40. quarante

644 59 15
                                    

"it's okay, yong.. gua sama ten ada buat lu kok, bahkan gak cuman kita, ada yuta, winwin dan—"

"j-john, JOHN!" yuta datang ke apartment johnny dan ten dengan panik. kondisi wajahnya terlihat panik, benar benar panik.

johnny berdiri, "iya, kenapa yu—"

"t-ten!, TEN JATOH DARI ROOFTOP"

johnny membeku mendengar ucapan yuta. butuh beberapa detik untuk mencernanya. kemudian, johnny berlari keluar. sebelumnya ia mengambil access card miliknya, kemudian berlari menuju ke lift.

johnny semakin mempercepat langkahnya untuk pergi ke rooftop. dari lantai 17 ke lantai 33 gak butuh waktu banyak. sayangnya, salah satu lift error. terpaksa johnny harus nunggu lift di sebelah yang masih ambil orang di lantai P6.

butuh sekitar 6 menit, akhirnya johnny masuk ke dalam lift yang berisi 4 orang doang. sepanjang jalan johnny berusaha tenang, tapi mau gimana lagi, susah.

ten jatoh dari rooftop, orang idiot mana yang bisa tenang kalau pacarnya mengalami kecelakaan yang bener bener menyeramkan.

waktu di rooftop, johnny baru sadar. seharusnya dia kebawah.

"AH TOLOL!" teriak johnny ke dirinya sendiri. emang salahnya. johnny gak bisa mikir selain ke ten yang jatoh. bahkan dia gak bisa mikir kalau seharusnya dia pergi ke lantai 7.

johnny berlari, gak ke lift. melainkan jalur evakuasi. menurut johnny dia bisa lebih cepet berjalan turun lewat tangga dibandingkan tunggu lama lagi di lift.

yuta sendiri gak bisa ngomong apa apa, taeyong juga yang sempet shock denger ucapan yang keluar dari mulut yuta tadi.

lantai 9,

lantai 8,

lantai 7.

johnny akhirnya sampai di lantai tujuh dengan butuh waktu cuman 2 menit aja.

johnny berlari keluar. kakinya melangkah menuju spot kolam renang yang bersambungan dengan playground.

tepat di tengahnya, tubuh ten terkapar di tanah. dengan darah yang bener bener banyak keluar dari kepalanya. ambulan belum dateng, dan johnny udah lemes liatnya.

johnny berjalan pelan, lalu berlutut. ditariknya kepala ten, dan pangkuin ke pahanya.

"t-ten, kamu kenapa ada disini hei?" ucap johnny lembut. tangannya mengusap tangan ten yang masih terasa hangat.

"a-ayo bangun, hey, what are you doing in here babe?" meski johnny masih berusaha tidak menangis, mata dan nada suaranya gak bisa boong kalau johnny bener bener gak bisa liat ten tertidur lemah di pangkuannya.

taeyong menutup mulutnya. ten, sahabatnya sendiri jatoh dari ketinggian lebih dari 25 meter. maksudnya ten bunuh diri?

"ten, wake up... belum malem kamu ngapain tidur?" johnny mengusap mata yang basah. mau panik juga rasanya gak bisa, dia udah lemes sekarang.

yuta sendiri menelpon ke nomor darurat 119 buat segera kirim ambulan. perkiraan butuh 8 menit dari jarak apartment dan pusat rumah sakit.

"john, s-sebentar lagi kok ambulan dateng.."




















"chan, ayo pulang.." ucap jeno mengajak haechan yang masih berlutut di depan batu nisan dengan simbol salib diatasnya.

foto mark, yang tersenyum manis terpajang di depannya. dengan bunga bunga yang memenuhi makam mark lumayan menghiasinya dengan baik.

haechan menggeleng, "gak dulu jen..."

"chan ini—" ucapan jeno dipotong oleh renjun. lelaki itu menarik tangan jeno untuk mundur, dan menggeleng ke arah jeno.

"jangan.." bisik renjun menatap ke jeno dengan sendu.

akhirnya jeno menghela nafas, dan meninggalkan haechan. begitu juga dengan renjun. sempat berbalik untuk melihat kearahnya, haechan yang masih menatap makam itu.

renjun lanjut berjalan, berpikir setidaknya haechan bisa berbincang sebentar sama mark yang sama sekali udah gak berwujud.

haechan sendiri menatap ke makam milik mark. matanya fokus ke foto mark, lelaki manis itu tertawa kecil.

"apaan senyum? ninggalin gitu aja.. jahat."

haechan menyunggingkan senyum kecilnya, "jahat.. padahal udah janji bakal tetep bareng bareng.."

hembusan nafas keluar dari bibir haechan dengan cukup panjang. haechan gak bisa nangis lagi rasanya, udah kelanjur sakit dan mati rasa.

"kak mark tau kan aku gak suka orang bohong? tapi kak mark kok bohong.." lirih haechan. tangannya mengelus batu nisan itu dengan lembut.

"dulu selalu bilang kalau sayang banget sama tuhan karna tuhan itu baik, sekarang tuhan mempertemukan kalian akhirnya.." haechan tersenyum tipis.

"akhirnya ya? tuhan bener bener tunjukin kebaikannya ke anaknya yang selalu bilang kalau dia sayang sama tuhan," ucap haechan dengan tenang.

angin angin yang menerpa pemakaman kota cukup kencang. dari warna awannya sudah menunjukkan kalau akan hujan.

"you did it.."

rintuk rintik hujan mulai turun, membasahi tanah dan puluh batu nisan yang ada disana. begitu juga dengan haechan, kaos hitamnya mulai basah. rambutnya juga, seluruh tubuhnya basah.

drrt‐ drrt-

getaran terasa di saku celana haechan. haechan merogoh sakunya, yang kemudian mengambil ponselnya itu.

"halo?"

"....."



































haechan berlari menyusuri lorong rumah sakit. belum sampai 1 minggu, haechan harus bertemu dengan gedung ini lagi. haechan mulai muak liatnya.

gedung dimana dia harus berpisah sama seseorang yang dia sayang.

haechan berlari ke lorong ruangan UGD, dimana ruang tunggu dipenuhi oleh johnny, yuta, taeyong, winwin dan jaehyun.

langkah haechan berhenti saat orang orang beralih perhatian kepadanya. baju haechan yang kusut dan basah kuyup karna hujan hujanan, raut wajahnya yang keliatan banget lagi kacau.

"k-kak ten. kak ten kenapa tadi?" tanya haechan.

sayang, sama sekali tidak ada yang mengindahkan pertanyaannya.

haechan berjalan ke UGD dengan kasar. sebelum lelaki itu membuat kekacauan, yuta mencegah haechan untuk bersikap tenang.

tapi haechan terus bertingkah gusar, dia masih melawannya.

sampai akhirnya haechan beralih ke johnny, menatapnya dengan datar.

"kak ten.. dia kenapa?"

johnya yang menatap kebawah, hanya menggeleng. "i don't even know, chan.."

haechan tertawa, "kak johnny pacarnya, kenapa gak tau?" tanya haechan dengan nada yang cukup meremehkan johnny.

"kenapa dia bisa jatoh?" haechan menunjuk ke pintu UGD dengan perasaan marah yang mulai menyelimutinya sekarang.

tidak ada jawaban. semua hening.

si bungsu itu mulai diam sesaat, ia membasahi bibirnya.

"kenapa, KENAPA GAK ADA YANG JAWAB BANGSAT?!"




























































"pasien dinyatakan meninggal, pada pukul 04.47."















































sudah kubilang aku tidak ingin kasih happy ending;)

네, 죄송합니다..

Cicatrices | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang