32. trente-deux

654 63 1
                                    

"s-sho, please.."

helaan nafas keluar dari bibir shotaro. bahkan tangannya kini sudah pasrah dicengkram keras oleh sungchan. matanya menuju cengkraman sungchan, lengan beruratnya terlihat.

shotaro membasahi bibirnya sekilas, "cengkraman lu..terlalu sakit."

seketika sungchan lansung melonggarkan cengkramannya, lalu melepasnya dengan kikuk. "m-maaf.."

"chan, udah ya?" shotaro berusaha tersenyum di hadapan sungchan sekarang. meski matanya tidak bisa membohongi kalau dia benar benar ingin menangis.

sungchan menggeleng, "gamau, aku gamau.." kepalanya terus menggeleng berkali kali, membantah ucapan shotaro terus menerus.

"gamau.." kini sungchan malah menangis.

shotaro tersenyum kecil, ia berjinjit kecil. tangannya berusaha meraih kepala sungchan. sungchan yang menunduk karna menangis merasa kepalanya disentuh oleh shotaro.

shotaro sedang mengelus kepalanya lembut, "gua gamau....ada konflik la—"

tiba tiba sungchan menarik shotaro. memeluk lelaki mungil itu dengan sangat erat. shotaro mulai merasa, sungchan benar benar tak rela kehilangan dirinya.

bahkan pelukan sungchan nyaris membuatnya sesak karna terlau erat. sungchan menangis di leher shotaro, menangis dengan keras layaknya anak kecil.

shotaro menangis, tapi ia lebih memilih untuk tertawa. tangannya mengangkat dan menepuk kepala sungchan.

"shh...j-jangan nangis..." ucapnya lembut.

sungchan malah semakin menangis karna ucapan shotaro. shotaro merasa sesuatu yang janggal. dadanya terasa begitu sakit dan sesak mendengar suara tangisan sungchan.

heran, kenapa sesakit ini? shotaro terus merenungkan itu berkali kali.

shotaro menatap ke arah langit. yang tampak suram dan gelap, di depan rumah shotaro hanya ada pohon dan langit malam.

sama gelapnya, seperti kedua orang yang berpelukan itu. sama suramnya, seperti hubungan mereka yang sangat berantakan.

tanpa mereka sadari, tangan sungchan dan shotaro saling bertautan. tangan shotaro yang meremas tangan sungchan agar tidak bisa lepas darinya.

"sungchan..."




















renjun mulai bangkit dari kursinya. memakai topi hoodie berwarna biru tuanya. dengan tas yang digendong di sebelah bahunya, renjun berjalan keluar dari kelas.

bersamaan langkah kakinya, bel sekolah terdengar. renjun menghela nafas, menatap langkah kakinya. sepatu berwarna hitamnya...yang menginjak lantai.

renjun iseng mengabaikan tali sepatu yang terlepas. tidak peduli ataupun tidak tertarik untuk mengikatnya kembali.

pandangannya renjun kembali lurus kedepan, tapi tiba tiba renjun malah menginjak tali sepatu sebelah kirinya dan tersandung.

tanpa suara, renjun terjatuh cukup keras. kakinya terasa ngilu, sepertinya terkilir.

sebuah uluran tangan saat renjun tengah mengelus betisnya yang terasa benar benar sakit menarik perhatiannya. renjun mendongak, sosok guanlin diatasnya yang tersenyum. tangan panjangnya yang masih terulur untuk membantu renjun berdiri.

mau tidak mau, renjun menerima uluran tangan itu agar bisa berdiri. renjun membersihkan celana putih bagian belakangnya sebentar, lalu berjalan dengan kikuk.

"m-makasih." baru saja renjun akan berjalan, ia malah nyaris terjatuh lagi jika tidak ditahan oleh guanlin.

sekarang posisi guanlin dan renjun saling bertatapan, dengan jarak yang hanya 7cm. terlalu dekat untuk hanya sebatas hubungan orang asing menurut renjun.

renjun mengedipkan matanya saking terkejut, sedangkan guanlin asik menatap bola mata renjun yang cantik baginya.

guanlin menyunggingkan senyumannnya, "gua inget lu, Huang Renjun.."



















"jaehyun!!" taeyong berlari dan melompat ke arah jaehyun yang sedang tertidur di kasur.

jaehyun membuka matanya, mendengar teriakan taeyong. "ih ih ih, ayo ke starbucks!! aku mau ubiiii" taeyong melompat lompat di kasur, mengganggi jaehyun yang baru saja terbangun dari tidurnya.

"ntar ih..aku lagi ngantukk"

"ahh ih, jaeee ayoo ih!" taeyong tetap memohon pada pacarnya agar permintaannya diturutin.

berkali kali taeyong memanggil jaehyun, hanya dijawab dengan oleh dehaman saja. sampai akhirnya taeyong mulai kelelahan memmbujuk jaehyun.

taeyong jatuh ke dada jaehyun, berbaring diatasnya dengan bibir yang mengerucut karna jaehyun masih saja memejamkan matanya.

taeyong beralih menjadi mencoret coret dada jaehyun dengan jari telunjuknya. bibirnya masih saja manyun, berubah menjadi mode uke ngambek kalau kata jaehyun sih.

"kamu mah jahat...gak sayang aku lagi.." ucapnya pelan. taeyong mendusel di dada jaehyun dengan hidungnya.

jaehyun membuang nafas, menahan jari taeyong yang bergerak gerak mencoret coret dadanya.

"gak sayang apalagi sih...kenapa hm?" tanya jaehyun dengan suara berat dan seraknya yang khas baru bangun tidur.

taeyong bangun dari dada jaehyun, "ih! orang aku dari tadi mau ubi kamu gak denger?"

bukannya menanggapi, jaehyun malah menarik kepala taeyong untuk bersandar di dadanya lagi.

tangannya mengelus elus kepala taeyong, kembali memejamkan matanya lagi. tangan satunya menumpu kepalanya untuk menjadikannya bantal.

"ntar sayang.."

"ck, yaudah deh.."

























apakah cukup utnuk menghibur kejombloan kalian?? kurasa tidak..
nyengir lu jomblo😅🤚

ayo ih jgn sider!! vomment sini ceffattt
anw, thanks for 8,4k hshshshshs cpt juga ye??

have a nice day!! umumumumumu

Cicatrices | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang