanya malas, "kak kalau gak tahan liat uwu pergi aja."

"adek brengsek."

guanlin membungkukkan badannya, mengelus pipi renjun sambil tersenyum. "hei, aku mau pulang dulu masa gak boleh?"

renjun menggeleng, mengembungkan pipinya tanda menolak. "gamauuu"

"malem aku kesini lagi."

"LAI GUANLIN GUA BI-"

"SERIUS?!" mata renjun berbinar menyela ucapan doyoung. bertingkah seakan tidak peduli lagi pada kakaknya sendiri.

guanlin membuang nafas pasrah, lalu mengangguk. renjun menyengir, lalu mengangguk antusias. "yaudah dehh"

"yaudah, aku pulang dulu." guanlin melambaikan tangannya, kakinya meloncat loncat kecil sampai guanlin merasa gemas sendiri.

"babaiiiii!!"

guanlin naik ke motornya, memasang helmnya. kemudian, guanlin menarik gasnya dan-





"GUANLIN!"

















alhamdulilah akhirnya konflik. maafkan mood saya yang jelek kemaren hshshshshshshs. berhubung gua lg dapet jdi kek kek kek-

deprsyen turn on.

have a nice day syg!!
keep vomment this umumumumu

Cicatrices | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang